Minggu, 06 April 2014


berbagi status Komunitas Rindu Syariah & Khilafah.


















Apa Yang Saya Lakukan Untuk Merubah Semua Ini?
Masya Allah, ditengah-tengah antusiasme peserta dalam sesi tanya jawab, terdapat seorang Ibu yang tampak mengalam...i goncangan dalam bathinnya mendengar pemaparan dari para pemateri. Ia menangis dan menyatakan kebimbangan dan serta keputusasaannya atas perubahan yang sangat amat sulit diwujudkan dalam sistem kapitalisme demokrasi ini.
Ibu Hanifah, Kepala Sekolah TKIT Al-Jannah. Beliau mengungkapkan, “Apa yang saya lakukan untuk merubah semua ini? Saya malu sekali kepada Allah. Bagaimana pertanggungjawaban saya di hadapan Allah selaku pendidik, selama sistem ini masih terus merusak dan menggerogoti generasi? Apa yang harus saya lakukan?” Tanya Bu Hanifah sambil menekan emosinya menahan sesak dalam isak tangis yang tidak mampu Ia sembunyikan.
Bu Endang Komariyah, M.Pd dan peserta yang memenuhi Aula Pemko pagi kemarin dibuat larut dalam haru yang disebarkan oleh Bu Hanifah. Dengan juga menitikkan air mata, Ibu Endang menyatakan “Berat. Bagaimanapun kuatnya upaya yang kita lakukan, sistem lumpur ini tetaplah akan mewarnai kita dan generasi yang kita harapkan akan menjadi intelektual-intelektual muslim yang handal dan terdepan. Namun, yakinlah akan pertolongan Allah, bahwa kemenangan Islam adalah telah menjadi taqdir bagi kita, dan tidak ada yang sulit bagi Allah termasuk meluluhlantakkan sistem kufur ini dan menggantinya dengan Islam. Yang perlu kita lakukan adalah berjuang, Ibu. Banyak hal yang Ibu dapat lakukan, dan yakinlah bahwa apa yang dijanjikanNya adalah kepastian yang dekat.”
Ustadzah Ummu Fatih pun turut menambahkan dan mendukung semangat tersirat yang diisyaratkan oleh Ibu Hanifah, “Ibu, dalam perjuangan kita perlu untuk menentukan wadah dan arah perjuangan. Kita membutuhkan jama’ah untuk melakukan tugas besar ini. Bersama-sama jama’ah akan menjadikan kita kuat dan mampu bergerak bersinergi yang terarah dalam mewujudkan tujuan kita yakni menegakkan Khilafah. Bergabunglah bersama-sama jama’ah, dan berjuanglah bersamanya.” Tutupnya.
Sebelum pembacaan do’a oleh Aprilia Sausana, peserta yang hadir disuguhkan tampilan pembacaan puisi oleh Syahri dan Rika. Gelegar puisi yang disuarakan keduanya membangkitkan semangat peserta yang menyaksikan. Kibaran al-Liwa dan ar-Rayah mengembang menambah atmosfer perjuangan.
Demikianlah seminar Intelektual Muslimah yang diadakan oleh Muslimah Hizbut Tahrir Banda Aceh (23/03) kemarin diakhiri dengan penandatangan kesepakatan intelektual muslimah yang hadir untuk menyatukan gerak & langkah untuk membuang sampah demokrasi kapitalisme kedalam tong sampah peradaban, dan senantiasa berjuang untuk menggantinya dengan Islam dalam naungan Khilafah.
Selanjutnya Ketua DPD I MHTI Aceh yakni Ustadzah Rifqiyya Ummu Jaisy, Ibu Endang Komariyah M.Pd (Mewakili Intelektual Muslimah), dan Ummu Fatih (Ketua DPD II MHTI Banda Aceh) beranjak menuju Konferensi Pers DPD I MHTI Aceh yang bertema, “Seruan Politik Intelektual Muslimah untuk Indonesia Lebih Baik: Tinggalkan Demokrasi, Tegakkan Khilafah”.
Dalam Konferensi Pers tersebut, Ibu Endang Komariyah, M.Pd membacakan Pernyataan Sikap Intelektual Muslimah untuk bersama-sama menyatukan gerak dan langkah untuk menolak kapitalisme demokrasi yang dipaksakan untuk mengatur seluruh urusan umat dan menggantinya dengan menerapkan Syari’ah Islam secara kaffah dalam naungan Khilafah. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Press Release dari Muslimah Hizbut Tahrir oleh Ustadzah Rifqiyya Ummu Jaisy.
SHARE ke saudaramu yang lain. Syukron
==============================
Jika Saudara/i ingin mengkaji Islam dan berdakwah bersama HIZBUT TAHRIR INDONESIA silahkan mengisi form yang kami sediakan di http://hizbut-tahrir.or.id/rekrutmen/
Insya Allah, syabab Hizbut Tahrir di daerah terdekat akan segera menghubungi anda.
==============================
Jazaakumullah Khair

Tidak ada komentar:

Posting Komentar