Rabu, 26 Maret 2014

Mega Proyek Kristenisasi James
Riyadi di Indonesia JAKARTA (voa-islam.com)
- Sungguh sangat luar biasa langkah strategis yang
jalankan oleh James Riyadi yang ingin
menjadikan Indonesia sebagai negeri
Kristen. Dengan proyek Mega-
Kristenisasi James T.Riady tentu bukan
sebuah pekerjaan main-main. Perlu didukung dana dan jaringan yang
luar biasa. Urusan dana, tak jadi
kendala. Keluarga Riady adalah
pengendali bisnis raksasa yang
bergerak di bidang perbankan,TV
kabel,telepon selular, online shopping, jasa teknologi informasi,perkantoran,
dan sederetan bidang lainnya. Konon
total asetnya mencapai $ 12 milyar
dollar. CahayaTV atau apapun namanya bakal
tampil menjadi andalan proyek
misionaris dengan target ratusan juta
warga berbahasa Indonesia dan Melayu.
Ini akan bersinergi dengan proyek-
proyek James T Riady sebelumnya, seperti pembangunan sekolah-sekolah
Kristen di daerah miskin dan terpencil. Melalui Harvest International Curriculum
(HIC), mereka sedang menyiapkan 200
ribu pastor dan pekerja misionaris yang
siap bergerilya memurtadkan jutaan
Muslim Indonesia. Namun dana besar saja tidak cukup.
Perlu digerakkan oleh mesin yang taktis
dan berjaringan luas. Karena itulah
James T Riady menggandeng World
Harvest Global (WHG)dan American
Institute for Maghrib Studies (AIMS) untuk menyukseskan proyeknya. WHG adalah pusat misionaris dunia
yang bermarkas di California, AS. Berdiri
tahun 1989 sebagai bagian dari
program Koalisi Kristen yang dirintis
evangelis terkenal,Pat Robertson.
Cabangnya sudah bertebaran di banyak negara antara lain Jepang,
Malaysia,Indonesia Jerman, dan Belanda. Di Indonesia, markas WHG ada di Lippo
Karawaci. Motor penggeraknya adalah
sang boss Lippo Group, James T Riady.
Tetapi namanya agak berbeda, yaitu
World Harvest Center (WHC). Aktivitas
sehari-harinya dikomandani oleh pendeta Dr Jimmy Oentoro. Sedangkan AIMS adalah lembaga studi
pemikiran dan kebudayaan Yahudi di
AS. Institusi ini merupakan mitra utama
Christian Coalition (Koalisi Kristen). Hadirnya WHC di Indonesia tak lepas
dari eratnya persahabatan spiritual
antara James T.Riady dan pendeta Pat
Robertson. Konon mereka mulai saling
kenal tatkala keduanya terlibat dalam
misi khusus tim sukses Presiden AS. Mula-mula era George Bush Sr,kemudian
Bill Clinton, dan akhirnya George W
Bush. Selain aktif sebagai tele-evangelis
di Christian Broadcasting Network (CBN)
dan Christian Coalition, Pat Robertson
memang menjadi tim inti kampanye kepresidenan keluarga George Bush. Keluarga Riady pernah bikin heboh
karena terlibat skandal keuangan dalam
kampanye Presiden Bill Clinton (1992).
Saat itu, Pat Robertson tampil sebagai
saksi meringankan keluarga Riady. Pada program The 700 Club di CBN, dia
berkata, James Riady dan ayahnya
(Mokhtar Riady, red) adalah teman karib
saya. Keduanya telah lahir kembali
dalam Kristen. James telah menyatakan
keinginannya menjadi pastor dan misionaris. Orang Asia perlu diberi kesempatan
berpartisipasi sebagai pegawai Tuhan.
Nampaknya, Keterlibatan James dalam
misi Kristen diakui sebagai bagian dari
pertaubatannya. James juga menyebut Pat Robertson
sebagai orang yang telah
menyadarkannya kembali ke jalan
terang. Dialah guru spiritual saya, ucap
putra mahkota raja bisnis Lippo
Group,Mochtar Riady ini. Tampaknya hubungan Pat Robertson
dengan keluarga Riady memang sangat
dekat. Tahun 2002, dalam
menyukseskan Proyek Misi 2002, Pat
Robertson datang ke WHC di Lippo
Karawaci Tangerang. Persahabatan kedua gembala itu juga
merambah dunia bisnis serta berbagai
proyek dan agenda misi Kristen global.
Keduanya melihat Indonesia bisa
menjadi salah satu pusat misi Kristen
yang prospektif. Maka, berdirilah WHC di kawasan bisnis
Lippo beserta sejumlah sarana
penunjangnya. Ada lembaga
pendidikan, seminari, rumah sakit,
rumah produksi (production house), dan
lembaga misi berkedok sosial lainnya. Televisi Misionaris, sejak tahun 1998,
James dan Pat secara khusus berkongsi
mengembangkan International Family
Entertainment (IFE) dengan investasi
USD 10 juta. IFE bersama Lippo Group
dan Malayan United Industries Bhd kemudian membeli 80% saham Chinese
Entertainment Broadcast Ltd yang mengelola jasa
layanan TV satelit 24 jam. Stasiun TV
misionaris itu punya target menyergap
1,25 milyar audiens berbahasa
Mandarin dan Melayu di kawasan Asia
Pasifik. Saat ini, keduanya sedang merancang
sebuah televisi misionaris di Indonesia.
Namanya belum pasti. Kabarnya,
CahayaTV, Gospel Overseas TV, atau
HarvestTV. Kru televisi itu kini tengah
belajar dan magang di CBN, jaringan televisi misonaris terbesar di AS
(mungkin juga dunia) yang didirikan
oleh Pat Robertson. CahayaTV atau apapun namanya bakal
tampil menjadi andalan proyek
misionaris dengan target ratusan juta
warga berbahasa Indonesia dan Melayu.
Ini akan bersinergi dengan proyek-
proyek James T Riady sebelumnya, seperti pembangunan sekolah-sekolah
Kristen di daerah miskin dan terpencil. Melalui Harvest International Curriculum
(HIC), mereka sedang menyiapkan 200
ribu pastor dan pekerja misionaris yang
siap bergerilya memurtadkan jutaan
Muslim Indonesia. Tentang tekad James Riady untuk
tampil all-out dalam gerakan
kristenisasi, pernah dipaparkannya
dalam wawancara dengan majalah
Fortune pada 23 Juli 2001. James akan
berkonsentrasi mengembangkan sekolahnya yang mewah di kawasan
bisnis Lippo, serta proyek besar industri
media. Dia juga akan membuka 1.000 sekolah
Kristen di desa-desa miskin di seluruh
Indonesia. James juga memaparkan
bagaimana dia bersama Pat Robertson
terobsesi untuk membuka jaringan
Kristen di Indonesia dengan WHC sebagai markas utamanya. Sukses dibidang ekonomi, dan gerakan
kristenisasi di Indonesia, melalui
berbagai sarana yang dibangun itu,
sekarang James Riyadi memasuki
tahapan ketiga, yaitu masuk ke dunia
politik. Dengan lobbi di Washingto, menurut
"Penyambung Lidah Bung Karno",
Permadi, sekarang James Riyadi
bersama sejumlah konglomerat Cina,
ingin mengokohkan genggaman politik
dengan menggunakan bonekanya 'Jokowi' yang bakal calon presiden yang akan didukung menjadi calon
presiden 2014. Jika sukses membawa Jokowi ke Istana
Negara, James Riyadi dan kelompok
konglomerat Cina di Indonesia, bukan
hanya sukses menguasai ekonomi dan
poliltik, tetapi dengan payung politik
dan lobbi di Istana, maka James Riyadi akan semakin leluasa untuk
mengembangkan kristen - evengelist di
Indonesia. James Riyadi dan Jokowi
sama-sama annggota Rotary Club. Mungkinkah Islam hanya tinggal nama
di Indonesia? Dengan begitu luar biasa
gerakan kristenisasi James Riyadi yang
didukung kekuatan dana dan sarana,
serta gereja internasional, termasuk
sejumlah lobbi di Washington.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar