Selasa, 13 Mei 2014

ITULAH KENAPA MEGAWATI SANGAT DEKAT DGN WIRANTO & HENDROPRIYONO!! KBUSUKAN BGMANAPUN D BUNGKUS RAPIH TAPI BAUnya AKAN TERCIUM JUGA!!!!


Megawati Dalang Kerusuhan 27 Juli 1996
(Megawati Terlibat Pelanggaran HAM) BONGKAR...!!!

Postingan: Robert Strong ...

27 Mar 2014 | 10:38

Menurut kesaksian Salim Said dalam buku biografinya Benny Moerdani pernah mengeluarkan satu ide tentang cara menjatuhkan Presiden Soeharto, yaitu dengan mencetuskan berbagai kerusuhan massal demi mendestabilisasi kondisi di Indonesia. Akan tetapi setelah Soeharto jatuh maka perlu ada sosok pemimpin yang menggantikannya, dan di sinilah peran Megawati.

Adalah fakta bahwa naiknya Megawati ke tampuk pimpinan PDI adalah berkat campur tangan Benny Moerdani. Tanpa Benny, jangan berharap Megawati bisa menjadi ketua PDIP sejak tahun 1996. Adalah fakta juga bahwa Megawati menjadi calon pemimpin nasional adalah dimulai sejak kerusuhan di kantor PDIP tanggal 27 Juli 1996. Tapi, bagaimana bila Megawati terlibat peristiwa yang membunuh banyak pengikutnya tersebut? Ada beberapa fakta dan kesaksian dari orang dalam PDIP sendiri yang membuktikan hal tersebut.

Pertama, Wakil Komandan Satgas PDI telah melaporkan pada Megawati di rumahnya di Kebagusan bahwa terjadi serangan terhadap kantor PDI. Apa jawaban Mega: "tetap diam di tempat dan jangan melakukan apa-apa."

Kedua, Alex Widya Siregar, Wakil Bendahara PDI versi Soerjadi mengatakan bahwa Sena Bela, salah seorang koordinator lapangan yang mempersiapkan penyerangan sebelum peristiwa tersebut ternyata membelot ke kubu Mega dan memberitahu bahwa kantor PDI akan diserang.

Ketiga, Keterangan Alex Widya di atas diperkuat oleh kesaksian ketua tim pembela PDI, R.O. Tambunan bahwa Megawati pernah berterus terang mengatakan telah mendapat informasi dari Benny Moerdani bahwa pada tanggal 27 Juli 1996 akan terjadi penyerbuan ke kantor PDI. Bila Mega sudah tahu, maka mengapa dia tidak memerintahkan pengosongan kantor PDI sehingga mengurangi korban jiwa?

Keempat, mantan pendukung setia Megawati, Eros Djarot mengatakan bahwa Megawati sudah tahu dua hari sebelum kerusuhan terjadi. Pernyataan mana juga diperkuat oleh keterangan Haryanto Taslam, Wakil Sekjen DPP PDI saat itu.

Kelima, ketika Megawati menjadi presiden, para tokoh PDI dan pendukung Megawati menuntut agar peristiwa 27 Juli 1996 diungkap ke publik, tapi Megawati menjawab: “Siapa suruh kalian datang ke Diponegoro? Siapa suruh kalian membela saya?”. Selain itu Fraksi PDI di DPR sendiri tidak mendukung langkah pengungkapan kasus ini. Hal mana membingungkan para pendukungnya.

Keenam, koordinator militer yang membantu menyerang kantor PDI, yaitu Sutiyoso dan SBY malah mendapat kedudukan tinggi di era Gus Dur dan Megawati, dengan PDIP mendukung pencalonan Sutiyoso sebagai gubernur DKI. Demikian pula dengan jenderal yang menelikung Soeharto waktu itu, Agum Gumelar dan Hendropriyono, mendapat kedudukan tinggi di era Mega.

Ketujuh, ini yang lebih penting, Soeharto memang tidak ingin melihat Megawati menjadi Ketua PDI dan memerintahkan untuk menyingkirkan tanpa menyebutkan caranya, artinya pelaksanaan perintah itu sepenuhnya diberikan kepada penerima perintah.

Kedelapan, kedekatan Megawati dengan Benny Moerdani juga ditunjukan menjelang Pemilu tahun 1999 di mana Mega disorot karena menemui Benny untuk meminta dukungan militer untuk pencapresan dirinya.

Dari rangkaian fakta di atas sebenarnya terbentuk sebuah jalinan cerita bahwa kerusuhan PDI memang diawali dari perintah Soeharto tetapi dia tidak memerintahkan penyerangan, hal ini adalah inisiatif pelaksana di lapangan, yaitu Sutiyoso dan SBY, yang di kemudian hari ternyata malah mendapat hadiah berupa jabatan prestisius dari Megawati.

Mengapa demikian? Jawabannya adalah telepon dari Benny Moerdani kepada Megawati yang memberitahu rencana penyerangan dan perintah Megawati kepada anak buahnya agar diam di lokasi padahal dia tahu ada penyerbuan sehingga melahirkan martir-martir bagi Megawati dan sekaligus Megawati yang dizolimi Soeharto dan menjadi simbol perlawan terhadap orde baru dan kelak menjadi presiden.

Copas: http://m.kompasiana.com/post/read/642678/3/megawati-dalang-kerusuhan-27-juli-1996.html

Sekarang cara2 lama dipakai lagi menjelang Pilpres 2014 utk simpati rakyat seolah2 sbg pihak yg terdzolimi dgn Menyebarkan iklan RIP kematian Jokowi yg dituduhkan kpd kubu Prabowo Subianto padahal dilakukan oleh Tim Sukses Pendukung Jokowi utk Menipu rakyat. Jangan biarkan orang2 Licik macam ini berkuasa di Negara ini...!! SEBARKAN...!!!
Lihat Selengkapnya
— bersama Muhammad Sirajuddin dan 97 lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar