SERIGALA BERBULU DOMBA] GBI MINTA MAAF KARENA KETAHUAN KRISTENISASI
PALEMBANG – Pimpinan Gereja Bethel Indonesia Musi Palem Indah, menyatakan permintaan maaf secara terbuka kepada umat muslim di Sumatera Selatan (Sumsel). Atas dugaan upaya kristenisasi oleh Pdt Octavianus, terhadap anak-anak muslim pada saat peresmian Palembang Icon Mall, 18 Desember 2013 lalu.
“Saya berjanji akan selalu menjag...a keamanan, ketertiban, kerukunan, keharmonisan dan kebersamaan di Sumsel. Sebagai bentuk kesungguhan dan keseriusan saya, maka pendeta Gereja Bethel meminta maaf secara tertulis,” kata pimpinan Gereja Bethel, Pdt Sapta Tandi SE MM, kemarin (29/1).
Permintaan maaf itu disampaikannya di kantor Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumsel, Jakabaring Palembang, disaksikan Kaban Kesbangpol Sumsel, Ikhwanuddin, Ketua FKUB Sumsel Drs KH Thohlon Abdul Rauf, serta perwakilan dari agama Hindu, Buddha, Katolik, dan Islam.
Pdt Sapta berjanji tidak akan mengulangi tindakan yang melanggar kerukunan umat beragama berupa penistaan agama, pembaptisan, mengajak dan menyerukan untuk masuk ke agamanya baik pada acara resmi maupun tidak resmi. “Kami menyesali kejadian ini, memang ini sudah kedua kalinya. Kejadian di Lubuklinggau beberapa waktu lalu, pendetanya sudah kami pecat karena di luar instruksi. Dan kejadian di Palembang ini, kami minta maaf kepada umat muslim,” janjinya.
Pdt Octavianus yang melakukan pembabtisan pada acara tersebut, menambahkan apabila terulang kembali kejadian yang sama, baik itu oleh yang bersangkutan atau pendeta-pendeta lainnya yang berada di bawah naungan gereja Bathel, silakan diproses secara hukum. “Jika terjadi, maka akan menghadapi proses hukum Pengadilan Negeri Kota Palembang,” tuturnya.
Ketua FKUB Sumsel, Drs KH Thohlon Abdul Rauf mengatakan, dalam UUD 1945 jelas dasar negara adalah Ketuhanan yang Maha Esa dan milik semua warga negara. Sehingga sikap toleransi dalam kerukunan umat beragama sangat diutamakan. “Perbedaan itu pasti, sebagaimana sunatullah. Dan kita tidak bisa menolaknya, harus mensyukurinya. Jadi atas kejadian ini, mari kita bergandengan tangan dan jangan saling sikut-menyikut, menjaga keamanan dan keadilan bangsa ini,” ajaknya.
Sementara Kaban Kesbangpol Sumsel, Ikhwanuddin mengatakan, kerukunan umat beragama di Sumsel nomor satu di Indonesia. Maka ketika ada permasalahan, maka selesaikanlah dengan jalur musyawarah. “Jangan sampai ada perpecahan agama, karena isu ini akan fatal jika tak kita redam,” jelasnya.
Ketua Laskar Front Pembela Islam (FPI) Sumsel, Fajar Wijaya mengatakan, pihaknya hanya mengakomodir laporan yang berasal dari masyarakat yang merasa keberatan terhadap suatu kegiatan agama di luar Islam. Pihaknya siap membantu, dengan tidak melanggar hukum. “Jadi pada prinsipnya kami akan berada di garis terdepan, kalau ada kegiatan penistaan agama, penodaan agama dan kegiatan lainnya,” terangnya.
Dikatakannya, kalau memang dirasa sangat merugikan, pihaknya pun siap untuk membawa ke jalur hukum. Pastinya didukung dengan bukti yang ada. “Kalau mereka meminta maaf dan bersedia tidak mengulangi, maka akan diberikan kesempatan dan diselesaikan secara musyawarah dan selama ini kami menggunakan jalur musyawarah,” pungkasnya.
http://sumeks.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar