Sabtu, 03 Mei 2014

Nah lho....ini Pengamat dari LIPI yang ngomong lho...berarti secara ilmiah bisa dipertanggungjawabkannya....

AWAS, menciptakan MODUS demi mewujudkan Misi Kristenisasi
Solo dan Jakarta telah di obok-obok dan berhasil di ciptakan ke arah Millah Kristenisasi, namun saat ini untuk mencapai 100% nya dalam misi yang bermodalkan pencitraan dan blusukan lewat sokongan Cukong Asing, maka selanjutnya akan menguasai Negara.
perlu kita ketahui bersama. Namanya waktu menikah Herbertus Handoko Joko Widodo dan herbertus itu nama baptis nama bapaknya oey hong liong..jadi bohong semua klu dia sudah ...haji bahkan kapan jadi mualafnya tak ada yg tahu dan tak ada informasinya selama ini.
Waspada Modus Penipuan. memakai nama "H. Joko widodo". H nya bukanlah "Haji", melainkan Nama "Handoko". sengaja ia pakai untuk mengelabuhi ummat islam..
Semoga Bermanfaat.

Pakar Politik LIPI: Para Pemuja Jokowi Itu Orang Sakit


Jokowi dan JASMEVJAKARTA (KompasIslam.Com) – Sekarang ini sedang ngetrend jika ada orang atau tokoh yang mengkritik Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi akan langsung di bully oleh para pemuja Jokowi. Dan tidak sedikit pula orang yang sudah mendapatkan reaksi berlebihan dari para pemuja Jokowi dan pasukan cybernya bernama JASMEV. Sebut saja mantan Ketua MK Mahfudz MD dan terakhir istri Presiden SBY, Ani Yudhoyono.
Pakar ilmu politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro menyatakan jika para pemuja Jokowi merupakan kumpulan orang sakit. Menurut Siti Zuhro, memuja Jokowi sebagai sosok Capres 2014 dengan gaya blusukannya yang seperti dewa dan malaikat itu merupakan perilaku sakit. Sama seperti perilaku yang mewajarkan sosok pejabat yang korup.
“Kalau ada pemimpin yang baik, yang normal, kita mitoskan itu dia dewa, malaikat. Nah itu penyakit menurut saya. Jadi ndak usahlah. Pemimpin itu harus amanah, harus mendedikasikan diri buat rakyat, itu wajar,” kata Siti Zuhro di Jakarta, pada Minggu (2/2/2014) seperti dilansir LICOM.
Siti Zuhro juga menegaskan jika sebagian besar masyarakat Indonesia telah salah menilai Jokowi sebagai pejabat publik. Ia menjelaskan, gaya kepemimpinan Jokowi yang membumi dengan gaya blusukannya seharusnya dipandang sebagai suatu hal lumrah yang memang seharusnya dilakukan oleh setiap pejabat publik, bukan suatu hal yang dianggap sebagai seorang dewa atau malaikat.
…Kalau ada pemimpin yang baik, yang normal, kita mitoskan itu dia dewa, malaikat. Nah itu penyakit menurut saya. Jadi ndak usahlah. Pemimpin itu harus amanah, harus mendedikasikan diri buat rakyat, itu wajar…
Sayangnya, lanjut Siti Zuhro, kebanyakan masyarakat yang memuja Jokowi terlalu berlebihan itu  justru melumrahkan perilaku pejabat publik yang korup. “Justru kalau ada Kepala Daerah atau Pejabat Publik yang korup, itu yang aneh, jangan dianggap biasa. Itu hal yang salah, tapi kita anggap normal,” tambahnya.
Lebih lanjut Siti Zuhro mengatakan, pola pikir terbalik tersebut terbentuk di tengah masyarakat akibat kurangnya sosok pemimpin berkualitas di Indonesia. Menurutnya, masyarakat lebih banyak dipertontonkan perilaku korup para pejabat dibanding perilaku positif para pejabat. Hingga akhirnya mengembangkan pola pikir tersebut dalam masyarakat.
“Karena tidak ada teladan tadi, lalu kita melakukan praktik-praktik yang tadi itu, dibayar untuk memilih itu hal yang biasa. Makanya kita sakit. Dan karena tidak normal dianggap normal, maka kita sakit, namun kita tidak sadar kalau kita sakit. Artinya, masyarakat Indonesia, kita semua ini dalam keadaan sakit. Bayangkan, yang normal kita anggap aneh, yang aneh kita anggap normal, gitu,” pungkasnya. [Khalid]
- See more at: http://www.kompasislam.com/2014/02/05/pakar-politik-lipi-para-pemuja-jokowi-itu-orang-sakit/#sthash.uYYXKEg5.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar