Selasa, 28 Oktober 2014

PARA CINA PENGHUJAT BANGSA PRIBUMI:


Belakangan ini marak sekali mengenai rasialisme, dimana terjadi
kekerasan terhadap WNI keturunan (WNIk) Cina.
    Saya tidak akan melihat masalahnya dari sudut pandang mereka sebagai
manusia yg merdeka, jadi mempunyai hak dan juga mempunyai martabat, atau
apalah namanya. Namun yg jelas semua musibah harus dijadikan introspeksi utk
berubah, dan ini yg saya lihat tidak pernah mereka lakukan dari dahulu
'kala' sampai sekarang.
    Pertama kali yg akan saya tuturkan adalah mengenai Cina di Medan. Saya
tahu karena saya pernah tinggal di Sumatera Utara lebih kurang 10 tahun, dan
saya bahkan dilahirkan di kota Medan.
    Cina di Medan ini terkenal akan keangkuhannya. Mereka tidak mau
menggunakan bahasa selain bahasa mereka sendiri (awal th. '80-an), bahkan
dahulu banyak orang disana (Sumut) mengatakan Cina di Medan ini adalah Cina
yg paling sombong dari seluruh Cina yg ada di Indonesia. Bahkan mereka
(setahu saya dahulunya) tidak akur dg Cina dari kota-kota lainnya di
Indonesia (selain di Jakarta mungkin). Cina yg biasanya selalu cari aman,
sehingga identik dg penakut, di Medan ini tidaklah begitu demikian, karena
mereka punya tukang pukul, entah dari militer ataupun dari preman, jadi
cukup berani utk melakukan suatu hal bahkan untuk membunuh. Saya juga masih
ingat pendapat mereka tentang Cina lainnya yg ada diluar kota Medan, yg
mereka sebut Cina palsu/Cina banci. Cina di kota Medan ini mempunyai relasi
bisnis dg Cina lainnya yg berada di Hongkong, Singapura, dll. Dan sepanjang
sepengetahuan saya, hubungan mereka tsb lebih erat daripada hubungannya dg
Cina di kota lainnya (Saat itu di Jakarta bisnis mereka belum sesemarak di
Medan, tidak seperti sekarang). Cina Medan ini dlm berbisnis benar-benar
keras (keras dlm arti yg sebenarnya), uang sogoknya sangat dahsyat, segala
bentuk kolusi terjadi disitu. Bahkan selama gubernur Medan tidak bisa
berkolusi ataupun bekerjasama dg mereka, gubernur tsb tak akan pernah
menjadi gubernur atau jabatannya saja yg gubernur tapi fungsinya hampir
tidak ada. Stres mungkin, jika ingin berbuat lurus ?! Jadi , maaf saja, utk
gubernur Medan yg dikuasai Cina (apalagi jika menduduki masa jabatannya dua
kali atau lebih) jika saya sangat amat yakin kekayaan anda itu pasti luar
biasa, mungkin bisa mengalahkan pejabat besar yg kotor yg ada di Jakarta.
Cina di Medan menggunakan segala cara yg kotor utk memperlancar bisnisnya.
Bahkan beberapa kelompok militer mereka kuasai (atau malah sebagian besar
?). Perwira militer yg tidak bisa mereka kuasai, atau diajak bekerja sama,
pasti tidak akan tahan, hebatnya lagi, entah bagaimana caranya saya tidak
tahu, sering perwira tsb digantikan kedudukannya oleh perwira lainnya, dg
harapan bisa diajak bekerja sama. Dan kalau saya tidak salah lagi Sarwo
Edhie pernah bertugas di Medan, dan memang sebagai orang lurus tidak akan
pernah tahan di situ, yg memang sudah kotor. Saya rasa kota mafia di
Indonesia ada di Medan ini. Jadi tidak aneh kalau di Medan banyak yg tahu yg
istilah mafia Italianya 'Capo da Capi', tapi mungkin menggunakan bahasa yg
lain.
Tidak heran juga jika di Medan ditemukan seorang pribumi yg memukul seorang
Cina pada siang hari, lalu pd malam harinya pribumi tsb dicari sekelompok
tentara (bukan polisi lagi, tetapi malah tentara, hebat bukan ?!) dan
dihajar, bahkan ada yg sampai mati, dan ini tidaklah jarang terjadinya. Di
Pertamina yg berada di P. Brandan (82 km dari Medan) juga tak luput dari
jangkauan bisnis Cina Medan tsb. Cina tsb tak segan-segan memberikan mobil
mewah pada pegawai Pertamina yg mempunyai kedudukan yg penting. Jika pd
suatu saat, pegawai tsb menolak keinginannya, maka Cina itu pun akan
membeberkan segala tindakan suapnya pada pegawai tsb, sehingga akan
diketahui oleh semua orang. Singkatnya, sekali sudah masuk kedalam permainan
Cina tsb, mereka sulit utk keluar, dan ini terjadi dlm skala luas, baik di
Medan ataupun diluar kota Medan, namun masih satu propinsi. Setiap ada
tender di Pertamina, pasti keadaannya akan ramai, hiruk pikuk seperti pasar
(Mungkin anda dapat bertanya pada orang yg tahu dan pernah tinggal di P.
Brandan dahulunya). Tak jarang tukang pukul Cina ataupun kaki tangannya
berseliweran pd saat tender berlangsung, utk mencari informasi ini, itu,
dsb. Singkat kata, ramai ! Pembunuhan yg terjadi kebanyakan pasti yg
bermasalah dg Cina. Kerap saya temui orang-orang kecil/pembantu diperlakukan
kasar oleh Cina tsb, baik kasar perkataannya maupun kasar tindakannya.
    Sangat, sangat, sangat banyak sekali, yg kalau saya sebutkan satu per
satu tak akan habis-habisnya. Dan sangat luar biasa. Jika anda tidak
percaya, anda bisa tanyakan orang Medan sendiri, atau mungkin anda bisa
bertanya pada pelajar/mahasiswa dari Medan yg banyak terdapat di kota-kota
pelajar. Bahkan saya yakin, tidak sedikit dari mereka yg akan bercerita;
jika terjadi kecelakaan lalu lintas, bila si pelakunya adalah Cina pasti
dikeroyok ramai-ramai oleh masyarakat setempat, sbg kompensasi kekesalan yg
mereka alami ataupun rasakan selama itu.
    Singkatnya, arogansi dan kesombongan selalu terlihat dari mereka !
    Dulu di Bandung, di ITB tepatnya pernah terjadi kerusuhan massa, yg
kalau tidak salah terjadi pd thn '60an. Semua berawal dari Cina. Dan kalau
tidak salah, Braga diluluh lantakkan oleh massa yg marah. Cina tsb, banyak
yg memakai sepeda motor. Jadi kalau pergi ke kampus mereka selalu sampai
lebih dulu dari pada pribumi. Akibatnya mereka dpt mengambil duduk di bagian
depan, ini terjadi terus menerus, bukannya sekali-kali (kalau sekarang, saya
yakin, para pelajar/mahasiswa lebih senang duduk di belakang, bukan ?!
:-) ). Akibatnya mahasiswa pribumi lainnya kesal akan tindakan mereka yg tak
mengenal kata tenggang rasa, alhasil, ya itu tadi, kerusuhan pun terjadi.
    Ini juga terjadi akibat sifat mereka yg tak mengenal tenggang rasa,
sekarang saja dapat kita lihat sendiri buktinya (tentunya sebelum kerusuhan
terjadi), ditengah keprihatinan karena krisis ekonomi, mereka memamerkan
kekayaannya pun tanpa sungkan-sungkan.
    Berdasarkan cerita yg saya dapat dari seorang mahasiswa universitas
katolik fakultas ekonomi yg ada di Bandung, dimana notabene terdapat banyak
mahasiswa/wi cina, saat terjadi demo, bisa dilihat, bahwa yg berdemo tsb
adalah hampir seluruhnya pribumi, padahal persentase Cina di fakultas
ekonomi lebih besar daripada pribumi. Lucunya lagi, mahasiswa tsb bercerita
pd saya, mahasiswa (mahasiswa saja sembunyi apalagi mahasiswi) Cina hanya
berada di dalam gedung kampus, dan melihat dari kejauhan seakan negara ini
bukan negara mereka. Boleh saja mereka takut, tapi demo yg terjadi kan tidak
berada di luar kampus. Terlihat sekali mereka seperti masa bodoh akan
keadaan yg terjadi, apakah karena mereka kebanyakan adalah orang yg
ekonominya cukup bahkan berlebihan ? Tidak tahulah, yg jelas tidak ada
perasaan memiliki dlm diri mereka. Kamu ya kamu, saya ya saya. Egois mungkin
kata yg tepat utk mereka!
    Selain itu mahasiswa tsb juga bercerita, saat kuliah, Cina itu sering
lebih dulu merebut jatah kursi orang lain, caranya dg meletakkan buku pada
kursi yg kosong, tas, (hebatnya lagi) bahkan sebuah pena yg kecil, pensil,
penggaris, pokoknya kata mahasiswa tsb lagi, apa saja alat tulis yg bisa
digunakan utk merebut bangku itu dipergunakan. Akibatnya orang-orang yg
datang belakangan terpaksa duduk di kursi lain. Sedangkan teman dari si Cina
tsb, yg datangnya lebih terlambat daripada orang-orang tadi, dg santainya
menduduki kursi yg telah direbut duluan oleh temannya (tampaknya mereka
ingin peristiwa di ITB terulang lagi). Yg dahsyatnya lagi, kata mahasiswa
tsb, pernah terjadi satu deretan kursi di bagian belakang semuanya direbut
oleh hanya dua orang mahasisiwi Cina, mereka bahkan menyiapkan kertas kecil
dg ditulisi nama kawan-kawannya yg diperbolehkan duduk. Dahsyat bukannn ?!
Ini merupakan sifat egois lainnya. Mereka tidak bisa mandiri diluar
kelompoknya. Pantas mereka tidak pernah mau berbaur. Silahkan anda buktikan,
negara-negara yg ada penduduk Cinanya pasti ada yg namanya Cina Town. Di
Indonesia pun, disetiap kota besarnya pasti ada yg namanya Cina Town,
lucunya, yg namanya Cina Town itu selalu ada di pusat. Misalnya, di Jakarta
Pusat, di Bandung tengah, dll. Sebenarnya hal itu sah-sah saja, tapi kalau
tidak mau berbaur itu tidak etis. Ada yg pernah bilang mereka tidak mau
berbaur karena sering dikasari di Indonesia ini, saya kira ini hanya sekedar
alasan, seperti yg saya sebutkan tadi, banyak negara-negara yg memiliki Cina
Town (tidak tahu apakah begitu juga di negara-negara yg pddknya mayoritas
Cina, seperti RRC, Singapura, Hongkong, dll), bukti yg satu ini saja sudah
menunjukkan apa ?! Silahkan jawab sendiri. Yg saya tahu, sampai sekarang
orang Cina memiliki sifat eksklusif, hanya berhubungan akrab dg orang-orang
tertentu, yg tentu saja sesama mereka, Cina.
    Jika ada yg mengatakan Cina lebih hebat berdagang daripada pribumi itu
salah besar. Silahkan anda lihat kota Padang, apakah Cina sukses disitu ?
Mereka minggat dg sendirinya karena kalah bersaing. Orang Padang adalah
pedagang yg lihai, tak kalah dg Cina. Cina punya Chinnesse Food, mereka
punya rumah makan Padang. Siapa yg tak kenal Sari Bundo, saya kira banyak
orang yg tahu, ini baru satu dari sekian banyak rumah makan lainnya yg punya
banyak cabang di berbagai kota. Orang Cina sendiri pun banyak yg senang
makan masakan Padang. Belum lagi kelebihan Padang akan keseniannya. Jika
Cina punya bisnis di luar negeri, Padang pun tak kalah uletnya. Tak usah
heran jika di London ada rumah makan Padang yg cukup terkenal, tidak hanya
disitu di Amerika juga ada, Perancis, dll. Jadi kata siapa pribumi kalah
dari Cina ? Mereka bisa kedengaran bergaung, karena jumlah pddk mereka yg
amat banyak (kalau saya tidak salah, lebih dari 20% penduduk dunia).
    Mereka bisa berkuasa di bidang ekonomi, karena para taipan/konglomerat
adalah orang Cina juga. Padahal dulu mereka tak punya apa-apa. Seperti
Salim, Eka Tjipta, dll (Mungkin dari kesemuanya yg hebat otak bisnisnya
adalah Salim ini, dan dia yg menjadi tonggak kebangkitan Cina. Dg
persatuannya yg kuat.) Mereka kaya karena fasilitas pemerintah. Tentu saja
mereka bisa kaya, anda juga bisa dg fasilitas tersebut, walau anda tak bisa
berbisnis. Setelah mereka kaya kemudian Cina-cina lainnya yg memulai bisnis
akan mereka terima dg tangan terbuka, dan bahkan dibantu. Umpamanya begini,
si Salim punya barang lalu dijual ke agen. Nah yg menjadi agen ini orang
Cina juga (karena tentu lebih berat kepada kelompok mereka sendiri, kolusi
!), sedangkan orang pribumi yg menawar utk jadi agen ditolak, atau kalau ada
pun satu diantara ribuan Cina lainnya, itu pun biasanya karena suatu sebab,
misalnya karena pribumi itu adalah seorang pejabat penting. Saat agen akan
menjual ke toko-toko, nah, kembali lagi seperti tadi, yg punya toko tsb
adalah Cina juga. Kesimpulannya, mereka kerjasama dg sesama mereka. Lalu
bagaimana kalau ada Cina yg tidak bisa berdagang lalu merugi ?! Tentu saja
paling-paling mereka bangkrut, tapi kan posisinya bisa diganti oleh Cina
lainnya. Jadi utk pribumi, sulit utk masuk ke dlm bisnis yg sudah dikuasai
mereka. Keuntungan yg terjadi dari rantai perdagangan tsb jatuh ketangan
mereka-mereka juga. Bahkan lagi dlm soal mencari tenaga kerja mereka ambil
dari orang-orang Cina juga, anda bisa lihat di Astra, BCA (bahkan pribumi yg
kerja disini akan dibedakan/dianak-tirikan), Bank Bali, dll, dsb, apalagi
kalau anda kuliah di fakultas ekonomi universitas katolik, anda akan
merasakan, siapa saja perusahaan yg cari tenaga kerja, dan siapa saja yg
mereka terima, anda akan mengerti sendiri, tak aneh juga kalau akhirnya yg
diberi kesempatan dlm bisnis ataupun pegawai perusahaan mereka adalah
orang-orang Cina lagi. Nah, sekarang bagaimana dg pribumi yg punya kuasa,
dia kan bisa mengatur hal-hal yg seperti ini. Lha, bagaimana mau bisa
menentang, uang servisnya tidak tahan, membuat kenikmatan yg membuat pejabat
lupa sama kewajibannya bagi rakyat. Jika uang tidak mempan, wanita jadi
umpannya. Pokoknya segala cara. Titik ! Memang soal servis men-servis itu
sudah budaya mereka, upeti-upeti itu (kasarnya: uang suap) telah ada di
dataran Cina dari dahulu kala, sejak dari zaman banyak kerajaan-kerajaan
Cina dahulu. Yg lemah harus men-servis pada yg berkuasa. Lihat saja setiap
ada perayaan hari raya, selalu saja ada bingkisan parcel-parcel, ini semua
sebenarnya adalah budaya servis men-servis Cina. Seorang Aburizal Bakrie
pernah berkata, lebih kurang begini:
Jika ada seorang pejabat yg sakit, seorang kontraktor pribumi paling-paling
cuma bilang, "Bapak sih kerja terlalu berat, jadinya kan sakit." Sedangkan
kalau si Cina, dia langsung telepon, lalu dia bilang, "Pak, karcis pesawat
ke Singapura sudah ada, nanti diantarkan sama supir saya, agar bapak berobat
di rumah sakit sana, nanti seminggu kemudian bapak pulang kembali dg
pesawat, semua biayanya tidak usah dipikirkan, yg penting seminggu kemudian
bapak akan pulang dg sehat kembali."
    Wahh, wahhh, hebat sekali, bagaimana bisa bisnis dg fair, kalau orang
sudah menyogok. Bahkan yg saya dengar orang barat yg tidak ada istilah sogok
menyogok ataupun kongkalikong, di Indonesia ini, yg bisnisnya dikuasai Cina,
mulai berpikiran ke arah tsb.
    Sedangkan bagaimana jika ada pribumi yg punya barang. Kebanyakan mereka
orientasinya adalah ekspor (Pengusaha pribumi tsb pun bisa dihitung dg
jari). Sedangkan mengenai di dalam negeri semuanya Cina kuasai selain PPP
(Putera Puteri Soeharto. Dan mengenai PPP ini, juga merupakan suatu
kesalahan presiden. Mereka bisa berbisnis pun karena adanya fasilitas.),
akibatnya seperti sekarang ini, terjadi kesenjangan sosial. Pemerintah telah
salah dlm memberi kesempatan. Pemerintah juga telah salah dlm berstrategi
(istilah kasarnya sih, mengeskpos habis-habisan rakyat Indonesia),
konglomerasi dulu baru pemerataan, ya tentu tidak bisa. Mereka beri
fasilitas pd orang yg tidak jelas rasa kebangsaannya, bahkan lahirnya pun
tidak di Indonesia. Kini semua ibarat senjata makan tuan. Namun sejauh yg
saya tahu, mereka-mereka itu, sudah berkongkalikong sejak Soeharto masih
bertugas di Semarang. Tak heran sampai sekarang akrab sekali. (diantaranya:
Bob H. dan Salim).
    Kalau orang Cina mau berbisnis, padahal mereka baru dalam hal tsb,
mereka tidak akan terlalu canggung, karena mereka terbantu oleh familinya
ataupun kawannya, mengenai berbisnis, karena memang lingkungan mereka yg
hampir semuanya berbisnis. Akibatnya makin banyak saja yg berhasil, dan
akibatnya lagi kekayaan akan terus tersedot oleh Cina-cina itu. Sedangkan
pribumi yg hanya bisa jadi karyawan, lalu di-PHK, dan kemudian ingin
berbisnis, pasti, sekali lagi pasti sangat canggung. Tak ada yg membantu.
Lingkungannya pun bukan lingkungan bisnis, baik keluarga maupun kawan. Jadi
tingkat kesuksesannya, lebih kecil dibanding Cina itu.
    Semua ini saya ungkapkan adalah utk memberikan sedikit pemahaman ataupun
visi mengenai yg terjadi dlm perekonomian. Jadi tidak bisa dikatakan pribumi
dlm berbisnis kalah dari Cina, itu salah besar, kita bisa lihat Malaysia sbg
contoh. Saya justru sangat setuju, jika Cina-cina itu lari keluar semua, dan
kalau bisa tak perlu kembali lagi, karena pondasi yg ada itu telah salah
bahkan menyimpang. Menyelamatkan negara ini pun tak perlu dg modal mereka
ataupun IMF, semua ada ditangan rakyat kita ataupun pada tekad rakyat kita.
Namun sayangnya hal ini terhambat pada pejabat-pejabat diatas sana termasuk
Presiden. Jadi sekali lagi, modal yg keluar dari Cina tersebut adalah modal
rakyat kita yg sedari dulu telah berpindah ke tangan mereka, karena
kesalahan pemerintah juga. Harus diingat, kekayaan alam kita sangat besar,
kekuatan eknik kita sangat banyak, dll. Dg tekad utk maju berlandaskan
kebenaran dan kemurnian, kita bisa maju dg tangan dan kaki sendiri. Tak
perlu dg kemajuan semu, kemajuan yg ternyata selama ini hanya didapat dari
hutang belaka. Hutang yg diatasnamakan negara Indonesia (artinya rakyat
sendiri) dan harus ditanggung oleh generasi penerus, tapi hanya demi
keuntungan segelintir pejabat ataupun pengusaha, yg mereka sendiri tak mau
bertanggung jawab selain memindahkan uangnya (sebagian hutang tsb dialihkan
ke kekayaan pribadi mereka) ke luar negeri, bahkan mereka juga pergi ke luar
negeri utk cari selamat, tinggallah rakyat kecil ini yg bisa-bisa saling
gontok-gontokan, yg semua sebabnya adalah dari mereka !

    Sudah lihatkah anda beberapa hari yang lalu di televisi, kita bisa lihat
orang-orang yg antri di kedubes Australia utk urus visa, karena akan pergi
ke Australia, yg alasannya entah apa-apa. Ya, mereka masih beruntung, mereka
punya uang utk keluar negeri, bahkan mungkin punya rumah di Australia tsb,
sedangkan ada juga Cina-cina miskin yg tidak bisa begitu. Nah, dlm hal ini,
diperlukan kesadaran masyarakat agar tidak bertindak munkar, apalagi thdp
Cina yg memang sudah miskin, mereka juga menderita, sama seperti rakyat
lainnya, namun dianggap sama rata saja, dikarenakan sikap jelek Cina
lainnya. Dan ini patut menjadi renungan bagi Cina berduit yg telah ada di
luar negeri kalau memang benar-benar senasib sepenanggungan.
    Banyak lagi sisi negatif dari Cina tsb, yg saya rasa pribumi juga sudah
tahu, hanya dahulu masih bisa masa bodoh, karena sibuk urusan mencari
nafkah, dan sejenisnya, namun sekarang, saat keadaan utk mencari nafkah
tidak ada, akhirnya pelampiasannya kemana lagi ?!
    Saya juga tahu dan menyadari tidak semua Cina itu begitu, sama seperti
tidak semua manusia itu jahat. Semua relatif, namun secara garis besar kita
bisa tarik kesimpulan, bahwa Cina itu perlu introspeksi, agar tidak terulang
lagi peristiwa tsb. Ini Indonesia, setiap negara beda adat istiadat
rakyatnya. Nah, kebetulan Indonesia itu kebetulan yg terjadi adalah seperti
ini. Jadi sekali lagi, introspeksi adalah hal yg patut dilakukan. Yg saya
sendiri kurang yakin, sebab bukti-bukti dari dahulu sampai sekarang selalu
begitu-begitu saja, tidak ada perubahan. Tetapi tidak ada salahnya mulai
dari sekarang diperbaiki. Ada hasilnya atau tidak, yg penting ada kemauan
utk berubah, kalau perlu WNI keturunan dapat berteriak dg bangga kepada Cina
diluar Indonesia, "Inilah Cina Indonesia". Namun yg jelas semua terserah
pada WNI keturunan. Dan sekali lagi perlu diingat, 'Siapa menabur angin dia
akan menuai badai".

Klik di sini untuk Membalas

4 komentar:

  1. SAYA SANGAT BERSYUKUR ATAS REJEKI YANG DIBERIKAN KEPADA SAYA DAN INI TIDAK PERNAH TERBAYANKAN OLEH SAYA KALAU SAYA BISA SEPERTI INI,INI SEMUA BERKAT BANTUAN MBAH RAWA GUMPALA YANG TELAH MEMBANTU SAYA MELALUI NOMOR TOGEL DAN DANA GHAIB,KINI SAYA SUDAH BISA MELUNASI SEMUA HUTANG-HUTANG SAYA BAHKAN SAYA JUGA SUDAH BISA MEMBANGUN HOTEL BERBINTANG DI DAERAH SOLO DAN INI SEMUA ATAS BANTUAN MBAH RAWA GUMPALA,SAYA TIDAK AKAN PERNAH MELUPAKA JASA BELIAU DAN BAGI ANDA YANG INGIN DIBANTU OLEH RAWA GUMPALA MASALAH NOMOR ATAU DANA GHAIB SILAHKAN HUBUNGI SAJA BELIAU DI 085 316 106 111 SEKALI LAGI TERIMAKASIH YAA MBAH DAN PERLU ANDA KETAHUI KALAU MBAH RAWA GUMPALA HANYA MEMBANTU ORANG YANG BENAR-BANAR SERIUS,SAYA ATAS NAMA PAK JUNAIDI DARI SOLO DAN INI BENAR-BENAR KISAH NYATA DARI SAYA.BAGI YANG PUNYA RUM TERIMAKASIH ATAS TUMPANGANNYA.. DANA DANA GHAIB MBAH RAWA GUMPALA

    BalasHapus
  2. kami sekeluarga tak lupa mengucapkan puji syukur kepada ALLAH S,W,T
    dan terima kasih banyak kepada AKI atas nomor togel.nya yang AKI
    berikan 4 angka alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus AKI.
    dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
    ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu AKI. insya
    allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
    kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan AKI..
    sekali lagi makasih banyak ya AKI… bagi saudara yang suka main togel
    yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi AKI ALIH,,di no (((0823 1366 9888))) Atau insya allah anda bisa seperti saya…menang togel 275
    juta, wassalam.


    dijamin 100% jebol saya sudah buktikan...sendiri....




    Apakah anda termasuk dalam kategori di bawah ini !!!!


    1"Dikejar-kejar hutang

    2"Selaluh kalah dalam bermain togel

    3"Barang berharga anda udah habis terjual Buat judi togel


    4"Anda udah kemana-mana tapi tidak menghasilkan solusi yg tepat


    5"Udah banyak Dukun togel yang kamu tempati minta angka jitunya
    tapi tidak ada satupun yang berhasil..



    KLIK DISINI 4d 5d 6d





    Solusi yang tepat jangan anda putus asah.... AKI ALIH akan membantu
    anda semua dengan Angka ritwal/GHOIB:
    butuh angka togel 2D 3D 4D SGP / HKG / MALAYSIA / TOTO MAGNUM / dijamin
    100% jebol
    Apabila ada waktu
    silahkan Hub: AKI ALIH: (((0823 1366 9888)))


    angka GHOIB: singapur 2D/3D/4D/


    angka GHOIB: hongkong 2D/3D/4D/


    angka GHOIB; malaysia


    angka GHOIB; toto magnum 4D/5D/6D/


    angka GHOIB; lao




    BalasHapus
  3. sepertinya memang bgsa cina seperti itu, dan mereka butuh berbenah diri spy sdr dimana mereka berada.

    BalasHapus