Ada Apa Dengan Jokowi?
Senin, 11 November 2013 | 09:25
Oleh: Raden Nuh
“Bro…kenapa Ente ga dukung Jokowi. Dia pasti tidak terbendung jadi presiden. Semua konglomerat, kekuatan asing, jaringan internasional, dukungan finansial dan media semua ditujukan untuk kemenangan Jokowi. Kamu atau siapa pun tidak akan bisa menghambat kemenangan Jokowi dalam pilpres 2014 mendatang. Daripada ente mencoba menghambat dia, mendingan ente bergabung dengan timses Jokowi. Siapa tahu ente bisa dapat posisi strategis jika Jokowi menjadi presiden RI nantinya…” Demkian sebagian bujuk rayu teman - teman melihat konsistensi saya yang sejak pilkada DKI 2012 dulu tetap oposan dan kritik Jokowi.
Bujuk rayu dan ajakan seperti itu sudah sangat sering disampaikan teman - teman dalam berbagai kesempatan dan semuanya saya tolak halus dengan memberikan penjelasan latar belakang sikap saya yang terkesan ‘antijokowi’.
Terhadap siapa saja yang mendukung Jokowi dengan berbagai alasannya, bagi saya, ya silahkan saja. Itu hak dan sikap yang dijamin konstitusi dan undang - undang. Tidak boleh dilarang, tidak boleh dikecam, bahkan harus dihargai. Mereka semua tentu punya dasar dan pertimbangan yang tertentu. Demikian juga jika ada pihak yang tidak mendukung, kita dan mereka yang tidak setuju juga harus menghargai hak dan sikap antijokowi itu. Tentu mereka yang antijokowi itu punya penilaian sendiri kenapa tidak mendukung jokowi atau masuk barisan antijokowi.
Sikap kami yang tidak mendukung Jokowi lebih didasarkan pada pertimbangan rasional dimana kami sebelumnya sempat melakukan studi terhadap Jokowi dan menemukan banyak fakta yang sesungguhnya sangat berbeda dengan informasi atau pencitraan yang selalu ditampilkan setiap waktu secara masif oleh mayoritas media, tim pemandu sorak, tim konsultan, akademisi dan praktisi bayaran, tim khusus socmed dengan ribuan ‘buzzer’, dan lainnya. Pencitraan Jokowi yang dilakukan secara luar biasa ini sangat mengherankan dan menimbulkan pertanyaan besar : agenda apa yang sedang diusung oleh kelompok pendukung Jokowi ini ? Seberapa besar ancaman terhadap kedaulatan, keamanan dan keutuhan negara yang ditimbulkan oleh kelompok ini jika mereka berhasil mendudukan Jokowi sebagai presiden boneka ? Bagaimana konsekwensinya terhadap rakyat Indonesia ?
Pertanyaan - pertanyaan seperti di atas terus menghantui pikiran kami, sehingga kami terus melakukan investigasi terhadap fenomena Jokowi ini. Investigasi kami menghasilkan temuan yang luar biasa. Melebihi apa yang semula kami duga. Menyadari betapa luar biasanya bahaya yang potensi ancaman terhadap Republik ini jika Jokowi bisa menjadi presiden dengan dukungan kelompok tertentu yang sejatinya adalah para musuh negara tersebut, kami memutuskan diri untuk menjadi oposan terhadap Jokowi. Bagi kami, mengkritisi dan mengkoreksi Jokowi adalah perjuangan demi NKRI, demi keselamatan rakyat, bangsa dan negara tercinta ini. Setidaknya perjuangan kami akan memberikan perspektif lain pada rakyat Indonesia terhadap Jokowi. Alhamdulillah, usaha kami tersebut perlahan namun pasti berhasil menyadarkan publik tentang Jokowi dan kelompok pendukungnya. Sekurang - kurangnya, kami bisa memberikan kontribusi bagi rakyat dan bangsa Indonesia ini bahwa Jokowi tidaklah sesempurna seperti yang dicitrakan media - media bayaran dan media - media milik para kelompok pendukungnya.
Tidak ada perjuangan tanpa hasil. Apa pun yang kita perjuangkan jika niat tulus dan bersih pasti akan menuai hasil. Dan apapun hasilnya, itulah yang terbaik dianugerahkan Tuhan kepada kita. Niat baik yang dimulai dengan nama Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, pasti mendapatkan ridhanNYA. Termasuk ketika kami yang hanya manusia biasa, rakyat kebanyakan, melakukan koreksi dan kritik terhadap Jokowi, Insya Allah kekuatan sangat besar, konglomerasi raksasa dan jaringan internasional luar biasa dibalik Jokowi ini bisa dikalahkan dan rakyat berhasil disadarkan. Karena sesungguhnya, kekuasaan Tuhan itu jauh lebih besar dan dapat dengan mudah menghancurkan kelompok yang bermaksud jahat yang berada dibalik pendukungan Jokowi sebagai presiden RI.
Mengenai siapa Jokowi, bagaimana karakternya, bagaimana prestasi dan kinerja Jokowi sebenarnya, sesungguhnya mudah sekali dicari dan dinilai secara objektif. Sangat jauh berbeda dan bertolak belakang dengan apa yang ditampilkan dan dicitrakan oleh media - media bayaran atau milik para konglomerat dibelakangnya.
Jokowi bukanlah walikota yang berprestasi hebat di Solo. Pertumbuhan ekonomi Solo rendah, tingkat kemiskinan dan pengangguran naik, korupsi banyak terjadi, angka kejahatan dan penyandang masalah sosial di Solo naik drastis. Tidak ada satu pun indikator resmi yang mendukung klaim Jokowi sebagai walikota terbaik di Indonesia, apalagi sebagai walikota terbaik sedunia. Itu hanya penipuan publik semata. Dan anehnya, dibiarkan saja oleh Jokowi. Dia tidak lakukan koreksi atas penyesatan informasi itu bahkan mengambil benefit besar dari kekeliruan penilaian publik itu. Dimanakah moralnya sebagai pemimpin ? Sungguh menyedihkan !
Rusaknya moral Jokowi sebagai pemimpin juga mudah terganbar melalui sikapnya yang menunjukan ambisi besarnya untuk maju sebagai calon presiden sedangkan dirinya baru saja terpilih sebagai gubernur DKI Jakarta. Tidak pernah terucap dari mulut Jokowi pernyataan bahwa dirinya tidak akan mencalonkan diri sebagai capres pada 2014 mendatang. Tidak pernah terucap dari mulut seorang Jokowi bahwa tugas dam kewajiban utamanya saat ini adalah menjalankan amanah dan tanggungjawab sebagai gubernur DKI Jakarta, menunaikan semua janjinya kepada warga Jakarta yang telah mempercayainya sebagai gubernur untuk 5 tahun kedepan (2012 - 2017). Tidak pernah Jokowi berusaha meluruskan sikapnya yang salah dan keliru itu. Ada apa dengan Jokowi ?
Bagaimana dengan kinerjanya sebagai Gubernur Jakarta ? Silahkan pelajari parameter dan indikator yang ada. Apa yang sudah dicapai Jokowi sebagai Gubernur Jakarta, mana janjinya yang terbukti sudah dia wujudkan ? Semua berita - berita positif tentang Jokowi di media massa hanyalah artifisial atau palsu belaka. Semua adalah rekayasa para pendukungnya untuk menggiring dan membentuk opini publik. Sungguh sangat berbahaya. Ada apa dengan Jokowi ?
Kenyataannya adalah Jokowi itu baru setahun jadi gubernur DKI Jakarta. Belum terukur dengan pasti kinerjanya. Jika aktivitas Jokowi yang hobi blusukan, jokowi naik sepeda ke kantor, jokowi lari maraton, jokowi berkeringat, jokowi ngos - ngosan, jokowi makan banyak sebelum nonton metalica, jokowi larang takbiran, jokowi razia topeng monyet, jokowi sowan ke Ibu Megawati mengantar makanan, jokowi cuti pulang ke Solo, Jokowi akan tebar bibit, jokowi akan…, jokowi mau… , jokowi ingin…jokowi mimpi …jokowi dan jokowi dan seterusnya itu yang dijadikan dasar pertimbangan sebagian rakyat dalam menilai kinerja Jokowi, alangkah malangnya nasib bangsa ini. Alangkah sedihnya the founding fathers bangsa ini…68 tahun Indonesia merdeka hanyalah jadi korban penipuan opini - opini sesat yang direkayasa dan dibangun para musuh - musuh negara. Para perampok dan pengkhianat negara yang kini bersatu padu sebagai pendukung utama Jokowi. Ada apa dengan Jokowi ? Sekian.
*Sumber: http://politik.kompasiana.com/2013/11/08/ada-apa-dengan-jokowi--606272.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar