2 INVESTASI LIPPO GROUP TETAP DITOLAK PDF Cetak Surel
Senin, 03 Februari 2014 01:39
PADANG, HALUAN — Dua jenis investasi Lippo Group yang diberi izin oleh Walikota Padang Fauzi Bahar, yakni mal dan hotel tetap ditolak oleh Forum Masyarakat Minangkabau (FMMK). FMMK menolak semua rencana investasi di Sumatera Barat yang terkait dengan tokoh misionaris James T Riady.
“Kami tidak bisa ditawar-tawar. ...Bila Walikota Padang Fauzi Bahar ingin selamat, segera cabut seluruh izin pembangunan super blok itu. Kami tidak pernah meminta dua saja dicabut, namun kami minta James T Riady bersama Lippo Group angkat kaki dari Minangkabau,” kata Wakil Ketua FMMK Irfianda Abidin saat konfrensi pers di Hotel Nabawi Jalan Belitung, Ulak Karang, Sabtu (1/2).
Konfrensi pers tersebut juga dihadiri Sekretaris FMMK Khairul Amri, Ketua Paganagari Sumbar Ustad Aqil, Ketua Majelis Mujahidin Jawahir, dan beberapa Ketua Ormas seperti MKTK, Libas dan lainnya.
Sebelumnya, Rabu (29/1) Walikota Padang Fauzi Bahar menyatakan bahwa izin investasi yang diberakan kepada Lippo Group hanya dua dari empat yang diusulkan ke Pemko Padang. Izin yang diberikan yakni izin pembangunan mal dan hotel. Sedangkan dua izin lainnya yang urung diberikan adalah izin pendirian Rumah Sakit (RS) Siloam dan Sekolah Pelita Harapan. Alasan izin RS Siloam dan Sekolah Pelita Harapan tidak diberikan, karena keduanya mendapatkan penolakan dari Umat Islam Sumatera Barat.
Irfianda mengatakan, informasi yang didapatnya dari berbagai media massa di Sulawesi, James T Riady selalu menggunakan gedung-gedungnya baik mall, hotel sekolah maupun rumah sakit sebagai sarana misionaris.
“Walikota pernah mengatakan pembangunan super blok itu dilengkapi dengan sarana pendaratan helikopter di atas gedung. Asal masyarakat tahu, setiap James T Riady mau menginjil, maka ia selalu menggunakan helikopter menuju gedungnya. Karena, kalau dengan jalan darat, ia bisa dikenali orang, dan memakan waktu. Ini fakta dari media massa yang ada di Sulawesi,” terangnya.
Ketua Paganagari Ustad Aqil mengatakan, perjuangan tanpa pamrih yang dilakukan oleh FMMK bersama ormas lainnya mendapat respon yang baik dari berbagai perantau minang yang ada di Timur Tengah. Dan untuk melanjutkan perjuangan penolakan kehadiran misionaris di ranah minang itu, FMMK telah mendapat dana operasional dari Timur Tengah.
“Semua perjuangan yang dilakukan tidak sia-sia. Tuhan maha bijaksana, dan kami mendapat sumbangan dari Timur Tengah. Kami akan tetap berjuang menolak kehadiran Lippo Group ini sampai darah penghabisan,” paparnya.
Sementara itu, Sekretaris FMMK Khairul Amri mengatakan, bila Walikota Padang dan Lippo Group tetap ngotot untuk melanjutkan pembangunan, maka FMMK akan siap melakukan penghadangan di lokasi bangunan.
“Jangankan untuk membangun gedung, satu besi pun ditancapkan di lokasi Lippo Itu kami akan cabut. Dan kalau memang tidak bisa dielakkan pertumpahan darah, maka kami akan siap. Biarlah terjadi Perang Paderi Jilid II,” tegasnya. (h/wis)
http:// www.harianhaluan.com/ index.php/berita/ haluan-padang/ 29470-2-investasi-lippo-gro up-tetap-ditolakLihat Selengkapnya
— bersama BirunyaLangit SebiruRinduqu Padamu, Muhammad Bungo, Jel Fathullah, dan 34 lainnyaBirunyaLangit SebiruRinduqu Padamu, Muhammad Bungo, Jel Fathullah, Asmawi Kasim, Musratul Wahidin, Bunda Ayuda, Engku Syntal, Eka Satryawati, Ibnu Aqil D. Ghani, Desti Syofian, Lisa Tirani, Fitra Yadi, Sri Setyawati, Ridwandi Al Rasyid, Abu Saina, Ben Pitopang, Rahmida Ismail, Darwien Darwies, Maya Mzen Chania, Ibnu Jafri, Nelfianis Sajja, Buyuang Jambak, Bunda Nda Piliang, Sutan Batuah, Ramdalel Bagindo Ibrahim, Deni Suryadi, Indrawardi Iskandar, Wakwak Se, Muhammad Busyra, Yulfian Azrial, Fikri Mustafa, Bagindo Khairis, Asrul Agin, Sekber-Mm Tolak Siloam, Pituah Mande, Dedi Navis dan Putra Bunga Tanjung.Senin, 03 Februari 2014 01:39
PADANG, HALUAN — Dua jenis investasi Lippo Group yang diberi izin oleh Walikota Padang Fauzi Bahar, yakni mal dan hotel tetap ditolak oleh Forum Masyarakat Minangkabau (FMMK). FMMK menolak semua rencana investasi di Sumatera Barat yang terkait dengan tokoh misionaris James T Riady.
“Kami tidak bisa ditawar-tawar. ...Bila Walikota Padang Fauzi Bahar ingin selamat, segera cabut seluruh izin pembangunan super blok itu. Kami tidak pernah meminta dua saja dicabut, namun kami minta James T Riady bersama Lippo Group angkat kaki dari Minangkabau,” kata Wakil Ketua FMMK Irfianda Abidin saat konfrensi pers di Hotel Nabawi Jalan Belitung, Ulak Karang, Sabtu (1/2).
Konfrensi pers tersebut juga dihadiri Sekretaris FMMK Khairul Amri, Ketua Paganagari Sumbar Ustad Aqil, Ketua Majelis Mujahidin Jawahir, dan beberapa Ketua Ormas seperti MKTK, Libas dan lainnya.
Sebelumnya, Rabu (29/1) Walikota Padang Fauzi Bahar menyatakan bahwa izin investasi yang diberakan kepada Lippo Group hanya dua dari empat yang diusulkan ke Pemko Padang. Izin yang diberikan yakni izin pembangunan mal dan hotel. Sedangkan dua izin lainnya yang urung diberikan adalah izin pendirian Rumah Sakit (RS) Siloam dan Sekolah Pelita Harapan. Alasan izin RS Siloam dan Sekolah Pelita Harapan tidak diberikan, karena keduanya mendapatkan penolakan dari Umat Islam Sumatera Barat.
Irfianda mengatakan, informasi yang didapatnya dari berbagai media massa di Sulawesi, James T Riady selalu menggunakan gedung-gedungnya baik mall, hotel sekolah maupun rumah sakit sebagai sarana misionaris.
“Walikota pernah mengatakan pembangunan super blok itu dilengkapi dengan sarana pendaratan helikopter di atas gedung. Asal masyarakat tahu, setiap James T Riady mau menginjil, maka ia selalu menggunakan helikopter menuju gedungnya. Karena, kalau dengan jalan darat, ia bisa dikenali orang, dan memakan waktu. Ini fakta dari media massa yang ada di Sulawesi,” terangnya.
Ketua Paganagari Ustad Aqil mengatakan, perjuangan tanpa pamrih yang dilakukan oleh FMMK bersama ormas lainnya mendapat respon yang baik dari berbagai perantau minang yang ada di Timur Tengah. Dan untuk melanjutkan perjuangan penolakan kehadiran misionaris di ranah minang itu, FMMK telah mendapat dana operasional dari Timur Tengah.
“Semua perjuangan yang dilakukan tidak sia-sia. Tuhan maha bijaksana, dan kami mendapat sumbangan dari Timur Tengah. Kami akan tetap berjuang menolak kehadiran Lippo Group ini sampai darah penghabisan,” paparnya.
Sementara itu, Sekretaris FMMK Khairul Amri mengatakan, bila Walikota Padang dan Lippo Group tetap ngotot untuk melanjutkan pembangunan, maka FMMK akan siap melakukan penghadangan di lokasi bangunan.
“Jangankan untuk membangun gedung, satu besi pun ditancapkan di lokasi Lippo Itu kami akan cabut. Dan kalau memang tidak bisa dielakkan pertumpahan darah, maka kami akan siap. Biarlah terjadi Perang Paderi Jilid II,” tegasnya. (h/wis)
http://
Tanda: Deklarasi Muharram 1435 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar