Jumat, 25 April 2014

DG 3410 Visit: “Rotary Club Bandung Harus Mendapatkan Award!”
DG Eva Kurniaty (kelima kanan) berfoto bersama jajaran pengurus RCB dan PDG serta pendonor TRF. (Foto: Yudha PS)
DG Eva Kurniaty (kelima kanan) berfoto bersama
jajaran pengurus RCB dan PDG serta pendonor TRF. (Foto: Yudha PS)
Pertemuan mingguan Rotary Club Bandung pada Senin, 16 September 2013 menghadirkan tamu istimewa. Dia adalah District Governor 3410 Eva Kurniaty. Kehadirannya di Bandung dalam rangka DG Visit ke Rotary Club Bandung.
Sebelum memulai pertemuan rutin mingguan RCB, Eva Kurniaty bersama President Rotary Club Bandung Medi Mahendra membahas capaian Rotary Club Bandung pada periode 2013-2014. Turut hadir jajaran pengurus Rotary Club Bandung 2013-2014 dan PP Diana Gustiana selaku Assistant Governor untuk wilayah Bandung dan Cirebon.
Kepada President Medi, DG Eva menyarankan Rotary Club Bandung mulai mensponsori berdirinya satu Rotary Club baru. Rotary Club ini anggotanya berasal dari alumni Rotaract asuhan Rotary Club Bandung. DG Eva mengharapkan dari Rotary Club baru ini tersedia “darah muda” yang akan menggawangi kegiatan Rotary Club Bandung ke depannya. “Bagaimana pun, kita semua di sini punya kesibukan masing-masing. ‘Darah muda’ inilah yang akan membantu kita menyelenggarakan kegiatan pelayanan di lapangan,” ungkap DG Eva.
Lebih lanjut, DG Eva mengusulkan cara untuk mulai menginisiasi Rotary Club baru dengan menggelar pertemuan Satellite Club. Adapun pesertanya adalah non Rotarian yang memiliki jiwa pelayanan layaknya Rotary. Dalam hal ini, DG Eva bersedia hadir untuk memberikan pemaparannya tentang Rotary terhadap peserta pertemuan.
DG Eva juga menyarankan agar Rotary Club Bandung turut mengajukan Global Grant dan mengambil District Grant. Caranya dengan membuat kegiatan bersama 6 Rotary Club lainnya di Bandung. Adapun District Grant yang tersedia untuk keenam Rotary Club yang ada di Bandung sebesar US$ 1.378. “Saya harapkan Rotary Club di Bandung bisa mengambil District Grant ini. Bila ditunda lagi, kapan kita bisa melakukan kegiatan untuk masyarakat,” himbaunya.
Recruitment and Retention 
Dalam kesempatan ini, DG Eva mengingatkan Rotary Club Bandung untuk melakukan proses recruitment dan retention. Recruitment sendiri merupakan proses untuk mendapatkan anggota baru. Sedangkan Retention adalah proses mempertahankan dan meningkatkan loyalitas anggota Rotary Club yang telah ada. “Jangan sampai merekrut, tapi anggota Rotary yang lama malah keluar,” pesannya.
Retention sendiri salah satu caranya dengan melibatkan senior melalui kegiatan Mentorship atau berbagi pengalaman dan wawasan tentang Rotary Club. Dalam hal ini, seorang senior harus membimbing Rotarian yang lebih muda agar menjadi Rotarian, bukan sekedar menjadi anggota Rotary Club.
Prinsip sebagai Rotarian sendiri melebihi identitas seseorang sebagai anggota Rotary Club. Menjadi Rotarian lebih merujuk pada kesungguhan dan ketulusan dalam melayani masyarakat di atas kepentingan dirinya sendiri. Dalam hal ini, Leadership atau kepemimpinan adalah salah satu kunci suksesnya.
Bagaimana pun, lanjut DG Eva, kepemimpinan dalam Rotary berbeda dengan kepemimpinan dalam organisasi pada umumnya. Karena seorang pemimpin di Rotary dituntut untuk memimpin para pemimpin lainnya. “Kita ini leader yang memimpin leader lainnya. Kepemimpinan semacam ini tidak mudah, kita harus banyak belajar dari mentor dan pelatihan di Rotary,” tandasnya.
Bahkan, DG Eva sendiri belajar banyak kepemimpinan dari Rotary. Menurutnya, dirinya bisa menjadi direktur perusahaan karena ayahnya merupakan pemiliknya. “Namun ayah saya tidak bisa menurunkan kepemimpinan kepada saya. Hanya Rotary yang bisa mengajarkan kepemimpinan kepada saya,” ungkapnya.
Hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah apresiasi terhadap anggota Rotary. DG Eva sendiri meyakinkaDG 3410 Visit: “Rotary Club Bandung Harus Mendapatkan Award!”
DG Eva Kurniaty (kelima kanan) berfoto bersama jajaran pengurus RCB dan PDG serta pendonor TRF. (Foto: Yudha PS)
DG Eva Kurniaty (kelima kanan) berfoto bersama
jajaran pengurus RCB dan PDG serta pendonor TRF. (Foto: Yudha PS)
Pertemuan mingguan Rotary Club Bandung pada Senin, 16 September 2013 menghadirkan tamu istimewa. Dia adalah District Governor 3410 Eva Kurniaty. Kehadirannya di Bandung dalam rangka DG Visit ke Rotary Club Bandung.
Sebelum memulai pertemuan rutin mingguan RCB, Eva Kurniaty bersama President Rotary Club Bandung Medi Mahendra membahas capaian Rotary Club Bandung pada periode 2013-2014. Turut hadir jajaran pengurus Rotary Club Bandung 2013-2014 dan PP Diana Gustiana selaku Assistant Governor untuk wilayah Bandung dan Cirebon.
Kepada President Medi, DG Eva menyarankan Rotary Club Bandung mulai mensponsori berdirinya satu Rotary Club baru. Rotary Club ini anggotanya berasal dari alumni Rotaract asuhan Rotary Club Bandung. DG Eva mengharapkan dari Rotary Club baru ini tersedia “darah muda” yang akan menggawangi kegiatan Rotary Club Bandung ke depannya. “Bagaimana pun, kita semua di sini punya kesibukan masing-masing. ‘Darah muda’ inilah yang akan membantu kita menyelenggarakan kegiatan pelayanan di lapangan,” ungkap DG Eva.
Lebih lanjut, DG Eva mengusulkan cara untuk mulai menginisiasi Rotary Club baru dengan menggelar pertemuan Satellite Club. Adapun pesertanya adalah non Rotarian yang memiliki jiwa pelayanan layaknya Rotary. Dalam hal ini, DG Eva bersedia hadir untuk memberikan pemaparannya tentang Rotary terhadap peserta pertemuan.
DG Eva juga menyarankan agar Rotary Club Bandung turut mengajukan Global Grant dan mengambil District Grant. Caranya dengan membuat kegiatan bersama 6 Rotary Club lainnya di Bandung. Adapun District Grant yang tersedia untuk keenam Rotary Club yang ada di Bandung sebesar US$ 1.378. “Saya harapkan Rotary Club di Bandung bisa mengambil District Grant ini. Bila ditunda lagi, kapan kita bisa melakukan kegiatan untuk masyarakat,” himbaunya.
Recruitment and Retention 
Dalam kesempatan ini, DG Eva mengingatkan Rotary Club Bandung untuk melakukan proses recruitment dan retention. Recruitment sendiri merupakan proses untuk mendapatkan anggota baru. Sedangkan Retention adalah proses mempertahankan dan meningkatkan loyalitas anggota Rotary Club yang telah ada. “Jangan sampai merekrut, tapi anggota Rotary yang lama malah keluar,” pesannya.
Retention sendiri salah satu caranya dengan melibatkan senior melalui kegiatan Mentorship atau berbagi pengalaman dan wawasan tentang Rotary Club. Dalam hal ini, seorang senior harus membimbing Rotarian yang lebih muda agar menjadi Rotarian, bukan sekedar menjadi anggota Rotary Club.
Prinsip sebagai Rotarian sendiri melebihi identitas seseorang sebagai anggota Rotary Club. Menjadi Rotarian lebih merujuk pada kesungguhan dan ketulusan dalam melayani masyarakat di atas kepentingan dirinya sendiri. Dalam hal ini, Leadership atau kepemimpinan adalah salah satu kunci suksesnya.
Bagaimana pun, lanjut DG Eva, kepemimpinan dalam Rotary berbeda dengan kepemimpinan dalam organisasi pada umumnya. Karena seorang pemimpin di Rotary dituntut untuk memimpin para pemimpin lainnya. “Kita ini leader yang memimpin leader lainnya. Kepemimpinan semacam ini tidak mudah, kita harus banyak belajar dari mentor dan pelatihan di Rotary,” tandasnya.
Bahkan, DG Eva sendiri belajar banyak kepemimpinan dari Rotary. Menurutnya, dirinya bisa menjadi direktur perusahaan karena ayahnya merupakan pemiliknya. “Namun ayah saya tidak bisa menurunkan kepemimpinan kepada saya. Hanya Rotary yang bisa mengajarkan kepemimpinan kepada saya,” ungkapnya.
Hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah apresiasi terhadap anggota Rotary. DG Eva sendiri meyakinkan presiden untuk mengapreasiasi pengorbanan yang para Rotarian lakukan. “Kita harus mengapresiasi waktu dan kontribusi Rotarian,” ajaknya.
RCB Mendapatkan Award! 
Perihal kinerja Rotary Club Bandung, DG Eva menilai positif klub yang saat ini dipimpin oleh Presiden Medi Mahendra. “Salut saya dengan Rotary Club Bandung,“ ungkapnya.
Lebih lanjut, DG Eva juga berharap Rotary Club Bandung bisa mendapatkan penghargaan, baik di tingkat distrik maupun di tingkat internasional. “Saya ingin Rotary Club Bandung bisa mendapatkan award (penghargaan) dari Rotary Internasional,” harapnya.
Bahkan, DG Eva berani memberikan tiket ke Sydney, Australia, kepada presiden dengan Rotary Club terbaik di Indonesia untuk menghadiri Konvensi Rotary Internasional tahun depan. Untuk itu, DG Eva menghimbau jajaran pengurus Rotary Club Bandung untuk sama-sama bekerja guna mendapatkan Citation sebagai Rotary Club terbaik. “Bagaimana pun, Presiden Rotary Club Bandung tidak bisa bekerja sendiri. Dia butuh dukungan kalian. Ayo, dukung presiden kalian,” ajak DG Eva.
Presiden Rotary Club Bandung Medi Mahendra menyampaikan bahwa dirinya beserta jajarannya masih jauh dari sempurna dalam mengemban amanah. Meskipun begitu, pihaknya akan terus mencoba melakukan inovasi agar lebih baik di masa yang akan datang.
Bagaimana pun, lanjut Medi, tantangan menjadi President Rotary Club Bandung lebih besar dibandingkan menjadi Camat. Meskipun begitu, tantangan ini membuatnya menjadi lebih dekat dan mengenal Rotary. “Kami akan terus belajar untuk menjadi lebih baik,” janjinya.
Dalam pertemuan ini juga, DG Eva berhasil mengumpulkan dana untuk The Rotary Fundation (TRF) sebesar US$12.000 dari anggota Rotary Club Bandung. Dana ini terkumpul dari 9 orang Rotarian yang hadir. Hebatnya, 3 orang di antaranya adalah anggota baru. DG Eva merasa bangga sekaligus terpukau dengan capaian ini.
Presiden Medi sendiri tidak menduga dana yang dikumpulkan mampu menembus angka US$ 10.000. Padahal, proyeksinya hanya US$ 5.000. “Terima kasih kepada DG Eva atas kepiawaiannya menggalang dana di Rotary Club Bandung,” ungkap Medi.
Acara yang berlangsung selama satu jam tersebut diakhiri dengan pertemuan rutin mingguan Rotary Club Bandung. Dalam pertemuan tersebut, DG Eva Kurniaty memaparkan capaian Rotary Internasional dan Rotary di Indonesia sekaligus tema tahun ini, “Engage Rotary, Change Livesn presiden untuk mengapreasiasi pengorbanan yang para Rotarian lakukan. “Kita harus mengapresiasi waktu dan kontribusi Rotarian,” ajaknya.
RCB Mendapatkan Award! 
Perihal kinerja Rotary Club Bandung, DG Eva menilai positif klub yang saat ini dipimpin oleh Presiden Medi Mahendra. “Salut saya dengan Rotary Club Bandung,“ ungkapnya.
Lebih lanjut, DG Eva juga berharap Rotary Club Bandung bisa mendapatkan penghargaan, baik di tingkat distrik maupun di tingkat internasional. “Saya ingin Rotary Club Bandung bisa mendapatkan award (penghargaan) dari Rotary Internasional,” harapnya.
Bahkan, DG Eva berani memberikan tiket ke Sydney, Australia, kepada presiden dengan Rotary Club terbaik di Indonesia untuk menghadiri Konvensi Rotary Internasional tahun depan. Untuk itu, DG Eva menghimbau jajaran pengurus Rotary Club Bandung untuk sama-sama bekerja guna mendapatkan Citation sebagai Rotary Club terbaik. “Bagaimana pun, Presiden Rotary Club Bandung tidak bisa bekerja sendiri. Dia butuh dukungan kalian. Ayo, dukung presiden kalian,” ajak DG Eva.
Presiden Rotary Club Bandung Medi Mahendra menyampaikan bahwa dirinya beserta jajarannya masih jauh dari sempurna dalam mengemban amanah. Meskipun begitu, pihaknya akan terus mencoba melakukan inovasi agar lebih baik di masa yang akan datang.
Bagaimana pun, lanjut Medi, tantangan menjadi President Rotary Club Bandung lebih besar dibandingkan menjadi Camat. Meskipun begitu, tantangan ini membuatnya menjadi lebih dekat dan mengenal Rotary. “Kami akan terus belajar untuk menjadi lebih baik,” janjinya.
Dalam pertemuan ini juga, DG Eva berhasil mengumpulkan dana untuk The Rotary Fundation (TRF) sebesar US$12.000 dari anggota Rotary Club Bandung. Dana ini terkumpul dari 9 orang Rotarian yang hadir. Hebatnya, 3 orang di antaranya adalah anggota baru. DG Eva merasa bangga sekaligus terpukau dengan capaian ini.
Presiden Medi sendiri tidak menduga dana yang dikumpulkan mampu menembus angka US$ 10.000. Padahal, proyeksinya hanya US$ 5.000. “Terima kasih kepada DG Eva atas kepiawaiannya menggalang dana di Rotary Club Bandung,” ungkap Medi.
Acara yang berlangsung selama satu jam tersebut diakhiri dengan pertemuan rutin mingguan Rotary Club Bandung. Dalam pertemuan tersebut, DG Eva Kurniaty memaparkan capaian Rotary Internasional dan Rotary di Indonesia sekaligus tema tahun ini, “Engage Rotary, Change Lives

  • CONTACT US
  • Pengumuman!
  • Link Sahabat
  • DAFTAR ISI

  • Sabtu, 19 Maret 2011

    Mengenal Freemasonry, Gerakan Internasional Penghapus Agama

    Jika Anda sedang jalan-jalan ke Eropa, Amerika, atau mungkin di Indonesia, bisa jadi menemukan simbol di samping ini. Entah ditembok gedung, banner-banner iklan, baliho produk, maupun di pusat-pusat kegiatan sosial.
    Benar, itu adalah simbol mason atau lebih dikenal freemasonry. Banyak sekali literatur yang telah mengungkap fakta-faktanya, termasuk penuturan bekas anggotanya. Berikut saya sadur dari wikipedia edisi English dan Bahasa Indonesia, youtube, dan literatur-literatur lainnya.


    Simbol mason yang menghias gedung-gedung tua serupa dengan Bintang David Zionis (wikipedia.org)



    Sejarah Freemasonry dan Tujuannya

    Sebagian peneliti Barat berkeyakinan bahwa Freemasonry sebenarnya sudah didirikan di Skotlandia pada abad ke-14, saat Ksatria Templar ditumpas oleh Raja Perancis Philipe le Bel dan Paus Clemens V.
    Di Skotlandia, Templar ini menyusup ke dalam Serikat Tukang Batu (Mason) dan menguasai gilda-gilda serikat pekerjanya (Loji). Mereka kemudian memproklamirkan diri sebagai Freemasonry, sebuah istilah yang sebenarnya nama lain dari perkumpulan Kabbalah Yahudi-Talmud.
    Dari Eropa, Freemasonry yang terbagi dalam dua kelompok besar (Ritus Skotlandia dan Ritus York) menyebar ke seluruh dunia termasuk ke Hindia Belanda (Nusantara) dibawa oleh awak-awak kapal dagang dan kolonial Belanda. Nona Helena Blavatsky dan Kolonel Henry Steel Olcott tercatat sebagai orang-orang yang membawa gerakan mistik ini ke Nusantara.

    Beberapa gereja Eropa melarang umatnya menjadi anggota gerakan ini.
    Secara hakikat, Freemasonry atau Al-Masuniyyah (dalam bahasa Arab) adalah sebuah organisasi Yahudi Internasional bawah tanah yang tidak ada hubungannya dengan tukang-tukang bangunan yang terdapat pada abad pertengahan.

    Freemasonry di atas juga tidak ada hubungannya dengan kegiatan pembangunan kapal atau katedral besar seperti yang banyak diduga oleh sebagian orang. Tetapi maksud Freemasonry di sini adalah tidak terikat dengan ikatan pihak manapun kecuali sesama freemason.
    Freemasonry berasal dari gerakan rahasia yang dibuat oleh sembilan orang Yahudi di Palestina pada tahun 37 M, yang dimaksudkan sebagai usaha untuk melawan pemeluk Masehi, dengan cara pembunuhan terhadap orang perorang.  
    Kasus terbaru adalah terbongkarnya pembunuhan tokoh Palestina di Dubai yang dilakukan oleh agen-agen Mossad

    Bukan gerakan bawah tanah lagi(freemasonrywatch.org)

    Menurut buku Kabut-kabut Freemasonry, salah seorang yang disebut sebagai pendirinya adalah Herodes Agrida I (meninggal 44 M). Ia dibantu oleh dua orang Yahudi, Heram Abioud dan Moab Leomi. Freemasonry selanjutnya menempatkan dirinya sebagai musuh terhadap agama Masehi maupun Islam.

    Pada tahun 1717 M gerakan rahasia ini melangsungkan seminar di London di bawah pimpinan Anderson. Ia secara formal menjabat sebagai kepala gereja Protestan, namun pada hakikatnya adalah seorang Yahudi. Dalam seminar inilah gerakan rahasia tersebut memakai nama Freemasonry sebagai nama barunya. Sebagai pendirinya adalah Adam Wishaupt, seorang tokoh Yahudi dari London, yang kemudian mendapatkan dukungan dari Albert Pike, seorang jenderal Amerika (1809-1891).

    Tujuan Freemasonry mudah diketahui meski struktur organisasinya sangat teratur dan rahasia. Secara umum tujuan-tujuan pokoknya antara lain :
    Ø Menghapus semua agama;
    Ø Menghapus sistem keluarga;
    Ø Mengacaukan sistem politik dunia;
    Ø Selalu bekerja untuk menghancurkan kesejahteraan manusia dan merusak kehidupan politik, ekonomi, dan sosial negara-negara non-Yahudi atau Goyim (sebutan dari bangsa lain di luar Yahudi).

    Tujuan akhir dari gerakan Freemason adalah mengembalikan bangunan Haikal Sulaiman yang terletak di kota Yerussalem, mengibarkan bendera Israel, serta mendirikan pemerintahan Zionis Internasional, seperti yang diterapkan dalam Protokol Para Cendekiawan Zionis.

    Buku Protokol ini berisikan langkah-langkah yang telah ditetapkan oleh para hakkom, catatan pembicaraan yang dilakukan di dalam setiap rapat mereka, serta berisikan 24 bagian (ayat) yang mencakup rencana politik, ekonomi, dan keuangan, dengan tujuan menghancurkan setiap bangsa dan pemerintahan non-Yahudi, serta menyiapkan jalan penguasaan bagi orang-orang Yahudi terhadap dunia Internasional.

    Dalam gerakannya, Freemasonry menggunakan tangan-tangan cendekiawan dan hartawan Goyim, tetapi di bawah kontrol orang Yahudi pilihan. Hasil dari gerakan ini di antaranya adalah mencetuskan tiga perang dunia, tiga revolusi (Revolusi Perancis, Revolusi Amerika, dan Revolusi Industri di Inggris), melahirkan tiga gerakan utama (Zionisme, Komunisme, dan Nazisme).

    Tokoh-tokoh Dunia Anggota Freemasonry
    Ø Enrico Fermi
    Ø Johann von Goethe
    Ø Voltaire
    Ø Duke Ellington
    Ø Rudyard Kipling
    Ø Louis Armstrong
    Ø Winston Churchill
    Ø Giuseppe Garibaldi
    Ø Charles Lindbergh
    Ø Walt Disney
    Beberapa Presiden Amerika Serikat :
    Ø George Washington
    Ø James Monroe
    Ø Andrew Jackson
    Ø Martin Van Buren
    Ø James Polk
    Ø James Buchanan
    Ø Abraham Lincoln (dilantik secara anumerta oleh loji yang telah ia ajukan, dan diingkari, keanggotaan saat mencalonkan diri untuk Senat AS)
    Ø Andrew Johnson
    Ø James Garfield
    Ø William McKinley
    Ø Theodore Roosevelt
    Ø William Taft
    Ø Warren Harding
    Ø Franklin D. Roosevelt
    Ø Harry Truman
    Ø Lyndon Johnson
    Ø Gerald Ford
    Ø George Bush
    Ø George W Bush
    Ø Barack Obama

    Anggota terkenal dari Indonesia :
    Ø Raden Saleh
    Ø Dr. Radjiman Wedyodiningrat
    Ø Hamengkubuwono VIII
    Ø Soemitro Kolopaking
    Ø Sri Paku Alam VIII
    Ø Raden Mas Tjokroadikoesoemo
    Ø Kiai Sadrach (misionaris Katolik Jawa, dianggap sesat oleh kepasturan Hindia Belanda

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar