Kamis, 30 Januari 2014

Modus Kristenisasi Melalui Hipnotis 
Drs. Abu Deedat Syihab M.H menuturkan dalam majalah ummi, sebut saja Astriana Damayanti (25) -bukan nama sebenarnya- tak pernah berpikir menukar agama. Sejak kecil ia menerima pendidikan agama yang cukup baik. Terakhir ia tercatat sebagai mahasiswi sebuah institut agama Islam.
Perkenalannya dengan seorang pemuda membuat nasibnya bercerita lain. Ia hamil dan sempat bertukar agama. Kini Astriana menjalani konsultasi agama dengan Drs. Abu Deedat, seorang kristolog, untuk mengembalikan akidahnya.
Menurut ustadz berkacamata ini, muslimah memang menjadi target kristenisasi di Indonesia. Untuk mengenali modus operandinya, reporter UMMI, Asmawati, mewawancarai beliau di rumahnya di kawasan Bekasi.
Sejak kapan modus penjeratan muslimah dilakukan oleh aktivis gereja?
Sebenarnya modus ini sudah lama terjadi, cuma sekarang lebih banyak bukti konkritnya. Ini disebabkan target mengkristenkan penduduk Indonesia pada tahun 2000. Mereka melakukan segala cara untuk memenuhi target itu, di antaranya dengan menjerat muslimah.
Bagaimana cara mereka dalam menjerat muslimah?
Pertama mereka mengarahkan perhatian pada kaum muslimah yang mentalnya sedang terganggu karena menghadapi berbagai masalah. Misalnya, orang tuanya sedang sakit atau baru meninggal. Seperti yang sedang menimpa siswi Madrasah Aliyah di Bekasi. Ayah gadis ini baru saja meninggal. Kondisi mentalnya belum begitu stabil. Datanglah seorang laki-laki yang memberikan perhatian padanya. Laki-laki ini aktivis gereja. Sekarang kami sedang berusaha menyelamatkan akidah sang gadis. Cara lain yang banyak kami temukan adalah lewat hipnotis atau obat bius. Cara seperti itu kan mudah saja, cukup dengan tatapan mata atau melalui minuman. Itulah cara-cara mereka.
Kelihatannya mereka cukup nekad?
Tampaknya ada unsur pemaksaan, seperti kasus Wawah di Sum-Bar. Ini bukan kasus pertama maupun yang terakhir. Mereka bilang, hal-hal seperti itu tidak diprogramkan. Tapi di lapangan, ini yang terjadi. Kesannya memang cukup radikal ya. Barangkali untuk mengejar target.
Apa sih target mereka?
Dalam kongres di Inggris tahun ?89 ditargetkan pada tahun 2000 penduduk dunia ini paling tidak 50% penduduk dunia ini harus menjadi pengikut Kristen. Kemudian harus pula disebarkan pemahaman Kristen, atau Bibel itu ke seluruh dunia. Seperti juga misinya Doulos, dimana tahun 2000 ditargetkan 125 suku yang ada di Indonesia harus jadi pengikut Kristus, itu sekitar 160 juta jiwa. Berarti sasarannya termasuk juga umat Islam.
Kembali soal penjeratan muslimah, setelah menikah apa yang mereka lakukan?
Setelah wanita itu terpedaya, sebagian mereka langsung menunjukkan jati dirinya. Biasanya sang gadis ini tak dapat berbuat apa-apa daripada mendapat malu, misalnya, karena sudah hamil. Sebagian lagi, sampai menikah tak membuka rahasia. Tapi selama masa perkawinan para aktivis ini menjauhkan akidah Islam dari si istri. Bahkan ada suami yang membakar mukena dan sajadah istrinya agar ia tak bisa sholat.
Suami mencuci otak istrinya, misalnya, memberikan ayat-ayat Alquran yang diputarbalik. Begitu terus sampai istrinya terpengaruh dan akhirnya masuk Kristen, bahkan menjadi aktivis gereja. Muslimah yang kuat imannya, mungkin masih bisa bertahan, tapi yang lemah hancurlah dia.
Bagaimana cara pertemuan pertama mereka?
Awalnya mungkin hanya perkenalan biasa. Aktivis gereja ini akan menjajaki kekuatan muslimah. Ketika ia lemah, maka ia masuk dengan jeratan-jeratannya. Jangan lupa dengan cara hipnotis tadi.
Apakah pihak Kristen mengakui cara-cara itu?
Pihak Kristen sendiri tak mengakui upaya-upaya gencar mereka untuk memurtadkan umat Islam. Tapi di lapangan nyatanya semakin merajalela dengan berbagai cara. Menurut H. Berkhof dalam buku "Sejarah Gereja" hal 321 menyatakan Indonesia itu memang lahan subur untuk Kristenisasi.
Bagaimana muslimah mempersiapkan diri menghadapi jeratan itu? Pertama muslimah harus mempunyai pemahaman Islam yang kuat. Kedua, muslimah harus mengetahui gerak-gerik musuh dan tipu dayanya. Ini dapat dipelajari antara lain dengan mempelajari kristologi.
Untuk muslimah yang berpendidikan mungkin mudah, bagaimana dengan yang tingkat pemahamannya kurang?
Ya, disesuaikan dengan tingkat pemahaman mereka. Kalau di kalangan atas tentu caranya beda dengan di kalangan bawah.
Apa yang harus kita lakukan bila melihat upaya Kristenisasi? Pertama, sampaikan Al Islam secara baik kepada umat kita. Berikan pemahaman yang benar. Lihat apa yang mereka lakukan. Kalau radikal atau amoral, kita kan negara hukum laporkan pada aparat. Amoral, misalnya diperkosa. Tapi kalau dengan pembagian sembako, ya tentunya muslim harus lakukan hal yang sama. Kita lho yang berkewajiban da?wah bil hal, memberikan bantuan sehingga saudara-saudara kita tidak terbawa rayuan mereka.
Kalau mereka lakukan dengan penyebaran buku-buku dan brosur-brosur yang merugikan Islam atau menjungkirbalikkan ajaran-ajaran Al Quran ada dua hal yang kita dapat lakukan. Pertama, kita luruskan pemahaman-pemahaman yang keliru. Kedua, laporkan kepada pihak yang berwajib karena masalah pelecehan agama, sudah ada aturan hukumnya. Berikan wawasan pada umat tentang bahaya Kristenisasi. Intinya adalah kembali pada pemantapan akidah.
[Dwi Septiawati/Asmawati/Ummi/voa-islam.com]
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/christology/2014/01/30/28879/cermati-awasi-laporkan-6-modus-kristenisasi-ini/#sthash.sqErRzjx.wStLgCJk.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar