Riady Connection: Sisi Kelam Sosok James Riady Agen Intelijen Militer China
"Singkatnya, John Huang dan James Riady dicurigai keras sebagai agen intelejen militer China yang menyusup ke pemerintahan AS melalui Clinton."
"Singkatnya, John Huang dan James Riady dicurigai keras sebagai agen intelejen militer China yang menyusup ke pemerintahan AS melalui Clinton."
Riady Connection
Sisi Kelam Sosok James Riady Agen Intelijen Militer China Tulisan ini coba untuk membahas tentang bahaya seorang James Riady, owner Lippo Grup.... Kenapa James Riady ini dikategorikan orang yang sangat berbahaya bagi Indonesia?
Sisi Kelam Sosok James Riady Agen Intelijen Militer China Tulisan ini coba untuk membahas tentang bahaya seorang James Riady, owner Lippo Grup.... Kenapa James Riady ini dikategorikan orang yang sangat berbahaya bagi Indonesia?
Kami akan uraikan dasar dan alasannya. James Riady, anak Muchtar Riady, ex Dirut Bank BCA milik Liem Sioe Liong (sudono salim, orang terkaya di Indonesia), punya reputasi buruk. Sama seperti ayahnya, Mochtar Riady yang dibina oleh Liem Sioe Liong, James Riady dibina Antony Salim (anak tertua Liem Sioe Liong).
James Riady kini mengelola kerajaan bisnisnya Lippo Grup yang diwariskan ayahnya. Terdiri berbagai jenis usaha : bank, property, media dll. Lippo Grup didirikan Muctar Riady selepas muchtar berhenti sebagai Dirut Bank BCA. Lippo Grup kemudian tumbuh berkembang menjadi konglomerasi. Namun, berbeda dengan ayahnya, James Riady dalam memimpin Lippo Grup terkenal dengan reputasi buruknya. Kriminal. Curang.
Kerap Langgar hukum. Pelanggaran hukum itu dilakukan James Riady di Indonesia dan di AS. Kami sudah pernah membahas beberapa pelanggaran hukum oleh James Riady. Diantaranya : James Riady memalsukan laporan keuangan Bank Lippo yang menggoncang pasar modal RI dan timbulkan krisis kepercayaan investor asing.
Bank Lippo terlibat penerbitan laporan keuangan ganda yang melanggar UU tentang Bank Indonesia Pasal 49 dan diancam 10 tahun penjara. BI dan Bapepam Depkeu menyelidiki kasus penggandaan lapkeu Depkeu tersebut untuk mengetahui pelanggaran-pelanggaran UU dan kerugian keuangan negara.
Sesuai Lapkeu per 30 Sept 2002 yang disampaikan ke publik pada 28 Nov 2002 total aktiva Bank Lippo Rp 24 triliun. Laba bersih Rp 98 miliar. Namun dalam laporan ke BEJ pada 27 Des 2002 total aktiva berubah jadi Rp 22.8 triliun (turun Rp 1,2 triliun) dan rugi Rp1.3 triliun.
Perbedaan Lapkeu Lippo Bank itu menimbulkan kegemparan. Ditemukan adanya penurunan aset yang diambil alih (AYDA) dari Rp 2.4 triliun. Penurunan aset yang diambil alih (AYDA) dari Rp 2.4 triliun menjadi Rp. 1.4 triliun. Akibatnya Capital Adequacy Ratio (CAR) anjlok. CAR Bank Lippo anjlok dari 24.77% menjadi 4.23%.
Penyebabnya : Manipulasi oleh manajemen Bank Lippo. CAR anjlok disebabkan karena agunan yang dijadikan aset berasal dari kelompok Lippo : PT Bukit Sentul Tbk, PT Lippo Karawaci Tbk, PT Lippo Cikarang Tbk, PT Lippo Securities Tbk, PT Hotel Prapatan Tbk, dan PT Panin Insurance Tbk, dan seterusnya. Audit BI terhadap Bank Lippo juga melanggar di pasar modal berupa perdagangan memanfaatkan informasi dari orang dalam (insider trading).
Bank Lippo juga melanggar peraturan/ UU terkait penunjukan komisaris Independen yang tidak sesuai keputusan BEJ (Bursa Efek Jakarta). Bank Lippo juga dinyatakan melanggar AD/RT Perseroaan dan prinsip Good Corporate Governance (GCG). Bank Lippo dirampok pemiliknya sendiri. Perilaku merampok bank sendiri itu bukan yang pertama dilakukan James Riady. Sebelumnya, pada 1990 terjadi di Little Rock, Arkansas, AS.
Pihak Pemeriksa Bank AS menemukan 900 transaksi wire transfer mencurigakan oleh Lippo Bank, Little Rock, Arkansas. Auditor menemukan lebih 900 wire transfer senilai $ 7 juta ke rekening di Bank Cina HongKong, yang dimiliki oleh Lippo & China Resources. Semua transfer dipesan atas nama palsu dan disetujui oleh hanya seorang supervisor. Tidak ada pejabat bank berwenang yang mengaku mengetahui.
Pihak Regulator perbankan AS sudah memberi saran agar bank tersebut ditutup, namun James Riady tetap bertahan dengan menambah modal US$ 26 juta. Roy Tirtadji, managing director grup Lippo mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Lippo Bank merugi karena mengabaikan banyak prinsip. Belakangan penyidik kongres mengetahui bahwa Bank Lippo (d/h California Bank) tersebut tetap dipertahankan karena ada tujuan tersembunyi. Pendirian Bank tersebut hanya strategi James Riady untuk bermain di panggung politik AS. Menempel Clinton yang terpilih jadi presiden pada 1992.
Jauh sebelumnya, Mochtar Riady memutuskan beli Bank Stephen Inc pada 1970-an, perbankan perumahan yg berbasis di Little Rock, Arkansas. Lalu Mochtar juga membeli kepemilikan Worthen Bank dan menjadikan James Riady (28 tahun) sebagai Worthen's Co-President. James Riady punya ketertarikan khusus pada orang-orang penting di kalangan politisi. James selalu cari kesempatan bertemu Gubernur Clinton. Bahkan Ketika Clinton bepergian ke Hong Kong (1985) James Riady mengatur pelayaran dari Hong Kong, dinner, shopping dan pesta koktail.
Ketika Bill Clinton terpilih menjadi Presiden pada tahun 1992, ayah James, Mochtar Riady terbang ke Little Rock, Arkansas, AS. Mochtar datang khusus beri selamat kpd Hillary Clinton yang menerima penghargaan "Arkansan of the Year". Dia sumbangkan $50.000 untuk Hilary.
Pada awal 1993 James Riady menempel ketat Grobmyer, teman karib Clinton. James juga ikut menemani Grobmyer beberapa kali ke Gedung Putih. Pejabat lain yang ditempel ketat James Riady adalah Pembantu Presiden, Middleton yang selalu mengajaknya ketemu Presiden Clinton. Dalam mendekati dan melobi Clinton dan pejabat-pejabat tinggi AS, James Riady dibantu John Huang, eksekutif Lippo Bank.
Kemudian Huang berhasil ditempatkan James Riady sebagai pejabat tinggi/Deputy Menteri Perdagangan AS. Pada Sept 1995, seusai pertemuan khusus James Riady dengan Clinton dan James Riady di Oval Office, White House, Huang pindah ke DNC.
Di DNC atau Komite Nasional Partai Demokrat, Huang punya tugas khusus sebagai Fund Raiser alias pengumpul uang sumbangan Partai Demokrat. Dalam menanam pengaruhnya ke Clinton dan Gedung Putih, James juga menggandeng mantan asisten Presiden Jimmy Carter, Vernon Weaver.
Sedangkan John Huang mantan eksekutif Lippo Grup tetap berperan sebagai tangan kanan James Riady dan disusupkan ke Gedung Putih. Sementara itu, ketika Senator Al Gore kunjungi Asia 1989, sudah selalu disertai John Huang yang dibayar organisasi Buddha, Fo Kwang Shan.
Dan pada tahun 1991, sebuah entitas yang dikenal CIA sebagai samaran intelejen militer Cina membeli saham di Bank Cina Lippo di HongKong. Badan-badan intelijen AS (NSA, CIA dll) sejak awal mengenali China
Resources Co adalah sebuah entitas samaran intelijen militer Cina. Pada Agustus 1992, James Riady terbang dari Indonesia ke Los Angeles untuk ambil bagian dalam acara penggalangan dana untuk Clinton. Penyidik FBI membuktikan bahwa James Riady sewa limusin berdua dgn Clinton, menyerahkan US$ 100.000 dan menjanjikan tambahan US$ 1 juta. Namun, penyidik FBI hanya bisa membuktikan sumbangan gelap/illegal Riady dan Huang ke Clinton sebesar US$ 700.000 utk kampanye Clinton.
Sumbangan ilegal James Riady dan John Huang ke Clinton itu diberikan melalui para karyawan Grup Lippo dan anak perusahaannya”. Para penyumbang ilegal itu mayoritas tidak tinggal di AS. Kasus ini pun meledak. Rakyat dan Pemerintah AS bertanya2.
Apa motifnya? Salah 1 pertanyaan yang diajukan oleh Penyidik Kongres adalah "Mengapa?". Apa yang diharapkan James Riady dengan pendanaan Bill Clinton?
Kongres dan Rakyat AS percaya James Riady/Lippo adalah teknik operasi Spionase utama pemerintah Cina, yang sengaja menyuap Presiden Amerika. Tujuannya bermacam-macam untuk kepentingan China : Perdagangan, kompromi keamanan AS dan mencuri rahasia milter dan teknologi AS. Apalagi Penyidik Kongres AS berhasil membongkar jaringan operasi James Riady yang melibatkan lebih dari seratus orang, mayoritas Cina. Oleh para penyidik Kongres AS, mereka ini dijuluki "jaringan bambu" atau "Operasi Jaringan Bambu". Selama jadi teman akrab Clinton, James berhasil mendesak Presiden AS itu utk mengembalikan status "paling disukai bangsa" kepada Cina.
J
ames Riady juga berhasil merayu Clinton untuk melonggarkan sanksi ekonomi terhadap Cina, diberlakukan setelah pembantaian Tiananmen Square. Clinton, seperti halnya Jokowi, kampanyenya signifikan didanai oleh James Riady. Clinton patuh pada James Riady. Penuhi banyak usulnya. Juni 1993, dua minggu setelah Cina diberi status "paling disukai bangsa", Riady raih laba US$ 163 juta di China Resources (d/h Lippo Bank Hongkong). Laba China Resources Ltd itu menaikan harga sahamnya > 50% di atas nilai pasar. Riady untung besar untuk kedua kalinya/ berlipat ganda.
James dengan pengaruhnya, berhasil cegah Clinton yang ingin membatalkan serangan FBI pada jemaat fanatik Kristen Daud di Waco Texas, 19/4/93. Akibat serangan FBI itu puluhan pria, wanita dan anak-anak tewas dan terluka parah. Clinton dan James menonton tragedi itu di Oval Office WhiteHouse. Clinton bahkan punya waktu saat Tragedi Nasional itu terjadi dengan memberikan Riady bonus tour melihat-melihat "the Situation Room" di Gedung Putih. Peristiwa itu masih jauh dari skandal Lippogate yang kemudian menyebabkan Presiden Clinton dijuluki "Presiden AS China Yang Pertama".
J
ames dan Keluarga Riady mampu menunjukkan pada dunia tentang hubungan istimewanya dengan Presiden Clinton selama KTT APEC 1993 di Seattle, Washington. Bahkan Lippo Grup diberi tugas khusus untuk mengorganisir pengusaha-pengusaha Indonesia saat kunjungi Little Rock, Arkansas, sebelum puncak APEC.
Ada perjanjian khusus State Arkansas dan RI yang harus ditandatangani saat Puncak KTT APEC oleh Presiden Clinton dan Presiden Soeharto. Dan James Riady berada di tengah kedua kepala negara itu sebagai saksi sekaligus inisiator dan prakarsa perjanjuan Arkansas dan RI. Selama KTT APEC 1993, Clinton melakukan pertemuan dengan Presiden Soeharto, bersama-sama dengan James Riady, meski diprotes para staf Clinton. Clinton bertemu Suharto lagi selama KTT G-7 di Tokyo pada bulan Juli 1993, dan kemudian mengirim catatan tulisan tangan untuk James Riady.
Dalam tulisan tangan itu, Presiden Clinton mengatakan dirinya sungguh menikmati pertemuannya dengan Presiden Suharto. Pada KTT APEC pada tahun 1994, dimana Indonesia sebagai tuan rumah, Presiden Clinton menghabiskan lebih banyak waktu dengan James Riady. Obrolan serius Clinton dan Riady berhenti hanya untuk berpose dalam kemeja batik bersama PM Selandia Baru Jim Bolger.
Luar biasa Riady ! Pada tahun 1994, Mendag AS Ron Brown kunjungi Cina membawa "belum pernah terjadi sebelumnya" US$ 5.5 miliar dari transaksi perdagangan. Termasuk didalamnya paket kesepakatan $1 miliar untuk sebuah perusahaan Arkansas yang mengelola Bisnis Lippo di PLTU 725 MW di Fujian Cina. T April 1994, Clinton terpaksa berhentikan Wakil Jaksa Agung AS, Web Hubbell, karena tuduhan penipuan terkait Skandal Rose Lawfirm & Whitewater. Hubbell diketahui kolusi dengan James Riady dan John Huang.
Catatan Gedung Putih mereka bertemu setiap hari dari 21 - 25 Juni 1994. Hubbell bertemu Riady pada 23 Juni 94 dan 4 hari kemudian Hubbell terima US$ 100.000 dari Riady melalui Bank Cina HongKong. James Riady pura-pura menempatkannya dalam List Gaji Grup Lippo Bank, yang oleh lembaga-lembaga intelejen AS dicurigai sebagai milik intelijen militer China. Hubbell lalu dipenjara dengan tuduhan terima suap dan dugaan bekerja sama dengan Lippo yang dicurigai sebagai kedok intelejen militer china. Presiden Clinton mengaku tidak mengetahui apapun mengenai pengkhianatan pejabat kepercayaannya itu, sampai dia tahu dari berita pers.
Kurang dari 2 minggu setelah Kasus Hubbell, Presiden Clinton menunjuk John Huang sebagai asisten Menteri Perdagangan AS. John Huang pun resmi mundur dari grup Lippo dengan menerima bonus US$ 800.000 dari James Riady”.
Asisten Mendag J Huang kemudian diketahui mengeluarkan izin lolos keamanan sementara untuk penjualan ekspor teknologi senjata ke China. Para penyidik kongres belakangan mengetahui Huang telah 37 kali menghadiri briefing CIA untuk teknologi enkripsi yang diteruskan Huang Ke China. John Huang meninggalkan gedung CIA sesaat kemudian dan pergi ke kantor Lippo, dimana ia menelpon dan mengefax ke lokasi di luar negeri. Pihak intelijen AS kemudian menemukan bahwa Huang telah mengirim informasi rahasia perdagangan ke Grup Lippo kantor pusat di Jakarta. Huang diketahui telah melakukan 70 kali pengiriman dan sepanjang waktu itu, pengaruh China di Washington tumbuh sangat pesat.
Selama tahun 1994 dan 1995, pemerintahan Clinton diperbolehkan AT & T untuk menjual sistem komunikasi yang aman untuk tentara Cina. Dalam kesepakatan yang dikenal sebagai "Hua Mei" yang kemudian menjadi bumerang dramatis bagi AS. Cina mengulang teknologi enkripsi itu. Dan diekspor kembali ke Irak untuk digunakan dalam sistem pertahanan udara Irak. Presiden Clinton terlibat dalam persetujuan penjualannya. Singkatnya, John Huang dan James Riady dicurigai keras sebagai agen intelejen militer China yang menyusup ke pemerintahan AS melalui Clinton
James Riady kini mengelola kerajaan bisnisnya Lippo Grup yang diwariskan ayahnya. Terdiri berbagai jenis usaha : bank, property, media dll. Lippo Grup didirikan Muctar Riady selepas muchtar berhenti sebagai Dirut Bank BCA. Lippo Grup kemudian tumbuh berkembang menjadi konglomerasi. Namun, berbeda dengan ayahnya, James Riady dalam memimpin Lippo Grup terkenal dengan reputasi buruknya. Kriminal. Curang.
Kerap Langgar hukum. Pelanggaran hukum itu dilakukan James Riady di Indonesia dan di AS. Kami sudah pernah membahas beberapa pelanggaran hukum oleh James Riady. Diantaranya : James Riady memalsukan laporan keuangan Bank Lippo yang menggoncang pasar modal RI dan timbulkan krisis kepercayaan investor asing.
Bank Lippo terlibat penerbitan laporan keuangan ganda yang melanggar UU tentang Bank Indonesia Pasal 49 dan diancam 10 tahun penjara. BI dan Bapepam Depkeu menyelidiki kasus penggandaan lapkeu Depkeu tersebut untuk mengetahui pelanggaran-pelanggaran UU dan kerugian keuangan negara.
Sesuai Lapkeu per 30 Sept 2002 yang disampaikan ke publik pada 28 Nov 2002 total aktiva Bank Lippo Rp 24 triliun. Laba bersih Rp 98 miliar. Namun dalam laporan ke BEJ pada 27 Des 2002 total aktiva berubah jadi Rp 22.8 triliun (turun Rp 1,2 triliun) dan rugi Rp1.3 triliun.
Perbedaan Lapkeu Lippo Bank itu menimbulkan kegemparan. Ditemukan adanya penurunan aset yang diambil alih (AYDA) dari Rp 2.4 triliun. Penurunan aset yang diambil alih (AYDA) dari Rp 2.4 triliun menjadi Rp. 1.4 triliun. Akibatnya Capital Adequacy Ratio (CAR) anjlok. CAR Bank Lippo anjlok dari 24.77% menjadi 4.23%.
Penyebabnya : Manipulasi oleh manajemen Bank Lippo. CAR anjlok disebabkan karena agunan yang dijadikan aset berasal dari kelompok Lippo : PT Bukit Sentul Tbk, PT Lippo Karawaci Tbk, PT Lippo Cikarang Tbk, PT Lippo Securities Tbk, PT Hotel Prapatan Tbk, dan PT Panin Insurance Tbk, dan seterusnya. Audit BI terhadap Bank Lippo juga melanggar di pasar modal berupa perdagangan memanfaatkan informasi dari orang dalam (insider trading).
Bank Lippo juga melanggar peraturan/ UU terkait penunjukan komisaris Independen yang tidak sesuai keputusan BEJ (Bursa Efek Jakarta). Bank Lippo juga dinyatakan melanggar AD/RT Perseroaan dan prinsip Good Corporate Governance (GCG). Bank Lippo dirampok pemiliknya sendiri. Perilaku merampok bank sendiri itu bukan yang pertama dilakukan James Riady. Sebelumnya, pada 1990 terjadi di Little Rock, Arkansas, AS.
Pihak Pemeriksa Bank AS menemukan 900 transaksi wire transfer mencurigakan oleh Lippo Bank, Little Rock, Arkansas. Auditor menemukan lebih 900 wire transfer senilai $ 7 juta ke rekening di Bank Cina HongKong, yang dimiliki oleh Lippo & China Resources. Semua transfer dipesan atas nama palsu dan disetujui oleh hanya seorang supervisor. Tidak ada pejabat bank berwenang yang mengaku mengetahui.
Pihak Regulator perbankan AS sudah memberi saran agar bank tersebut ditutup, namun James Riady tetap bertahan dengan menambah modal US$ 26 juta. Roy Tirtadji, managing director grup Lippo mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Lippo Bank merugi karena mengabaikan banyak prinsip. Belakangan penyidik kongres mengetahui bahwa Bank Lippo (d/h California Bank) tersebut tetap dipertahankan karena ada tujuan tersembunyi. Pendirian Bank tersebut hanya strategi James Riady untuk bermain di panggung politik AS. Menempel Clinton yang terpilih jadi presiden pada 1992.
Jauh sebelumnya, Mochtar Riady memutuskan beli Bank Stephen Inc pada 1970-an, perbankan perumahan yg berbasis di Little Rock, Arkansas. Lalu Mochtar juga membeli kepemilikan Worthen Bank dan menjadikan James Riady (28 tahun) sebagai Worthen's Co-President. James Riady punya ketertarikan khusus pada orang-orang penting di kalangan politisi. James selalu cari kesempatan bertemu Gubernur Clinton. Bahkan Ketika Clinton bepergian ke Hong Kong (1985) James Riady mengatur pelayaran dari Hong Kong, dinner, shopping dan pesta koktail.
Ketika Bill Clinton terpilih menjadi Presiden pada tahun 1992, ayah James, Mochtar Riady terbang ke Little Rock, Arkansas, AS. Mochtar datang khusus beri selamat kpd Hillary Clinton yang menerima penghargaan "Arkansan of the Year". Dia sumbangkan $50.000 untuk Hilary.
Pada awal 1993 James Riady menempel ketat Grobmyer, teman karib Clinton. James juga ikut menemani Grobmyer beberapa kali ke Gedung Putih. Pejabat lain yang ditempel ketat James Riady adalah Pembantu Presiden, Middleton yang selalu mengajaknya ketemu Presiden Clinton. Dalam mendekati dan melobi Clinton dan pejabat-pejabat tinggi AS, James Riady dibantu John Huang, eksekutif Lippo Bank.
Kemudian Huang berhasil ditempatkan James Riady sebagai pejabat tinggi/Deputy Menteri Perdagangan AS. Pada Sept 1995, seusai pertemuan khusus James Riady dengan Clinton dan James Riady di Oval Office, White House, Huang pindah ke DNC.
Di DNC atau Komite Nasional Partai Demokrat, Huang punya tugas khusus sebagai Fund Raiser alias pengumpul uang sumbangan Partai Demokrat. Dalam menanam pengaruhnya ke Clinton dan Gedung Putih, James juga menggandeng mantan asisten Presiden Jimmy Carter, Vernon Weaver.
Sedangkan John Huang mantan eksekutif Lippo Grup tetap berperan sebagai tangan kanan James Riady dan disusupkan ke Gedung Putih. Sementara itu, ketika Senator Al Gore kunjungi Asia 1989, sudah selalu disertai John Huang yang dibayar organisasi Buddha, Fo Kwang Shan.
Dan pada tahun 1991, sebuah entitas yang dikenal CIA sebagai samaran intelejen militer Cina membeli saham di Bank Cina Lippo di HongKong. Badan-badan intelijen AS (NSA, CIA dll) sejak awal mengenali China
Resources Co adalah sebuah entitas samaran intelijen militer Cina. Pada Agustus 1992, James Riady terbang dari Indonesia ke Los Angeles untuk ambil bagian dalam acara penggalangan dana untuk Clinton. Penyidik FBI membuktikan bahwa James Riady sewa limusin berdua dgn Clinton, menyerahkan US$ 100.000 dan menjanjikan tambahan US$ 1 juta. Namun, penyidik FBI hanya bisa membuktikan sumbangan gelap/illegal Riady dan Huang ke Clinton sebesar US$ 700.000 utk kampanye Clinton.
Sumbangan ilegal James Riady dan John Huang ke Clinton itu diberikan melalui para karyawan Grup Lippo dan anak perusahaannya”. Para penyumbang ilegal itu mayoritas tidak tinggal di AS. Kasus ini pun meledak. Rakyat dan Pemerintah AS bertanya2.
Apa motifnya? Salah 1 pertanyaan yang diajukan oleh Penyidik Kongres adalah "Mengapa?". Apa yang diharapkan James Riady dengan pendanaan Bill Clinton?
Kongres dan Rakyat AS percaya James Riady/Lippo adalah teknik operasi Spionase utama pemerintah Cina, yang sengaja menyuap Presiden Amerika. Tujuannya bermacam-macam untuk kepentingan China : Perdagangan, kompromi keamanan AS dan mencuri rahasia milter dan teknologi AS. Apalagi Penyidik Kongres AS berhasil membongkar jaringan operasi James Riady yang melibatkan lebih dari seratus orang, mayoritas Cina. Oleh para penyidik Kongres AS, mereka ini dijuluki "jaringan bambu" atau "Operasi Jaringan Bambu". Selama jadi teman akrab Clinton, James berhasil mendesak Presiden AS itu utk mengembalikan status "paling disukai bangsa" kepada Cina.
J
ames Riady juga berhasil merayu Clinton untuk melonggarkan sanksi ekonomi terhadap Cina, diberlakukan setelah pembantaian Tiananmen Square. Clinton, seperti halnya Jokowi, kampanyenya signifikan didanai oleh James Riady. Clinton patuh pada James Riady. Penuhi banyak usulnya. Juni 1993, dua minggu setelah Cina diberi status "paling disukai bangsa", Riady raih laba US$ 163 juta di China Resources (d/h Lippo Bank Hongkong). Laba China Resources Ltd itu menaikan harga sahamnya > 50% di atas nilai pasar. Riady untung besar untuk kedua kalinya/ berlipat ganda.
James dengan pengaruhnya, berhasil cegah Clinton yang ingin membatalkan serangan FBI pada jemaat fanatik Kristen Daud di Waco Texas, 19/4/93. Akibat serangan FBI itu puluhan pria, wanita dan anak-anak tewas dan terluka parah. Clinton dan James menonton tragedi itu di Oval Office WhiteHouse. Clinton bahkan punya waktu saat Tragedi Nasional itu terjadi dengan memberikan Riady bonus tour melihat-melihat "the Situation Room" di Gedung Putih. Peristiwa itu masih jauh dari skandal Lippogate yang kemudian menyebabkan Presiden Clinton dijuluki "Presiden AS China Yang Pertama".
J
ames dan Keluarga Riady mampu menunjukkan pada dunia tentang hubungan istimewanya dengan Presiden Clinton selama KTT APEC 1993 di Seattle, Washington. Bahkan Lippo Grup diberi tugas khusus untuk mengorganisir pengusaha-pengusaha Indonesia saat kunjungi Little Rock, Arkansas, sebelum puncak APEC.
Ada perjanjian khusus State Arkansas dan RI yang harus ditandatangani saat Puncak KTT APEC oleh Presiden Clinton dan Presiden Soeharto. Dan James Riady berada di tengah kedua kepala negara itu sebagai saksi sekaligus inisiator dan prakarsa perjanjuan Arkansas dan RI. Selama KTT APEC 1993, Clinton melakukan pertemuan dengan Presiden Soeharto, bersama-sama dengan James Riady, meski diprotes para staf Clinton. Clinton bertemu Suharto lagi selama KTT G-7 di Tokyo pada bulan Juli 1993, dan kemudian mengirim catatan tulisan tangan untuk James Riady.
Dalam tulisan tangan itu, Presiden Clinton mengatakan dirinya sungguh menikmati pertemuannya dengan Presiden Suharto. Pada KTT APEC pada tahun 1994, dimana Indonesia sebagai tuan rumah, Presiden Clinton menghabiskan lebih banyak waktu dengan James Riady. Obrolan serius Clinton dan Riady berhenti hanya untuk berpose dalam kemeja batik bersama PM Selandia Baru Jim Bolger.
Luar biasa Riady ! Pada tahun 1994, Mendag AS Ron Brown kunjungi Cina membawa "belum pernah terjadi sebelumnya" US$ 5.5 miliar dari transaksi perdagangan. Termasuk didalamnya paket kesepakatan $1 miliar untuk sebuah perusahaan Arkansas yang mengelola Bisnis Lippo di PLTU 725 MW di Fujian Cina. T April 1994, Clinton terpaksa berhentikan Wakil Jaksa Agung AS, Web Hubbell, karena tuduhan penipuan terkait Skandal Rose Lawfirm & Whitewater. Hubbell diketahui kolusi dengan James Riady dan John Huang.
Catatan Gedung Putih mereka bertemu setiap hari dari 21 - 25 Juni 1994. Hubbell bertemu Riady pada 23 Juni 94 dan 4 hari kemudian Hubbell terima US$ 100.000 dari Riady melalui Bank Cina HongKong. James Riady pura-pura menempatkannya dalam List Gaji Grup Lippo Bank, yang oleh lembaga-lembaga intelejen AS dicurigai sebagai milik intelijen militer China. Hubbell lalu dipenjara dengan tuduhan terima suap dan dugaan bekerja sama dengan Lippo yang dicurigai sebagai kedok intelejen militer china. Presiden Clinton mengaku tidak mengetahui apapun mengenai pengkhianatan pejabat kepercayaannya itu, sampai dia tahu dari berita pers.
Kurang dari 2 minggu setelah Kasus Hubbell, Presiden Clinton menunjuk John Huang sebagai asisten Menteri Perdagangan AS. John Huang pun resmi mundur dari grup Lippo dengan menerima bonus US$ 800.000 dari James Riady”.
Asisten Mendag J Huang kemudian diketahui mengeluarkan izin lolos keamanan sementara untuk penjualan ekspor teknologi senjata ke China. Para penyidik kongres belakangan mengetahui Huang telah 37 kali menghadiri briefing CIA untuk teknologi enkripsi yang diteruskan Huang Ke China. John Huang meninggalkan gedung CIA sesaat kemudian dan pergi ke kantor Lippo, dimana ia menelpon dan mengefax ke lokasi di luar negeri. Pihak intelijen AS kemudian menemukan bahwa Huang telah mengirim informasi rahasia perdagangan ke Grup Lippo kantor pusat di Jakarta. Huang diketahui telah melakukan 70 kali pengiriman dan sepanjang waktu itu, pengaruh China di Washington tumbuh sangat pesat.
Selama tahun 1994 dan 1995, pemerintahan Clinton diperbolehkan AT & T untuk menjual sistem komunikasi yang aman untuk tentara Cina. Dalam kesepakatan yang dikenal sebagai "Hua Mei" yang kemudian menjadi bumerang dramatis bagi AS. Cina mengulang teknologi enkripsi itu. Dan diekspor kembali ke Irak untuk digunakan dalam sistem pertahanan udara Irak. Presiden Clinton terlibat dalam persetujuan penjualannya. Singkatnya, John Huang dan James Riady dicurigai keras sebagai agen intelejen militer China yang menyusup ke pemerintahan AS melalui Clinton
Tidak ada komentar:
Posting Komentar