Kamis, 24 April 2014

James Riady Menangkan Clinton, Iparnya Sumbang Jokowi 26 Januari 2014 | 08:00
Xlarge_berita-analisa-jokowi-dibantu-uangNEFOSNEWS, Jakarta – Ingat sumbangan James Riady buat kampanye Bill Clinton menjadi presiden AS? Clinton sukses jadi presiden. Dato Sri Dr. Tahir, suami Rosy Riady, menyumbang miliaran buat Jokowi. Apa alasan keluarga Riady?
“Kami bantu hanya karena Pak Jokowi. Dia itu prorakyat, jujur dan lugas,” ujar Tahir, Ketua Tahir Foundation, di Balai Kota, Jakarta Pusat, pada Jumat (24/1/2014).
Begitulah pernyataan orang terkaya ketujuh Indonesia versi majalah Forbes ini. Menurut Tahir, hibah kepada rakyat melalui Pemprov DKI ini merupakan yang pertama kali dilakukan pihaknya. Pada pemerintahan-pemerintahan sebelumnya, Tahir Foundation tak pernah membantu lewat gubernur atau pemprov. Kalau pun menyalurkan bantuan, ya langsung kepada warga yang membutuhkan.
Pada Jumat (24/1/2014),  konglomerat dan bos Mayapada Grup itu, terlihat begitu antusias berbicara dengan Jokowi, Gubernur DKI Jakarta. Tahir menyumbang Rp 6 miliar dan 10 bus Transjakarta. Konon, semua gratis tanpa kompensasi. Semua hanya karena Jokowi.
Tahir tak lain ipar James Riady. Rosy Riady, isteri Tahir, adalah putri dari Mochtar Riady. Majalah Forbes menyebut, kekayaan Tahir per Maret 2013 sekitar US$ 2 miliar.  Dia berada di peringkat ketujuh orang terkaya di Indonesia.
Adalah James Tjahaja Riady, konglomerat pemilik Lippo Grup ini, orang Indonesia yang pernah menggemparkan jagad politik negera adi daya. Ia pernah menggalang dana untuk pencalonan pertama William Jefferson Clinton, nama lahir Bill Clinton Presiden AS ke-42. Sialnya, atas dukungan itu, James divonis bersalah oleh pengadilan AS pada tahun 2001. Majalah New York Times, edisi 7 Oktober 1996, menyebut James telah menyumbang US$ 200 ribu untuk menyokong kampanye pencalonan Presiden Bill Clinton dari Partai Demokrat pada 1992.
Di pengadilan, putera Mochtar Riady ini pun mengaku bersalah dan didenda US$ 8,6 juta. “Suatu sanksi terbesar yang pernah dijatuhkan dalam kasus dana kampanye,” sebut Departemen Kehakiman AS saat itu.
Clinton sendiri sukses memenangkan pemilihan presiden dan menjabat sejak 20 Januari 1993 hingga 1997. Dan kembali menjabat untuk periode kedua antara 20 Januari 1997 - 2001.
Lepas dari soal James, selama ini Tahir Foundation dikenal royal. Pada awal Januari 2012, misalnya, mereka menyumbang National University of Singapore (NUS) sebesar US$ 30 juta atau sekitar Rp 330 miliar. Kabar itu dilansir The Sunday Times, pada Minggu (1/1/2012) silam.
Kini, khusus buat Gubernur Jokowi, Tahir Foundation menjadi royal terhadap Pemprov DKI Jakarta. Menurut Tahir, uang Rp 6 miliar itu hasil patungan enam perusahaan yang tergabung dalam Mayapada Grup. “Kita memberikan bantuan banjir Rp 6 miliar. Masing-masing perusahaan menyumbang Rp 1 miliar. Kita berikan pada Pak Jokowi dan nanti akan dikelola melalui dinas sosial,” kata Tahir.
Tak hanya itu, Tahir juga menyumbang 10 bus Transjakarta yang harganya sekitar Rp 10 miliar – Rp 12 miliar. "Kalau kami hanya mampu 10 bus. Tapi kan harusnya gotong-royong. Kalau satu grup (konglomerat) saja 10 bus. Kalau ada 100 pengusaha, coba bayangkan ada berapa bus lagi kayak gitu," tutur Tahir.
Jokowi agaknya memang harus waspada dan berhati-hati. Kekuasaan memang sangat menggiurkan. Sejarah telah mencatat, bagaimana Soeharto sudah mulai dekat dengan para pengusaha jauh sebelum dia menjabat sebagai presiden. Sebut saja Liem Sioe Liong atau Sudono Salim yang dekat dengan Soeharto sejak masih menjabat sebagai Pangdam Diponegoro di tahun 1950-an. Liem dipercaya Soeharto memasok berbagai kebutuhan tentara.
Hubungan “bisnis” mereka terjaga hingga Soeharto berkuasa. Liem pun sukses membangun pabrik tepung terigu PT Bogasari Flour Mills yang kemudian menjelma Indofood. Ia juga memiliki Indocement, Indosiar, serta Indomobil.
Atau Bob Hasan Bob alias The Kian Seng. Bob sukses berkat bisnis kayu. Dia mendapat Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dari Soeharto. Juga Prajogo Pangestu, teman main golf Soeharto. Prajogo berutang budi pada Soeharto karena PT Barito Pacific Lumber semakin menggurita.
Sumbangan Tahir ini tentu sangat bermanfaat. Toh, publik akan mengawasi. Waspada memang perlu, tapi mencurigai sesuatu tanpa bukti tentu bukanlah  sikap yang adil. Tudingan apapun tentu tak akan berguna selama niat baik terselenggara dalam kerja. Jadi, selamat Pak Gubernur, anda dipercaya. Semoga amanah. (lenny handayani/kukuh bhimo nugroho)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar