Jumat, 21 Februari 2014

Tasalek fitnah ?
_____________
Copas sbb:
Yeyen Kiram Assalamualaikum, wr. wb.... NOTULUNESI Rapat Bersama antara MUI, FMMK & SEKBER MM Rapat diadakan pada hari/tanggal, Senin, 20 Januari 2014. Berlangsung pada jam, 14.25-17.15 wib. Dihadiri, Ketua Umum MUI Sumbar, Dr. Syamsul Bahri Dt. Palimo Kayo. Pengurus MUI, Dr. Eddie Syafri dan Dr.Nurman Agus, Ketua Tim Koordinasi Fikrah & Haraqah, Buya Gusrizal Gazahar, Pengurus FMMK, Ibnu Aqil D Ganie, Masfar Rasyid, Irfianda Abidin, Chairul Amri, Agus Salim, Andriwifa, dan pengelola Sekber Masyarakat Minangkabau, Yudilfan Habib, Yeyen Kiram, Riswan Idris, Arif Budiman, pengelola Sekber Rantau, Dedi Navis. Rapat dibuka langsung oleh Ketua MUI, Prof.Dr. H Syamsul Bahri Khatib Dt Palimokayo. Dengan terlebih dahulu mendengarkan laporan dari kunjungan pengurus MUI ke MUI Pusat di Jakarta sehubungan dengan situasi yang sekarang terjadi di Sumatera Barat, khususnya tentang penolakan proyek SBLG. Bapak Nurman Agus selaku pengurus melaporkan, bahwa MUI Pusat telah membentuk tim investigasi yang akan bertolak ke Padang minggu depan. Tim dipimpin langsung oleh Kyiai H Umar Shihab. Pada saat yang sama MUI Pusat juga mendengar laporan dan saksi bagaimana pengingkaran janji yang dilakukan oleh kelompok LG, terhadap RS.Siloam di Palembang, dari Kyai H. Slamet Effendi Yusuf. Setelah itu, kegiatan rapat diteruskan dengan mendengarkan paparan dari pengurus FMMK serta Sekber MM. Berikut petikanya. 1. Masfar Rasyid : Mengatakan bahwa saat mengikuti seminar Comunity Asean di Bandung, yang diselenggarakan oleh BK3AM, pesertanya 100 org, yg terdiri dr para tokoh2, spt; beliau bertemu dan sempat bicara dengan Muchtar Naim, Ida Hasyim Ning, Nudirman Munir, Fahmi Idrs. Sekaligus kepada para tokoh tersebut disampaikan soal SBLG ini. Namun sebagaimana kita ketahui, Ida Hasyim Ning melalui puteranya bermaksud akan mengambil alih pembangunan proyek ini, dengan tetap menggunakan sebahagian besar dari saham JTR. Dan Nurdiman Munir, adalah politisi dari Golkar. Masfar juga menyebutkan komunikasi yang intens dilakukanya dengan bapak Edi Hasmi, ka Bapeldada dan merupakan rekruitman dari Fauzi bahar. Baik sebelum dilaksanakanya rapat Amdal, 6 Januari 2014 yll, hingga sekarang. Padahal kita tahu, saat ini Fauzi Bahar telah menggunakan semua jurus, termasuk dengan pejabat2 Pemko tsb. Sehubungan dengan masalah keuangan, sebagai ketua FMMK, Masyfar mengaku telah menerima bantuan dari Yayasan Yarsi sebanyak Rp.5 juta, dan masyarakat sebanyak Rp.20jt. Namun, sumbangan dana ini tak pernah dilaporkan kepada MUI maupun kita Sekber MK. Sebagaimana kita selalu melaporkan lalu lintas keuangan kepada ummat. Sehingga nyaris semua aktifitas selama ini ditanggung sepenuhnya atas dasar infaq ummat saja. 2. Irfianda Abidin : Sehubungan dengan rencana akan diadakanya pertemuan korlap untuk persiapan ke arah aksi sejuta ummat akhir bulan ini, Irfianda Abidin mengaku telah membatalkan sepihak pertemuan tersebut, atas perintah Masfyar Rasyid dengan tidak berkoordinasi terlebih dahulu pada MUI maupun Korlap. Akibatnya, keputusan sepihak yang telah diputuskan bersama membuat pecah belah massa ormas di lapangan. Khususnya ormas2 yang telah mengikuti rapat koordinasi sebelumnya. 3. Syamsul Bahri : Mohon dijelaskan lebih detail jika memang ada dana dari Yayasan Yarsi ataupun pihak Basko seperti yang menjadi tudingan beberapa pihak selama ini. 4. Eddi Syafri, sebaiknya kita memahami aksi gerakan ini secara lebih objektif, bahwa tujuan bukan aksi demo, namun pencabutan idzin SBLG. Demo aksi hanya diperlukan jika itu yang membuat tujuan bisa tercapai. 5. Gusrizal Gazahar, komunikasi hanya akan tercipta dengan baik jika kita semua ada disini melihat langsunvg bagaiman relawan dan pengelola Sekber bekerja rutin setiap hari tak kenal lelah. Pak Chairul Amri, memang sesekali ada menyempatkan diri hadir di kantor Sekber, namun pengurus lainya saya lihat nyaris tak pernah. Kecuali sudah ada kegiatan, dan hadir di depan forum untuk bicara di depan peserta rapat saja. Tapi bagaimana persiapan dan hasilnya, FMMK nyaris tak mau tahu lagi. 6. Yeyen Kiram, bukankah fungsi Sekber adalah menfasilitas dan mengelola kegiatan serta gerakan. Dalam gerakan, yang dipenuhi keikhlasan jelas tak ada tempat bagi para pengkhianat. Saya sudah minta ketua Forum, untuk merevisi SK Forum yang mencantumkan nama Dasrul Lamsudin dan Sayuti sebagai bahagian dari wakil ketua. Karena menurut saya, ke dua orang ini telah mengkhianati gerakan. Pernyataan Dasul Lamsuddin di Skh.Singgalang, 27 November 2013 tentang gerakan ini dan belum juga mengklarifikasinya sama merupakan pengkhianatan. Karena, sejak terbentuknya Forum awal Mei 2013 yll, Dasrul Lamsuddin bukanlah orang baru lagi. Sedangkan Sayuti selaku Ketua LKAAM, tak pernah menepati komitmenya, malah tak jarang ikut mengulur masalah, salah satunyan tidak mau menandatangani surat somasi yang akan kita ajukan kepada Fuazi Bahar, 26 November 2013. Serta ikut mengusulkan kepada Fauzi Bahar, mengganti saja nama RS.Siloam menjadi RS.Minangkabau. Adapun kehadiran Sekber selama ini adalah bentuk dari kepedulian ummat islam dan orang Minang di seluruh bumi, yang tergabung dalam jejaring sosial Fb, bernama Group Ummat. Kegiatan selama ini bisa terselenggara berkat donasi infaq ummat yang saya kelola. Berjumlah nyaris hampir 100 juta pengeluaran kita. Namun kenapa Forum tak pernah mau tahu, bahkan jangankan berterimakasih pada ummat, bertanya sekalipun tak pernah tentang darimana kue dan airminum mineral ini dibeli, bagaimana ribetnya mengurus idzin administrasi dari aparat, surat menyurat, dsb? Apakah, Sekber sudah tak berguna selama ini bagi Forum? Jika begitu sebaiknya kita keluar saja dari Forum ini, toh dengan atau tanpa Forum gerakan ini tetap akan diperjuangkan. Apalagi, semua demi kemashalahatn ummat dan tujuan gerakan ini, menjadi lebih jelas dan terarah. 7. Chairul Amri, hubungan Sekber dan Forum adalah kolektif kolegial. Jadi, rapat yang diadakan tidak lagi bernama forum tapi adalah rapat sekber. Sekber, adalah orang-orang yang seprinsip dan setujuan dengan kita. Dan staf sekber adalah orang yg satu kepengurusan. 8. Dedi Navis : Alhamdulillah, SBLG ini sebetulnya adalah lembaran pertama baru dari semua perjuangan kita. Setelah itu, masih banyak lagi perjuangan lainya yang harus kita laksanakan. Memang diakui, bahwa isu tentang adanya dana dari pihak Basko dan Yarsi sangat mengganggu. Memang harus diklirkan secepatnya kepada ummat. 9. Ibnu Aqil, di yayasan Yarsi memang ada dana untuk kegiatan dakwah, dan ketika ada indikasi pemurtadan, maka kita yang telah menggunakan biaya tsb. 10. Yudilfan Habib, pada prinsipnya perjuangan ini bersifat spontanitas. Gak perlu apa ini sekber atau apa, namun yang penting berjuanglah dulu. Sekber pd prinsipnya selama ini selalu patuh dengan keputusan yang telah dihasilkan dari sidang-sidang forum. Sekber hanya menjalankan apa yang telah menjadi keputusan rapat. Bisa dibuktikan, notulensi rapat, atau surat2. Jadi, sifat Sekbernya hanyalah fasilitator, bukan soal ini lembaga resmi atau tidak. Jadi, pengelola Sekber baru jalan apabila sudah ada keputusan dari masyarakat dalam rapat. Sekber bukan person, jadi harus dipahami sebagai sekretariat bersama. Persoalan apakah kami ini ada di SK atau tidak dari Forum, bagi kami bukanlah persoalan. Karena yang terpenting adalah bagaimana gerakan ini tetap berjalan. Saya sangat heran ketika orang-orang di Forum selalu mencurigai sekber. Sekber tak pernah tertutup dan siap ditemui selama 24 jam, baik langsung maupun cukup via telphon. Terakhir ketika akan melakukan pertemuan dengan para korlap. Menurut hasil musyawarah yang telah kita sepakati pada hari senin tgl 8 januari 2014, selaku Korlap umum telah berupaya untuk mengundang Korlap Ormas Islam & Korlap di berbagai Kabupaten dan Kota di seluruh Sumbar, serta sesuai dari hasil musyawarah yang telah disepakati untuk melakukan pertemuan ditempat yang dirahasiakan, maka saya menghubungi Irfianda Abidin untuk meminjam aula di Hotel Nabawi yang terletak di Ulak Karang. Setelah disetujui, maka saya menghubungi Pimpinan FPI Sumbar via telepon. Pimpinan FPI menyetujui dengan usulan tempat tersebut. Juga dengan beberapa orang yang telah saya hubungi via telepon, pada prinsipnya setuju dan bersedia. Sayangnya, rencana pertemuan tersebut dibatalkan Masfar Rasyid via Irfianda Abidin melalui teleponnya kepada saya. Adapun alasan yang dikemukakan sekenaan dengan pelarangan tersebut, karena terjadi perselisihan antara Pimpinan FPI Sumbar dengan Buya Gusrizal G. Sungguh alasan yang tidak masuk akal. Namun, karena saya menganut faham sami’na wa ‘atha’na, maka saya ta’ati saja peintah tersebut. Ketika saya konfirmasi ulang kepada Pimpinan FPI Sumbar, beliau sangat gusar mendengar pembatalan tersebut, karena alasan yang tidak relevan. Menurut keterangannya, dia dengan buya Gusrizal, tidak ada persoalan apapun secara pribadi. Karena konsepnya pergerakan adalah lurus-lurus saja, maka, saya tetap sami’na wa ta’na. Kalau hari ini masih bicara sekber dan SK yang hanya dongeng, saya sudah tidak berharap. Padahal, Sekber adalah pelaksana tugas dari semua hasil keputusan Musyawarah yang telah disepakati. Maka saat ini, kami menjadi sangat berat hati untuk berada di bawah FMMK. Hal tersebut dikarenakan Fitnah sudah terlalu besar disebarkan tentang Sekber, sementara perjuangan silahkan diteruskan. Kami tidak bisa berada di bawah FMMK lagi. Terimakasih.

Demikianlah notulensi rapat ini kami umumkan, agar ummat dapat mengambil manfaat dan kesimpulan. Rapat berakhir dengan kesepakatan adanya pemisahan menajemen dan keuangan antara Sekber dan FMMK, namun tetap berada di bawah koordinasi MUI Sumbar. Apapun yang menjadi konsukensi dari pengelolaan ini, bagi kami perjuangan kepada penegakan dinn dan aqidah ummat, jauh lebih penting lagi untuk diselamatkan. Mohon maaaf, tak lebih dan tak kurang. Padang, Senin 20 januari 2014.
____________________________________________________
Perbedaan sbb:
Ibnu Aqil D. Ghani Maaf ada kekeliruan dalam catatan Yeyen Kiram ini. Pertama tentang keuangan yang diterima Masfar dari sumbangan Ibnu Sina sebesar Rp 5.000.000,- itu dana diterima sebelum sekber terbentuk dan telah dipergunakan oleh forum untuk membiayai fotocopy kliping yang dibuat Pak Masfar. Dana masuk cuma Rp 5.000.000,- sedangkan pengeluaran beliau secara pribadi sudah 20 juta. Bukan masuk 20 juta lagi. Kedua, permohonan saya agar jangan berpisah, diperkuat saja seperti biasa sepertinya diabaikan dalam catatan Yeyen Kiram. juga saran ketua MUI pak Syamsul Bahri. Yeyen Kiram tetap ngotot mau keluar dari Sekber dan dengan nada tinggi mengatakan laporan keuangan tak perlu tertulis, karena yang menyumbang adalah masyarakat facebook, laporan cukup ke faceebook. Soal rekening disepakati dibuat atas nama Forum melalui ketua (Masfar Rasyid) dan bendahara (H Andre). Tapi Yeyen Kiram tetap mendesak pada hal untuk membuat rekening perlu SK Pengurus. Maka katanya buat sementara dipakai saja rekening PAM (Panji Alam Minangkabau), ternyata sampai sekarang tetap saja yang itu. Seharusnya sebelum uang dicairkan perlu diketahui/disetujui oleh ketua, ini tak pernah dilakukan. Ambil sendiri dan keluarkan sendiri. Itu yang terjadi selama ini. Hal itu tak sehat untuk sebuah organisasi. Inilah yang ingin diperbaiki sebenarnya. Semua kekurangan kita dievaluasi lalu diperbaiki dan diperbaiki. tapi oleh yeyen Kiram dijawab dengan mau keluarlah dari Sekber, ganti dengan yang lain dan sebagainya. Sekber tak ada ketua, apa wujudnya sekber itu? yang ada ketua forum, penggunaan uang oleh Masfar Rasyid dari Ibnu Sina 5.juta dimusyawarahkan dengan pengurus Forum termasuk dengan saya (Waka, Khairul Amri Sekretaris dan bendahara serta pengurus inti yang lainnya). jadi mekanismenya sudah benar, pemakaiannya juga benar yaitu untuk biaya fotocopy dan keperluan rapat Forum sebelum ada sekber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar