Rabu, 26 Maret 2014


 Gurubesar UI: Skandal Serupa BLBI Bisa Terulang Jika PDIP BerkuasaRabu, 26 Maret 2014 , 11:38:00 WIB
Laporan: Ihsan Dalimunthe



MEGAWATI SOEKARNOPUTRI/NET
  
RMOL. Skandal fasilitas Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) di masa rezim pemerintahan Megawati Soekarnoputri dikhawatirkan bisa kembali terulang jika PDI Perjuangan berkuasa.

Demikian disampaikan Gurubesar Ekonomi Universitas Indonesia, Taufik Bahauddin saat dihubungi wartawan beberapa saat lalu (Rabu, 26/3)

Menurut Taufiq, kekhawatiran tersebut mencuat setelah pengumuman calon presiden (capres) dari PDIP yakni Joko Widodo, dilakukan sehari setelah para pengusaha bertemu Megawati di DPP PDI Perjuangan. Padahal dalam skandal fasilitas BLBI, banyak pengusaha yang disebut-sebut menikmati penyalahgunaan fasilitas tersebut.

"Bisa saja terulang kalau PDIP berkuasa lagi. Kan bukan BLBI saja. Jual Indosat, jual kapal tanker VLCC Pertamina, jual gas murah ke China. Nanti bentuknya bisa lain lagi," ujar Taufik.

Bisa terulang, kata Taufik, berdasarkan pada kualitas berpikir pemimpinnya. Sudah menjadi rahasia umum jika Jokowi sangat manut terhadap apapun yang diperintahkan Megawati.

"Putusan seseorang adalah gambaran kualitas berpikirnya. Itu semuanya kan nyangkut ke korupsi. Kalau pola berpikirnya seperti itu, nilai-nilainya tidak berubah. Merasa malu tidak? Kan kira-kira begitu," tutur Taufik.

Mengenai upaya PDIP yang mengangkat sosok Jokowi sebagai capres supaya dosa lama tak kembali diingat, Taufik menilai hal itu tidak berpengaruh. Apalagi, kata Taufik, Jokowi sebenarnya belum benar-benar teruji mengatasi masalah Jakarta.

"Dia (Jokowi) kan belum teruji. Di Jakarta sudah berhasil apa? Pencitraannya blusukan. Yang kita perlukan hasilnya apa, yang dinikmati rakyat. Ini kan belum. Monorail macet, pengadaan bus Transjakarta korup juga," sindir Taufik

Seperti diketahui, penerbitan Surat Keterangan Lunas (SKL) membuat kasus BLBI dihentikan penyidikannya (SP3) oleh Kejaksaan Agung di masa pemerintahan Megawati. SKL BLBI diterbitkan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) berdasarkan Inpres No.8/2002. Berdasarkan SKL dari BPPN itu, Kejaksaan Agung menindaklanjutinya dengan menerbitkan SP3 (Surat Perintah Penghentian Penyidikan).[wid]





 
Posting as Nelfianis Sajja (Change)




  • Hasan Hasinul
    Prabowo Subianto : Jokowi Maling dan Mencla-Mencle ..........22 Maret 2014 17:31 wib
    http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2014/03/22/29596/prabowo-subianto-jokowi-maling-dan-menclamencle/#sthash.Nd3grz24.dpbs
    ------------------------------------------------------------------------------------------------
    Siapa Sebenarnya Jokowi Itu
    http://radennuh.org/2013/12/19/siapa-sebenarnya-jokowi-itu/

    Dibalik Citra & Popularitas Palsu Jokowi
    http://radennuh.org/2014/01/31/dibalik-citra-popularitas-palsu-jokowi/

    http://m.voa-islam.com/news/intelligent/2013/10/29/27347/horreee-jokowi-tambah-kayajasmev-kebagian-lagi-sertipikatnya-ga/

    http://www.minang-saiyo.com/2013/10/membongkar-10-strategi-sihir-muslihat.html?m=1

    http://www.voa-islam.com/news/opini/2013/10/01/27044/arogansi-jokowi-hary-tanoe-suap-ulama-islam-demi-kepentingan-kroni/...

    http://www.rmol.co/read/2012/09/30/79960/KPK-Imbau-Jokowi-Ahok-Laporkan-Harta-Kekayaan-

    http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/09/29/131329

    http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=262404:jokowi-ahok-dihimbau-laporkan-harta-kekayaan-ke-kpk&catid=17:politik&Itemid=30

    http://www.regionaltimur.com/index.php/kekayaan-jokowi-naik-rp9-miliar-dalam-2-tahun/

    http://milisnews.com/hukum/12626-jokowi-ahok-diminta-untuk-lapor-kekayaan-ke-kpk.html

    http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/09/29/131329

    http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=262404:jokowi-ahok-dihimbau-laporkan-harta-kekayaan-ke-kpk&catid=17:politik&Itemid=30

    http://www.regionaltimur.com/index.php/kekayaan-jokowi-naik-rp9-miliar-dalam-2-tahun/

    http://milisnews.com/hukum/12626-jokowi-ahok-diminta-untuk-lapor-kekayaan-ke-kpk.html

    http://www.regionaltimur.com/index.php/kekayaan-jokowi-naik-rp9-miliar-dalam-2-tahun/
    See More




       
      Posting as Nelfianis Sajja (Change)




    • Felix Romadona · Top Commenter
      cukong jokowi jelas pengemplang BLBI ada antoni salim yg merampok bank BCA Rp 26 triliun sampe sekarang belum jelas bayarnya ke pemerintah.....wkwkwk...jokowi benar2 hebat dasar pemburu kekuasaan




       
      Posting as Nelfianis Sajja (Change)




    • Oding Antimunafik · Top Commenter · Riset at UI
      saya ga bisa membayangkan klo Jokowi dari PDI P itu berkuasa. hancur lah negara ini. Dia hanya boneka megawati dan para cukong mafia hitam. awas hati2 presiden boneka.
    Jakarta - Berbagai tanggapan bermunculan terkait pencalonan Joko Widodo (Jokowi) menjadi presiden pada pemilihan presiden (Pilpres) 2014. Rona ketakutan juga muncul calon presiden (Capres) yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) juga mengikuti jejak Ketua Umum (Ketum) DPP PDIP Megawati Soekarnoputri kala menjadi Presiden RI dengan menjual aset BUMN ke konglomerat.
    Keraguan ini mencuat setelah adanya pertemuan antara Megawati Soekarnoputri dan sejumlah pengusaha terkait dukungan untuk pemenangan Capres PDIP Jokowi dalam pemilu 2014.
    "Masyarakat makin skeptis terhadap komitmen kerakyatan atau wong cilik PDIP. Dalam praktiknya, wong cilik lebih banyak menjadi jargon saja," kata pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN), Hidayatullah Zaki Mubarak kepada wartawan di Jakarta, Rabu (19/3).
    Menurutnya, pertemuan tersebut menimbulkan persepsi negatif bahwa PDIP meminta restu pengusaha untuk memajukan Jokowi. Sehingga timbul anggapan bahwa PDIP didukung oleh konglomerat dan bukanya masyarakat kecil.
    "Sangat ironis kalau di balik pencapresan Jokowi oleh PDI-P yang menjadi panglimanya para konglomerat besar atau cukong. Padahal, konstituen sejati PDIP itu wong cilik, yaitu petani, buruh, nelayan, dan sebagainya," ujar Zaki.
    Dikhawatirkan, kebijakan masa Presiden Megawati seperti penjualan aset-aset BUMN dan pemberian pelunasan utang Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) akan terulang jika Jokowi terpilih sebagai presiden.
    Zaki menegaskan, kebijakan tersebut tidak berpihak kepada rakyat kecil. "Tidak perlu heran nantinya kalau Jokowi terpilih, dia akan memberikan service kepada para konglomerat besar. Apa yang dilakukannya adalah meneruskan warisan Bu Mega sebelumnya," tandasnya
    Dalam suatu kesempatan, Senin 29 Juni 2009 lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui pada era pemerintahan Megawati Soekarnoputri jumlah utang memang kecil, bahkan pernah utang yang dilakukan pemerintah hanya Rp 26 triliun.
    "Namun kecilnya utang ini diimbangi dengan privatisasi dan penjualan aset-aset eks BPPN," ujar Sri Mulyani saat rapat dengar pendapat dengan Komisi Keuangan DPR di Jakarta.
    Dia mengaku menyampaikan data ini bukan memiliki tujuan dan maksud apa-apa. Namun, Sri Mulyani menekankan bahwa itulah kebijakan yang ditempuh pemerintah pada saat itu dan disetujui oleh DPR.
    Megawati berkuasa pada 2001-2004. Pada masa ini, pemerintah memang sangat gencar menjual aset-aset negara di BPPN dan BUMN. Beberapa aset strategis yang dijual pemerintah saat itu adalah Indosat, Telkomsel, BCA, Bank Danamon, Bank Internasional Indonesia dan lainnya.
    Di masa pemerintahannya, justru banyak kasus-kasus kontroversial terkait pelunasan utang. Dengan alasan itu, Mega malah menjual aset-aset negara, termasuk BUMN. Privatisasi juga dilakukan terhadap saham-saham perusahaan yang diambil alih pemerintah sebagai kompensasi pengembalian kredit BLBI dengan nilai penjualan hanya sekitar 20% dari total nilai BLBI.
    Bahkan, BUMN sehat seperti PT Indosat, PT Aneka Tambang, dan PT Timah pun ikut diprivatisasi. Selama tiga tahun pemerintahan ini terjadi privatisasi BUMN dengan nilai Rp3,5 triliun pada 2001; Rp7,7 triliun pada 2002; dan Rp7,3 triliun pada 2003. Jadi, total sebanyak Rp18,5 triliun yang berhasil didapatkan Mega saat itu.
    Lagi, alasan Mega melakukan privatisasi itu adalah untuk menutupi utang negara yang makin membengkak.
    Ketua Harian Forum Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu Prakoso Wibowo menilai kekacauan terhadap sistim pengupahan buruh dan status kerja buruh diperusahaan disebabkan oleh UU Nomor 13 Tahun 2003 yang dihasilkan oleh pemerintahan yang dipimpin PDIP, yaitu era Presiden Megawati Soekarnoputri.
    "Begitu pula sistim jaminan sosial bagi masyarakat yang kacau akibt UU SJSN yang tidak berpihak pada rakyat dihasilkan oleh pemerintah Megawati setiap tahun harus ada darah dan airmata buruh yang menetes akibat memperjuangkan upah dan keberlangsungan status pekerjaan," kata Prakosa dalam rilisnya, Sabtu (2/11/2013).
    Menurut dia, akibat Pemerintah SBY yang menggunakan UU No 13 tahun 2003 untuk menghisap tenaga dan memeras keringat buruh melalui upah murah dan sistem kerja kontrak. "Anehnya banyak kader PDIP yang saat ini banyak menumpang isu perjuangan Buruh untuk mendapatkan suara dengan mendukung kenaikan upah dan penghapusan sistim kerja kontrak untuk dapet simpati buruh.Anehnya kader PDIP yang ada di DPR tidak mau memotori untuk melakukan perubahan UU No 13 Tahun 2003 yang sangat merugikan buruh," katanya.
    Karena itu, menurut dia, kaum buruh harus ingat dan jangan mau ditunggangi oleh kepentingan PDIP karena sesungguhnya dari mereka datang kesengsaraan kaum buruh dan diteruskan oleh pemerintahan SBY .
    "Begitu juga tentang privatisai BUMN secara jor-joran yang telah banyak menghabiskan aset negara dimulai oleh pemerintahan jaman Megawati atau PDIP . Jadi buka dulu topengmu dan jangan seperti malaikatnya kaum buruh," kata Prakosa.
    Dijelaskan kaum buruh harus sadar dan mengingat terus tentang kezaliman yang telah dilakukan melalui penerapan UU no 13 Tahun 2003 yang mengarahkan upah buruh murah, sistim kerja kontrak dan penjualan aset negara.
    Dengan kondisi di atas, penulis sangat memahami ketakutan komponen masyarakat jika negara ini dipimpin Jokowi. Merujuk dari karakter, Jokowi tidak akan pernah menolak keinginan Megawati Soekarnoputri. Bahkan Jokowi disetir Ketum DPP PDIP tersebut dalam menjalankan negara serta mengambil keputusan-keputusan.
    *) Amril Jambak, Wartawan di Pekanbaru, Riau.

    1 komentar:

    1. THANKS FOR INFORMATION AND PERMISSION SHARE
      http://www.klikgamat.com/p/blog-page.html
      http://www.klikgamat.com/2018/05/obat-mujarab-luka-diabetes_19.html
      http://www.klikgamat.com/2018/05/obat-alami-stroke-kronis.html

      BalasHapus