Minggu, 27 April 2014


JOKOWI TERNYATA ANAK PENGUSAHA CHINA SOLO, OEY HONG LIONG

Selama ini masyarakat Jakarta tidak sadar jika mereka dipimpin oleh duet orang orang Cina, Jokowi-Ahok. keraguan sebagian orang bahwa Joko Widodo alias Jokowi adalah seorang muslim. Contohnya Rhoma Irama. Ternyata dugaan itu benar!
Jokowi sebelum menjadi Walikota Solo, Jokowi adalah pengusaha sukses. Kesuksesanya itu berkat kerja keras, ulet dan punya naluri bisnis yang kuat. Etos seperti ini umum dimiliki orang Cina yang bergerak dalam bidang usaha.
Selama ini Jokowi mengaku bahwa namanya diberikan oleh orang Perancis, rekan bisnisnya. Hal ini disebabkan karena nama Joko terlalu umum dipakai oleh orang Jawa. Maka untuk membedakannya sang rekan bisnis memendekan nama panjang Joko Widodo menjadi Jokowi. Tetapi sebenarnya Jokowi adalah punya nama Cina yaitu Wie Jo Koh. Nama ini diberikan oleh orang tuanya berdasarkan nama seorang leluhurnya yang pertama kali datang ke Indonesia, Wie Jok Nyan. Sehingga jelaslah Jokowi adalah seorang Cina bermarga Wie.
Tulisan ini hanya rekaan semata yang disebabkan ide liar saya dan tidak ada kebenaranya

JOKOWI TERNYATA ANAK PENGUSAHA CHINA SOLO, OEY HONG LIONG!Pernahkah anda mencari tahu tentang latar belakang Joko Widodo alias Jokowi yang sesungguhnya? Tahukah anda siapa dia 2–30 tahun lalu? Tiba-tiba saja, tanpa banyak diketahui oleh rakyat banyak, nama Jokowi mendadak tenar, populer dan disanjung-sanjung oleh kelompok tertentu.Mengapa Media Massa terutama TV secara gegap gempita mencitrakan Joko Widodo? Tapi tidak pernah sedikitpun mengulas tentang Oey Hong Liong?Oey Hong... Liong, siapa yang kenal Oey Hong Liong? China solo ini memang selalu ditutup-tutupi media massa. Dia tidak lain adalah ayah kandung Joko Widodo.Ternyata mantan walikota Solo ini selain keturunan China, ternyata yang lebih parah adalah menjadi antek China. Jokowi bersahabat akrab dengan para Hoakiau (China Perantauan di Asia Tenggara).baca selengkapnya:AntiLiberalNews.com - http://antiliberalnews.com/2014/04/13/jokowi-ternyata-anak-pengusaha-china-solo-oey-hong-liong/ sebarkanlah.

Mengenal Oey Hong Liong ayah kandung Jokowi yg Ternyata Cina


Mengapa Media Massa terutama TV milik orang kafir secara gegap gempita mencitrakan Joko Widodo? Tapi tidak pernah sedikitpun mengulas tentang Oey Hong Liong?
Oey Hong Liong, siapa yang kenal Oey Hong Liong? China solo ini memang selalu ditutup-tutupi media massa. Dia tidak lain adalah ayah kandung Joko Widodo!
Ternyata mantan walikota Solo ini selain keturunan china, ternyata yang lebih parah adalah menjadi antek China. Jokowi bersahabat akrab dengan para Hoakiau (China Perantauan di Asia Tenggara)
Bahkan dana kampanye Gubernur DKI terakhir juga didanai dari para Hoakiau yang mayoritas adalah para Konglomerat hitam tersebut.
Tahukah anda, bahwa menjelang Pilgub DKI lalu ada ratusan anak muda tiap hari bekerja di sebuah gedung di kawasan TB Simatupang? Lantas, apa kerja mereka?
Mereka tergabung dalam Jokowi-Ahok Social Media Volunteers (JASMEV) atau yang dalam bahasa kita berarti Relawan Sosial Media untuk Jokowi-Ahok, dengan koordinatornya adalah Kartika Djumadi. Operasi mereka di dunia maya, melalui status dan komentar di facebook, twitter, dan kolom-kolom komentar berbagai media daring.
Media massa milik orang china dan kafir, baik berupa TV, radio, media cetak, apalagi daring (online) secara gila-gilaan setiap hari bahkan setiap detik memberitakan kiprah Jokowi.
Banyak media daring terkemuka seperti detik.com, kompas.com, dan lainnya, dalam setiap harinya menurunkan puluhan berita aktivitas Jokowi dan pernyataan-pernyataannya yang “”Lugu”" dan “”Sederhana”" itu.
Jika ada pernyataan tokoh yang mengkritik, serta mereka akan bereaksi. sebut saja mantan Ketua Umum Muhammadiyah Amin Rais yang habis dibully setelah berkomentar negatif tentang Jokowi. Bagi mereka Jokowi pantang dikritik demi target mereka hingga Jokowi menjadi RI-1
Dan ada satu lagi Konglomerat China Kafir pemilik Lippo Group yang aktif dalam program KRISTENISASI, mendirikan 1000 sekolah Kristen sebagai praktik terselubung KRISTENISASI melalui bangku pendidikan. Salah satu contoh korban kristenisasi melalui sekolah kristen ini adalah PAULUS CAHYONO, pelawak yang dikenal dengan sebutan: CAHYONO, namun Alhamdulillah beliau tersadar dan kembali pada fitrah Islam.
Adapun konglomerat china kafir pemilik Lippo group pendiri 1000 sekolah kristen ini adalah James Riyadi, yang juga pemilik koran Suara Pembaharuan, masih tetap terus berusaha menunjukkan dirinya tetap eksis dengan ide Awie (Jokowi) sebagai Presiden 2014.
Dan, donatur utama mereka, Gerombolan Cina Kristen Hoakiau ini sangat berbahaya. Setelah mereka menguasai 70% perekonomian nasional dan sejumlah TV Swasta terkemuka, kini giliran mereka ingin menguasai negara melalui PINTU BEBERAPA PARTAI POLITIK.
Tak heran jika TV terkemuka milik China Kafir ini habis-habisan mencitrakan Jokowi agar Jokowi yang 100% China ini menjadi RI-1. Jika hal ini sampai terjadi, maka tidak menutup kemungkinan di masa depan Presiden NKRI berasal dari keturunan China Kristen dan NKRI menjelma menjadi SINGAPURA KE DUA, dimana meski mayoritas Indonesia adalah 88% Muslim tapi pemerintahan dan kebijaksanaanya dikuasai oleh K A F I R.
Maka dari itulah para konglomerat China Kafir Hoakiau ini sangat benci sekali pada KPK, karena dengan adanya KPK maka langkah mereka sedikit terhambat, tidak bisa “”MELOBY”" dan “”MELICINKAN”" gerak mereka menyuap pemerintah untuk keuntungan dan bahkan merampok uang rakyat.
Kita ambil contoh saja banyak sekali china kafir Hoakiau ini merampok dana BLBI yang totalnya mencapai 560 Trilyun !!! Sehingga utang pokok dan bunga 80 Trilyun ini DIBAYAR OLEH RAKYAT, MEMAKAI UANG RAKYAT MELALUI APBN sampai 2032
Dan sebagian kecil yang sangat kecil dari rampokan itu digunakan untuk mengatur & mengendalikan NKRI
Contoh: US$.25 Juta digelontorkan untuk bantuan tahap awal kepada Calon Pemimpin Keturunan China yaitu Jokowi-Ahok dalam PilGub DKI
Dan setelah itu bantuan tahap ke dua sebesar US$.20 Juta untuk menjaga popularitas Jokowi-Ahok dengan bekerja sama dengan Media Massa yang notabene adalah mayoritas milik China Kafir juga
Mengapa para Konglomerat Hitam Hoakiau ini masih peduli & ikut campur siapa yang menjadi penguasa RI?
1. Karena Mereka ingin kembali kemari untuk merampok lagi
2. Indonesia merupakan surga bagi para perampok berkedok bisnisman & konglomerat hitam
3. Kekayaan alam, pasar yang luar biasa besar, 270Juta Penduduk
4. Lemahnya penegakan hukum, pejabat yang mayoritas dapat disuap adalah merupakan kombinasi yang indah untuk “MERAMPOK UANG RAKYAT”

Salah satu bukti kebencian 25 Buron BLBI Hoakiau Kafir kepada KPK adalah KPK mulai mengambil alih kasus BLBI yang sudah “DIHENTIKAN” selama 10 tahun lebih ini. Dan KPK memulai dengan memanggil Kwik Kian Gie
Jika diperhatikan, banyak sekali sekarang caleg berbagai partai berlandaskan demokrasi yang mengusung China Kristen Kafir menjadi caleg mereka, JIKA ANDA MENCOBLOS MEREKA, MAKA INI AKAN BERALAMAT MASALAH TIADA AKHIR.
Stanley Bernard Greenberg (Yahudi AS), konsultan Politik, Pllster, ahli strategi pemenangan Pemilu – PilPres berada dibelakang suksesnya rekayasa
Admin islamterbuktibenar.net heran, dahulu kita semua tahu bagaimana kebijaksanaan Presiden Soekarno terhadap para China kafir ini, namun mengapa semua itu justru dilanggar oleh putrinya sendiri? Malah Kwik Kian Gie dijadikan Mentri Perekonomian?
Lalu Zhang Wan Xie, atau Basuki Indra atau Basuki Tjahja Purnama atau AHOK yang mantan mafia dan koruptor di BelTim pun diusung oleh salah satu Putri Bung Karno menjadi Pejabat di Ibukota NKRI???
Bahkan investor dari China pun ditinggal oleh AHOK saat rapat dan rapat berlanjut seolah-olah investor dari China memimpin rapat dan memerintah ini dan itu kepada pemerintah anggota rapat lain
Sekedar tambahan, Jokowi ini disamping pernah melakukan ritual syirik saat memandikan mobil Esemka agar menyajikan sesajian sebagai tumbal agar dapat menolak bala dan mendatangkan rejeki serta kemudahan, ternyata Jokowi selama menjabat sebagai Gubernur pun tidak pernah mengujungi Majelis Taklim, menemui ulama, apalagi mendengar masukan dari ulama.
Jokowi tidak pernah berkomitmen terhadap Islam dan tidak pernah berhubungan dengan komunitas Islam. Bahkan Jokowi tidak pernah membangun Masjid meski sebelumnya sudah berjanji akan mendirikan masjid, yang ada malah AHOK merubuhkan Masjid tanpa permisi pada rakyat sekitar, apalagi ulama.
Maraknya pencitraan media massa ini persis saat SBY hendak jadi Presiden, Mentri Pertahanan Amerika mengunjungi SBY tapi tidak mengunjungi Mega yang saat itu masih jadi presiden???
Dan usai itupun segenap media massa seolah digerakkan untuk mengangkat SBY hingga SBY menjadi presiden, tapi apa hasilnya setelah SBY menjadi presiden???
Yang terjadi nyata adalah: Nazaruddin, Angelica Sondakh, Anas Urbaningrum, Ibas, Boediyono, Sri Mulyani, dll.
Perlu diketahui bahwa untuk iklan kurang dari 1 menit, harga yang perlu dibayar adalah sekitar lima juta rupiah. Lalu berapa kali iklan ditayangkan dalam 1 hari? dan berapa hari iklan itu keluar terus menerus?
Apalagi ini tidak hanya muncul dalam iklan, tapi berita utama, seluruh media TV, koran, Radio, bahkan dalam acara khusus yang durasinya lebih dari 1 jam. Berapa dana yang dikeluarkan?
Posting / status ini berbau SARA? lalu bagaimana dengan semua orang kristen yang memilih Jokowi-Ahok dalam PilGub? Apakah itu tidak SARA?
Jika Islam Mayoritas, Kristen Minoritas, Maka Umat Kafir akan hidup dalam damai,,, bahkan saking terlalu “damai”-nya, MINIMAL sudah 25juta muslim MURTAD menjadi kafir dalam kurun 1950-2004.
Namun jika Kristen Mayoritas, Islam Minoritas, Maka DAPAT KAMI PASTIKAN, BAHWA KRISTEN YANG BERAGAMA “KASIH” ITU PASTI MENGHABISI UMAT ISLAM! Dijamin 100%. Apalagi para Pejabat, Kepala Daerah, Anggota Legislatif dan MK dari golongan KAFIR.
Contoh kekuatan media massa yang lain adalah:
Saat peristiwa WTC 9-11, seluruh media mengatakan bahwa Islam adalah pelakunya, tapi ternyata??? Amerika sendiri pelaku peledakan gedung tersebut.
Sekarang? Segenap media massa milik kafir dengan gegap gempita menyiarkan dan meliput bahwa Jokowi yang 100% China dan Ahok (no comment) adalah “Setengah dewa”, layak untuk menjadi Presiden???
Well,,, silahkan anda menilai sendiri menggunakan hati,,,
DAN,,, TETAPLAH KRITIS DAN WASPADA + JELI,,,

Ditanya masalah Papua.. Gak paham
Ditanya masalah Century.. gak paham
Ditanya masalaj bus TJ.. Bukan Urusan saya lagi..
Kayaknya Tipe orang cuek. gak mau tahu serta gampang lepas tangan.. Satu lagi tidak pernah mikir dalam berucap JANJI..
...
Sejarah buruk bakal menanti negeri ini.. klo karakter tsb Jadi presiden

Siapa Sesungguhnya Handoko Joko Widodo (Jokowi) ?

by Ronin Samurai

image
Kutipan dari Pilkadaleask.blogspot.com
Pasangan underdog ini tiba-tiba melejit begitu pesat diluar prediksi sejumlah pengamat/lembaga survei. Sederet slogan/jargon dalam sekejap mampu membius warga Jakarta. Melalui icon ‘Perubahan’, Kartu Sehat dan Pintar plus menebar kartu nama seketika dapat menghipnotis pemilih. Di tengah euphoria hasil quick-count lembaga survei, pasangan Jokowi-Ahok serasa di atas angin. Baik Jokowi maupun Ahok membungkus citra personalnya sedemikian rupa agar bisa meyakinkan pemilih berlatar etnik/suku tertentu di Jakarta.
Siapa sesungguhnya H. Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama/BTP? Rumors yang menyebutkan nama depan Joko Widodo adalah Handoko sepertinya benar. Dan bukan seperti yang diwartakan atau disebut-sebut oleh timses atau para pendukungnya. Awalnya, saya tidak begitu percaya kepada isu gelap itu. Setelah dikonfirmasi memang begitu adanya. Informasi itu saya dapatkan dari orang dalam Keraton Kasunanan Surakarta Solo yang tidak ingin disebut namanya. Maklum saja, saat ini konflik di internal Keraton Kasunanan Surakarta tengah mencuat kembali.
“Nama aslinya itu Handoko Joko Widodo mas,” jawabnya saat saya ingin konfirmasi kebenaran isu tersebut. “Setahu saya, beliau itu mualaf,” ujarnya lagi. “Saya kurang tahu persis, apakah beliau sudah pergi haji atau belum. Saya juga kurang tahu apakah mualaf itu karena politik atau tidak,” sergahnya ketika saya tanya apakah benar hijrahnya Jokowi memeluk Islam disebabkan karena faktor politik atau tidak. Informasi ini saya gali ketika tengah berlibur ke Solo. Sebagian profil H. Joko Widodo mungkin sudah dapat dibaca di media-media mainstream. Hanya saja, saya ingin melihatnya dari perspektif yang berbeda. Sederhananya, bila inisial H merupakan Haji, dapatkah Jokowi membeberkan kepada konstituennya/pendukungnya/simpatisannya kapan beliau berangkat ke Mekkah?
Walikota Solo yang konon dilabeli ‘Obama van Java’ itu sangat lihai, lincah dan gesit mengubah persepsi masyarakat muslim Jakarta. Menyusup ke sejumlah tokoh dan kelompok-kelompok agamawan di Jakarta. Jokowi begitu piawai menyembunyikan identitasnya agar memunculkan kesan sebagai seorang muslim sejati. Sisi lain, mayoritas muslim di Jakarta memang tidak banyak yang mengetahui sepenuhnya rekam-jejak spiritual seorang Jokowi. Sebagaimana diketahui akar ke-Islaman yang tumbuh dan berkembang di Solo mayoritas berhaluan kepercayaan atau Islam garis keras (fundamentalis). Adapun kelompok-kelompok Islam yang berlatar moderat sangat langka pertumbuhannya. Percaya atau tidak, penggalan cerita itu dapat membuka persepsi kita tentang Jokowi.
Kita tidak menyoal perihal Jokowi memeluk Islam serta apapun haluan yang berkembang dalam Islam. Yang kita sesalkan adalah ketidakjujuran Jokowi. Saking cemasnya, Jokowi, atau timsesnya menuding sekelompok orang yang melayangkan isu mualaf, atau suara segelintir orang yang meragukan ke-Islaman Jokowi dianggap fitnah. Konon, penyembunyian identitas ini sengaja dilakukan agar Jokowi bisa leluasa menggandeng kelompok-kelompok Islam di Jakarta untuk kepentingan politik dirinya. Aktor utama yang membungkus rapih profile Jokowi adalah Kemenpera RI Djan Faridz. Sebagaimana diketahui, Djan Faridz berperan untuk menghimpun sekaligus memobilisasi kelompok-kelompok Islam di Jakarta guna memenangkan Jokowi-Ahok dalam pentas Pemilukada DKI Jakarta. Motif Djan Faridz sendiri dilatari oleh kepentingan bisnis agar bisa menguasai seluruh sektor bisnis di Jakarta, terutama sektor properti.
Rekam jejak Jokowi sebagai walikota Solo (Surakarta) bila disebut berhasil sangat relatif. Mengingat popularitas Jokowi di media berbanding terbalik dengan sejumlah fakta di lapangan. Di balik sanjungan dan pujian atas keberhasilannya, Walikota Solo Jokowi memiliki setumpuk pekerjaan rumah yang tidak (belum) terselesaikan. Apa sajakah itu? Mari kita bahas satu-persatu
1) Kemacetan
Dengan jumlah penduduk yang hanya sekitar 559.318 ribu jiwa (BPS 2011), beberapa ruas jalan di kota Solo masih terjadi kemacetan. Celakanya, kepadatan arus lalu lintas menjadikan Jalan Slamet Riyadi Solo dikabarkan bakal naik level dari C (lancar) menjadi D (macet). Hal tersebut menyusul menurunnya kinerja atau level of service (LOS) akibat sering terjadinya kemacetan di salah satu jalan protokol di Kota Bengawan itu. Menurut Kepala Bidang (Kabid) Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Solo, Sri Baskoro, level Jl Slamet Riyadi saat ini masuk pada level C, yaitu padat merayap. Menyusul adanya rencana pembangunan dua hotel di jalan tersebut, kini tengah dilakukan kajian terhadap level/status jalan itu. Ke depan, levelnya akan naik menjadi D, yaitu macet. Baskoro menjelaskan kondisi Jl Slamet Riyadi saat ini sudah cukup padat. “Kalau kenaikan jumlah kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang dulunya 7,5 persen, saat ini sudah melebihi angka itu,” kata Baskoro. Ia berharap agar ada terobosan-terobosan yang dilakukan pemerintah pusat untuk mengurangi angka kemacetan, termasuk di Kota Solo.
Di kota kecil Solo saja Jokowi belum berhasil mengurai kemacetan, apalagi di Jakarta. Dengan jumah penduduk Jakarta yang mencapai 9.607.787 jiwa dan status khusus, serta kewenangan yang terbatas kita meragukan Jokowi bisa meretas kemacetan dalam waktu singkat.
2) Tata Kelola Pasar di Solo
Di media mainstream Jokowi disebut-sebut sebagai walikota terbaik, terutama dalam melokalisasi dan mengelola pasar tradisional. Benarkah demikian? Dibalik kesuksesan tersebut, program relokasi Jokowi terhadap PKL berbanding terbalik dengan program revitalisasi pasar tradisional.
Beberapa pedagang di Pasar Panggungrejo, Jebres nasibnya kian terpuruk akibat omset mereka yang terus merosot. Sebelum direlokasi rata-rata para pedagang mampu mendapat masukan sekitar Rp400.000 per hari. Kini, mereka mengaku hanya mendapat sekitar Rp50.000 hingga Rp100.000. Kondisi Pasar Panggungerjo, Jebres, Solo semakin memprihatinkan. Sejak penyegelan terhadap 24 kios yang tidak ditempati oleh pedagang bulan Mei silam, kini belum ada perkembangan yang berarti. Dari 201 kios yang ada di pasar tersebut, hanya sekitar 40 kios yang secara rutin ditempati pedagang.
Pemkot Solo telah berjanji untuk memindahkan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang sekarang masih berjualan di sepanjang Jalan KH Dewantoro untuk dimasukkan ke Pasar Panggungrejo. “Namun sekarang kenyataannya PKL di sana masih banyak. Salah satu faktor itulah yang membuat pasar ini sampai sekarang sepi pengunjung,” ujar Sukinah, salah satu pedagang di sana. Masalah lainnya, saat ini masih banyak pedagang yang belum mau membuka kiosnya secara rutin. “Padahal walikota sudah meminta, kios yang tutup segera dialihkan ke pedagang yang lain. Tapi sampai sekarang juga belum ada tindakan lebih lanjut,” tukas Sukinah.
Sukinah yang berdagang di lantai 3 meminta kepada Pemkot Solo untuk segera mengambil langkah yang konkret untuk mengatasi masalah tersebut. “Yang terpenting pedagang bisa laku seperti dulu lagi,” katanya. Selain Pasar Panggungrejo, Walikota Jokowi juga masih dihadapi persoalan revitalisasi Pasar Klewer. Hal ini menjadi perhatian kalangan DPRD Kota Solo. Menurut sejumlah anggota dewan, pro-kontra di antara pedagang Pasar Klewer, sebaiknya Pemkot Solo menyelesaikan lebih dulu. Wakil Ketua DPRD Kota Solo, Supriyanto meminta Pemkot masalah lebih dulu terkait rencana revitalisasi Pasar Klewer secara internal dengan kalangan pedagang pasar itu. Sebelum melaksanakan berbagai tahapan ataupun persiapan. Mengingat, rencana tersebut juga belum jelas dan detil hingga detik ini.
Sebelumnya, jajaran pengurus HPPK juga telah menyampaikan aspirasi mereka terkait rencana revitalisasi Pasar Klewer, kepada Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN) DPRD. Ketua FPAN DPRD Kota Solo, Umar Hasyim menyatakan pihaknya segera menyampaikan aspirasi dan keluhan kalangan pedagang Pasar Klewer tersebut kepada Pemkot Solo agar bisa diperhatikan dan segera ditindaklanjuti.
3) Kemiskinan di Solo
Sebagai Walikota Solo, Jokowi juga tidak prestius dalam menekan jumlah penduduk miskin di Solo. Berdasarkan data Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Solo, jumlah penduduk miskin di Solo setiap tahun mengalami kenaikan. Pada 2009 tercatat ada 107.00 jiwa, naik menjadi130 ribu jiwa pada 2011 atau meningkat sekitar empat persen. Berikut ini data kemiskinan di Solo
Data penduduk miskin Kota Solo versi TKPKD
1. Tahun 2009: 107.000 jiwa
2. Tahun 2010: 125.000 jiwa
3. Tahun 2011: sekitar 130.000 jiwa
Peningkatan penduduk miskin
1. Dari tahun 2009 ke tahun 2010: 18.000 jiwa atau 16,8%
2. Dari tahun 2010 ke tahun 2011: 5.000 jiwa atau 4%
Kelurahan berpenduduk miskin paling banyak tahun 2010
1. Sudiroprajan, Jebres
2. Sangkrah, Pasar Kliwon
3. Kepatihan Wetan, Jebres
4. Semanggi, Pasar Kliwon
5. Ketelan, Banjarsari
4) Banjir dan Sampah di Solo
Jokowi juga belum berhasil menanggulangi bencana alam banjir yang setiap tahun merendam Kota Solo. Pada awal 2012 banjir di kota ini meluas hingga merendam 1.470 keluarga dengan ketinggian air 1 hingga 1,5 meter. Warga Kota Solo pun mengeluhkan soal sampah yang bakal menjadi bom waktu, karena hingga kini di kota Solo hanya ada satu Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang usianya sudah mencapai dua tahun dan dikhawatirkan tak mampu menampung sampah warga yang terus menumpuk.
Saking tak bisa ditangani dengan baik, luapan air juga merendam rumah Wakil Walikota FX Hadi Rudyatmo di Kampung Badran, Kelurahan Pucangsawit, Solo. Yang lokasinya tak jauh dari kawasan Bengawan Solo. Akibat kebanjiran, kelaurga Rudy terpaksa mengungsi di kantor percetakan milik salah seorang anaknya. Kantor tersebut tak jauh dari rumahnya namun lokasinya lebih tinggi sehingga aman dari luapan banjir.
Luapan air dilaporkan telah merambah pula di kawasan-kawasan yang selama ini cukup aman dari banjir. Kawasan sekitar kampus UNS dilaporkan juga tergenang air. Ribuan warga telah meninggalkan rumahnya untuk mengungsi di berbagai tempat yang aman.
5) Praktik Good Governance Jokowi Gagal
Praktik good governance (tata kelola pemerintahan yang bersih) di Kota Solo yang masih dijabat Jokowi jauh dari aspek keberhasilan. Data dari KP2KKN Propinsi Jateng, pada 2010 Kota Solo menempati urutan ke-empat di Jawa Tengah. Kemampuannya memainkan isu melalui media massa, menutupi beberapa kekurangannya selama menjadi Walikota Solo. Mantan Ketua Komisi E DPRD Kota Surakarta, Heru S Notonegoro membeberkan, dari sisi manajemen kepemimpinan dan penataan kota, sebetulnya masih banyak yang perlu dibenahi, dan Jokowi masih jauh bila disebut berhasil. Dia mencontohkan kasus pemadaman listrik jalanan Kota Solo selama beberapa malam pada akhir 2011 lalu. Ini terjadi karena Pemkot Solo menunggak pembayaran pajak penerangan jalan umum sebesar Rp9 miliar adalah contoh ketidakberesan menajemen Pemkot Solo. “Padahal rakyat sudah membayarnya lunas,” ujar Heru seperti dilansir dari detik.com, Kamis (5/4/2012).
Selain itu sistem manajemen informasi dan akses publik terhadap data dan informasi yang ada di Pemkot Surakarta masih sulit diakses, padahal UU KIP (keterbukaan informasi publik) telah menjamin hak-hak rakyat atas informasi. Persoalan lain, lanjut Heru kepada detik, adalah banyak perda yang belum bisa dilaksanakan dengan baik. “Perda Parkir, Perda tentang pajak dan restoran, juga Perda tentang iklan maupun hiburan, hampir semuanya belum berjalan maksimal. Begitu pula proyek citywalk dan Galabo adalah proyek miliaran rupiah yang gagal,” papar Heru.
Sebelumnya, kalangan DPRD juga menyoroti sejumlah ide, program serta proyek Jokowi yang belum terselesaikan atau bahkan tidak terealisasi. F-PKS DPRD Kota Surakarta mempertanyakan kelanjutan berbagai ide serta program Jokowi, di antaranya citywalk, bus tingkat Werkudara, kereta uap Jaladara hingga railbus Batara Kresna. F-PKS DPRD Kota Surakarta melihat ada indikasi proyek-proyek tersebut belum dipersiapkan secara matang dan dimaksudkan untuk jangka panjang tidak hanya sekadar mode. Sedangkan F-PD mempersoalkan laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota tahun 2011. Yakni, berdasarkan LKPJ 2011 dikatakan bahwa ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Solo tahun 2011 mencapai 18 persen. Namun faktanya, banyak RTH yang kondisinya terbengkalai atau tidak terawat.
6) Jokowi Gagal Sebagai Tokoh Pengayom?
Pendekatan humanis yang dilakukan Jokowi kepada warganya, ternyata belum terlalu jitu untuk menghindari terjadi gesekan di Kota Solo. Awal Mei 2012 lalu contohnya. Dua kelompok massa terlibat bentrok di Jalan RE Martadinata Gandekan, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Jawa Tengah yang menyebabkan dua korban luka terkena sabetan pedang. Menurut pantauan di Jalan RE Martadinata Gandekan Solo, ribuan kelompok ormas mendatangi daerah Kampung Sewu dan Gandekan dengan berjalan kaki. Mereka membawa senjata tajam, batang besi, ketapel dan tongkat pemukul, melintas di Jalan Tanggul dan memutar melalui RE Martadinata, seperti yang dilansir Antara News.
Sejumlah orang dari kelompok ormas, sebagian bersenjata tajam, masuk di gang Bangunharjo RT 1 RW 9, Gandekan dan langsung membacok korban, Ngadiman (60)-seorang tukang bengkel sepeda yang sedang duduk-duduk. Ngadiman terkena sabetan dari kelompok Ormas itu, terluka di kepala dan tangannya. Korban lainya, Haris, warga sekitar, tiga jarinya putus diduga terkena sabetan pedang dari kelompok Ormas. Kedatangan kelompok Ormas tersebut membuat Kampung Sewu dan Gandekan cukup mencekam terutama di Jalan RE Martadinata. Toko-toko di sepanjang jalan itu tutup, karena khawatir akan terjadi bentrok antara kedua kelompok tersebut. Dari enam aspek tersebut, kita dapat menilai rekam jejaknya dan siapa sesungguhnya Jokowi.

setelah jadi walikota solo yg berdampingan dengan wakil kristen Rudi, Kemudian Jokowi Memilih Pula wakil Kristen saat menjadi Gub. DKI.? dan mengapa kristen Ahok yang dipilih?
...
Karena Basuki Tjahja Purnama adalah representasi gerakan politik Cina-Kristen yang ingin menguasai politik Indonesia. Tak hanya Pemilukada dan Pemilu Legislatif, Pilpres pun hendak mereka menangi.

"Ketika mereka memiliki kewenangan dan kekuasaan, mereka akan melakukan apapun demi kepentingan pribadi. Masa bodoh dengan urusan partai, masyarakat apalagi negara.’’

Demikian yang dikhawatirkan wartawan senior Derek Manangka terhadap Cawagub DKI Basuki Tjahja Purnama alias Ahok. Dalam tulisannya jelang Pilkada DKI Jakarta putaran kedua September 2012 -- yang akhirnya dimenangi Jokowi-Ahok, Derek mencemaskan Ahok juga memiliki budaya yang sama dengan para pengusaha hitam keturunan China seperti Hartati Murdaya.

Setelah menjadi juragan besar dengan bendera korporat Berca Group, pasangan pengusaha Murdaya dan Hartati Poo masuk politik. Pada Pemilu 2004, Poo merapat ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), sedang istrinya ke Partai Demokrat (PD).

Belakangan, Murdaya Poo ditendang dari kedudukannya sebagai bendahara PDIP. Poo dinilai lebih asyik mendampingi Hartati yang pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PD.

Hartarti pun akhirnya digajul dari DPP PD, setelah ditangkap Komisi Pembrantasan Korupsi (KPK) dan dijadikan tersangka. Pengusaha wanita itu menyogok Bupati Buol, Sulawesi Tengah, Arman Batalipu, yang merupakan kader Partai Golkar. Rasuah diberikan agar perusahaan Hartati mendapat konsesi perkebunan.

Kelakuan Hartati memperpanjang daftar pengusaha hitam etnis Cina yang menggonjang-ganjing jagat Indonesia. Dalam skandal suap impor komoditas pertanian, tersebut pula sejumlah pengusaha Cina seperti Basuki, Sengman Tjahja, Elizabeth Liman, dan Yudi Setiawan.

Masih lekat dalam ingatan, pada awal 1990-an, Eddi Tanzil membobol Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) sebesar Rp 1,5 triliun ketika nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika sekitar Rp 1.500 per dollar. Kini, ketika nilai tukar rupiah mengalami depresiasi sekitar 700%, berarti duit yang digondol Eddi Tanzil setara dengan Rp 9 triliun, lebih besar dari nilai skandal Bank Century yang Rp 6,7 triliun.

Di penghujung tumbangnya Orde Baru, sejumlah pengusaha dan bankir Cina panen BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia). Banyak di antara mereka yang kemudian melarikan diri ke luar negeri dengan meninggalkan asset rongsokan sebagai jaminan dana talangan tadi.

Menurut catatan Kompas (2 Januari 2003), jumlah utang dan dana BLBI yang diterima Sudono Salim alias Liem Sioe Liong sekitar Rp 79 trilyun, Sjamsul Nursalim alias Liem Tek Siong Rp 65,4 trilyun, Sudwikatmono Rp 3,5 trilyun, Bob Hasan alias The Kian Seng Rp 17,5 trilyun, Usman Admadjaja Rp 35,6 trilyun, Modern Group Rp 4,8 trilyun dan Ongko Rp 20,2 trilyun. Total jendral, duit rakyat yang dikemplang 7 konglomerat hitam (meminjam istilah Kwik Kian Gie) ini sekitar Rp 225 trilyun.

Pasca rezim Orde Baru, muncul lagi pengusaha China yang membawa kabur uang dalam jumlah yang luar biasa besarnya. Misalnya Hendra Rahardja alias Tan Tjoe Hing, bekas pemilik Bank Harapan Santosa, yang kabur ke Australia setelah menggondol duit dari Bank Indonesia lebih dari Rp 1 triliun.

Kemudian ada Sanyoto Tanuwidjaya pemilik PT Great River, produsen pakaian bermerek papan atas. Sanyoto meninggalkan Indonesia setelah menerima penambahan kredit dari bank pemerintah.

Lalu Djoko Chandra alias Tjan Kok Hui, yang terlibat dalam skandal cessie Bank Bali, meraup tidak kurang dari Rp 450 miliar. Ketika hendak ditahan Djoko kabur ke luar negeri dan kini dikabarkan menjadi warga negara Papua Nugini.

Pada 2010, mantan kepala ekonom konsultan McKinsey, James Henry, menerbitkan hasil studinya soal penyelewengan pajak di luar negeri (tax havens). Menurut laporan tersebut, terdapat USD 21 triliun (Rp 198.113 triliun) pajak pengusaha di seluruh dunia yang seharusnya masuk kantong pemerintah, namun diselewengkan. Sembilan di antara para pengusaha pengemplang pajak itu berasal dari Indonesia,seperti James Riady, Eka Tjipta Widjaja, Keluarga Salim, Sukanto Tanoto, dan Prajogo Pangestu.

Menyadari bahaya Overseas China khususnya di bidang ekonomi, pemerintah sempat membatasi ruang gerak warga cina. Misalnya dengan Peraturan Pemerintah RI No. 10/1959 yang melarang orang-orang non-pribumi Cina khususnya WNA bertempat tinggal dan berusaha di desa-desa atau di daerah pedalaman. Imlek pun dilarang dirayakan di muka umum. Larangan itu tertuang dalam Inpres No 14/1967.

Namun eforia Reformasi kembali memberikan kebebasan seluas-luasnya bagi warga Cina. Instruksi Presiden BJ Habibie No.6/1998 yang menghapus istilah ‘’pri’’ dan ‘’non-pri’’ dalam kebijakan resmi pemerintahan dan bisnis.

Lalu Keputusan Presiden Abdurrahman Wahid No. 6 tahun 2000 yang menghapus pembatasan praktek-praktek budaya dan tradisi Cina pada tempat pribadi. Presiden Gus Dur juga mengakui Kong Huchu sebagai salah satu agama resmi yang diakui negara.

Selanjutnya UU Kewarganegaraan No. 12/2006, memberikan ruang sosial dan politik untuk mengekspresikan identitas budaya Cina.

Entitas Cina pun mulai berani mengorganisasi diri. Berdirilah misalnya Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) pada 28 Agustus 1998 dan dipimpin oleh seorang mantan Brigadir Jendral (Pur) Tedy Yusuf (Xiong Deyi).

Lalu ada INTI (Perhimpunan Indonesia Keturunan Tionghoa) yang dibentuk 10 April 1999 dengan pemimpin Eddy Lembong (Wang Youshan).

Gerakan politik warga Cina mulai melembaga dengan berdirinya partai politik yang digagas mereka. Lieus Sungkharisma (Li Xuexiong), aktifis Budha yang juga bendahara KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia), pada 5 Juni 1998 bersama empat orang pemuda Tionghoa Indonesia lainnya (Ponijan Liaw, Cecep Adhisaputra, Alexander Ferry Widjaya, dan Julianus Juta) mendirikan Parti (Partai Reformasi Tionghoa).

Pengusaha kayu besar dan anggota Bakom-PKB Jusuf Hamka (A Bun), mendirikan Parpindo (Partai Pembauran Indonesia). Sedang Tan Swie Ling, seorang penulis/wartawan Kristen, mendirikan Partai Warga Bangsa Indonesia. Pemilik travel agent Jakarta dan ketua Asosiasi Hakka, Nurdin Purnomo (Wu Nengbin), memimpin PBI (Partai Bhinneka Tunggal Ika Indonesia).

Dalam Pemilu, Partai Bhinneka Tunggal Ika bisa menempatkan wakilnya di DPR, yakni L Sutanto dari Kalimantan Barat (Kalbar). Menurut data Litbang Kompas, 15 dari total 560 anggota DPR periode 2009-2014 adalah keturunan China.

Sejumlah kepala daerah keturunan China, seperti Wakil Gubernur Kalbar Christiandy Sanjaya dan Wali Kota Singkawang Hasan Karman.

Sebelum bertualang ke Pilkada DKI Jakarta, Ahok memenangi pemilihan daerah pada 3 Agustus 2005 yang mengantarkannya jadi Bupati Belitung Timur. Kabupaten ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Tanjung Pandan, dengan populasi hanya 90.000 orang. Sebesar 4.7 % dari populasinya adalah keturunan Cina. Pasangan Ahok-Khairul memenangkan pemilihan di Belitung Timur dengan perolehan suara 17.578 atau 37,13 % dari total 47.340 suara sah (Tempo Interaktif, 19/8/2005).

Pada 22 Desember 2007, Ahok mengundurkan diri dari jabatannya untuk bertarung di pemilihan Gubernur Bangka Belitung. Dia dan pasangannya, Eko Cahyono, hanya menduduki peringkat kedua dengan memperoleh 32,63 % atau 14.000 suara.

Ahok lalu menjadi Sekretaris Jendral Partai PIB, sebelum kemudian membentuk LSM Centre for Democracy and Transparency.

Ditenteng rekan seimannya, pengusaha Hashim Djojohadikusumo, Ahok didampingkan dengan Joko Widodo di Pilkada DKI Jakarta. Menurut hasil exit poll versi Lembaga Survei Indonesia (LSI), pada Pilkada Jakarta 11 Juli 2012 seratus persen warga Tionghoa Jakarta memilih pasangan Jokowi-Ahok. Hasil survei ini diambil dari 410 Tempat Pemungutan Suara.

Berdasarkan data Sensus Penduduk tahun 2000, jumlah penduduk Tionghoa di Jakarta mencapai 460 ribu atau 5,5 persen dari total 8,3 juta total penduduk ibukota.

Menurut peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanudin Muhtadi, fenomena tersebut mengindikasikan semangat perubahan warga Tionghoa melalui figur Ahok.

Senafas dengan spirit politik Cina adalah politik Kristen. Politik Kristen menjadi faktor penting dan bahkan penentu kemenangan suatu calon dalam pemilu (Levis, 2005, Sandra Yocum Mize, 1999, Mills, 1997).

Sesuai aspirasi konstituennya yang tidak ingin Islam campur tangan di pemerintahan, Ahok terang-terangan menata Jakarta dengan sekulerisme. Kepada pers, pada awal Juli 2012 Pasangan Cagub-Cawabup DKI Joko Widodo-Basuki Purnama menyatakan akan lebih mendahulukan kitab konstitusi dibanding kitab suci dalam kehidupan bernegara.

Semangat Ahok kian kentara dengan menginjinkan untuk kali pertama kebaktian di kantor Pemda DKI Jakarta. Ia juga membela penempatan Lurah Susan Jasmine yang Kristen di Lenteng Agung yang merupakan basis muslim. Sebuah masjid di Jakarta pun dibiarkan digusur pada rejim Jokowi-Ahok.

Menurut analisis Pengamat Politik dan Dosen Ilmu Politik FISIP Universitas Sumatera Utara, Warjio, kebangkitan politik Kristen juga terlihat nyata dalam Pemilukada Sumut 2013 yang dipresentasikan pasangan Effendi Simbolon- Jumiran Abdi (ESJA) dan nama-nama calon dari Batak Kristen lainnya. Bahkan Ahok pun sempat disebut di internal Partai Damai Sejahtera (PDS) untuk dimajukan.

ESJA, terutama Effendi Simbolon, begitu rajin selama sebelum dan semasa kampanye mendatangi pimpinan gereja-gereja yang ada di Sumut. Walaupun kalah merakyat dibanding RE Nainggolan yang juga beragama Kristen, Effendi Simbolon lebih didukung karena menempati posisi yang lebih baik (Cagub) jika dibanding RE Nainggolan (Cawagub).

Warjio menyatakan, dalam kaitan dengan kesempatan, tentu dalam pandangan politik Kristen, akan lebih mudah membangun “Kerajaan Tuhan” jika dilakukan oleh gubernur ketimbang wakil gubernur.

‘’Pemilukada Sumut 2013, dalam pandangan Politik Kristen adalah satu kesempatan yang harus diraih. Inilah alasan yang menurut saya kemudian suara pemilih Kristen sangat bulat dalam mendukung Effendi Simbolon. Popularitas RE Nainggolan yang diterima luas terpaksa harus dinomorduakan demi kepentingan lebih besar,’’ papar Warjio.

Semangat politik Kristen untuk merebut RI-1 tecermin misalnya dalam Sidang Sinode yang dihadiri 700 pendeta dari seluruh Indonesia pada awal Maret 2013. Saat itu, Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla yang diundang sebagai narasumber, ditanya Pendeta Stefanus Marinjo, “Apakah Bapak Jusuf Kalla secara pribadi mau dipimpin oleh presiden yang non-Islam?”

Pertanyaan tersebut bukan basa-basi. Pada 2 Juli 2012, Hary Tanoesoedibjo (HT) cabut dari Partai Nasional Demokrat untuk menjadi calon wakil presiden Prtai Hanura, Wiranto.Deklarasi HT-Win digelar gegap gempita di Hotel Grand Mercure Jakarta dan dihadiri lebih 1000 kader Hanura.

Dalam sistem demokrasi transaksional Indonesia, sumberdaya HT sangat menjanjikan. Pengusaha Cina ini pada 2011 menduduki peringkat ke-22 dalam daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes, dengan total kekayaan US$ 1,19 miliar.

Sebagai bos MNC Group, Hary Tanoesoedibjo mengendalikan 20 stasiun televisi, 22 stasiun radio, 7 media cetak dan 1 media online.

Tahun ini, HT terang-terangan melawan aspirasi utama umat Islam Indonesia, dengan memfasilitasi istrinya menyelenggarakan Miss World 2013 di Bali dengan biaya sekitar Rp 120 Milyar. Bahkan dia sesumbar akan menyelenggarakan kembali kontes ini di Indonesia.

Namun, pasangan Win-HT bakal kalah jika Jokowi maju ke bursa pemilihan Capres. Akan tetapi kalaupun toh kalah nantinya, politik Cina-Kristen akan menguasai Ibukota Jakarta lewat Ahok. Skenario ini mengulang skenario sebelumnya ketika Jokowi loncat ke Jakarta dan membuat Solo dipegang Walikota yang Kristen.

KH Muhammad Alkhaththath mengingatkan, secara normative Allah SWT mengharamkan orang kafir berkuasa atas kaum muslim. Dalam QS. An Nisa 141 Allah SWT berfirman: “Dan Allah sekali-kali tidak akan memberikan jalan bagi orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang mukmin”.

Dalam Tafsir Jalalain, kata “sabil” dalam ayat tersebut diartikan “sabil bil isti’shal” yang artinya jalan untuk mencabut hingga ke akar-akarnya. Para mufassirin menggunakan kata “isti’shal” untuk menjelaskan adzab suatu kaum yang artinya mereka diadzab hingga musnah, tidak tersisa seorang pun. Artinya, Allah tidak mengijinkan orang Islam memberikan jalan bagi orang kafir untuk menguasai kaum muslim yang dengannya kaum muslim bisa dihabiskan hingga ke akar-akarnya.

Selain itu, fakta sejarah mencatat bahwa di beberapa wilayah di dunia umat Islam dihabiskan hingga ke akar-akarnya. Contoh yang paling nyata, adalah umat Islam di Andalusia. Andalusia adalah wilayah yang meliputi Spanyol, Portugal, dan Perancis Selatan. Di wilayah tersebut umat Islam pernah berkuasa sejak penaklukan pada tahun 711M hingga tahun 1492M atau sekitar 8 abad. Ketika umat Islam Berjaya di situ penguasa membangun peradaban Islam tanpa menghabisi para pemeluk agama lain. Tatkala umat Islam lemah, khususnya setelah terpecah menjadi para raja yang berkuasa atas berbagai wilayah (muluk at thawaif), maka kekuasaan kaum Katolik bangkit dan menguasai kembali Andalusia. Saat itulah, umat Islam dihabisi dari bumi Andalusia. Siapa saja muslim, siapa saja membaca Al Quran, dan siapa saja berbahasa Arab, semua dibunuh. Umat Islam dicabut dari Spanyol hingga keakar-akarnya.

Contoh paling dekat adalah kota Manilla, Philipina. Kota Manila adalah kota Islam yang didirikan Sultan Sulaiman. Manilla berasal dari kata fii amaanillah yang artinya doa semoga di dalam jaminan keamanan Allah SWT. Namun setelah kaum Nasrani Spanyol menyerang dan membersihkan kaum muslim dari Manilla dan kota-kota di Philipina bagian utara, maka kota Manilla menjadi satu-satunya kota Katolik di Asia.

"Apakah Jakarta akan mengikuti jejak Manilla dan Indonesia mengikuti jejak Andalusia?’’ gugat Sekjen Forum Umat Islam.



Menyikapi perkembangan politik menjelang Pilpres 2014, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kiai Kholil Ridwan, berpesan agar umat Islam harus kompak, lebih merapat, dan saling dukung. Kekuatan Islam harus berani melakukan gerakan ABJ (Asal Bukan Jokowi).

Jokowi tidak faham dan tidak mengerti adab dalam Islam. Jokowi melukai hati umat Islam. Di Solo meningga...lkan jabatan sebagai Walikota, kemudian sekarang Walikota Solo digantikan wakilnya yang Catholic. Di Jakarta, Jokowi juga meninggalkan jabatannya sebagai Gubernur, dan dengan demikian Ahok yang Kristen Protestant akan jadi Gubernur DKI.

Jokowi, seorang muslim yang tidak memiliki perasaan. Bayangkan Jakarta itu dibentuk dan direbut oleh Fatahillah dengan perang dan tetesan darah dari penjajah Portugis dan Barat. Tapi, sekarang dengan sangat mudah diambil oleh Cina Kristen. Kemenangan Fatahillah mengusir penjajah Barat Kristen, dan sekarang jatuh ke tangan Cina Kristen. Jakarta yang direbut dengan perang dan tetesan darah umat Islam, kemudian sekarang kota Islam Jakarta akan di-Kristenkan.

Maka, solusi agar umat Islam jangan salah dalam bersikap, perlu diadakan pengajian politik Islam. Jadi harus jelas. Politik Islam lawan dari politik kufur. Umat Islam harus hijrah dari politik Secularism dan Nationalism, kembali ke politik Islam. Kalau sikap hijrah ini diserukan terus-menerus, maka akan membangun kesadaran. Masalahnya, para da’i tidak menyerukan secara terus-menerus. Sedangkan orang-orang kafir memiliki 3M (Money, Media, Mass). Tetapi, sejatinya umat Islam punya 4M, yaitu Masjid, Ma’had (pesantren), Majelis Ta’lim, dan Masyarakat (umat). Keempatnya kalau didayagunakan secara optimal, kita umat Islam bisa bersaing dengan kekuatan orang-orang kafir.

Selengkapnya: http://goo.gl/YOPzYm

=============================

Mengapa Jokowi jadi musuh bersama? Karena, kalangan Islam sudah tahu bahwa Jokowi hanyalah 'boneka' bagi kepentingan Barat, Zionist, dan kalangan Kristen, yang ingin menguasai negara dan bangsa Indonesia. Menjadikan Indonesia sebagai tanah jajahan, sembari mengeruk kekayaan alamnya yang melimpah, menjadikan rakyatnya, kaum pribumi sebagai budak mereka, dan dibiarkan sebagai bangsa yang paria (gembel). Maka, perlu dibangun gerakan umat yang serentak, yaitu 'ABJ' (Asal Bukan Jokowi). Karena dia boneka Asing (Barat) dan Aseng (Cina).


Jokowi mengaku tak paham kasus Century
Reporter : Fikri Faqih | Rabu, 26 Maret 2014 09:15

146


Share Detail


Jokowi mengaku tak paham kasus Century
jokowi. ©2013 merdeka.com/muhammad luthfi rahman
Merdeka.com - Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo ( Jokowi ) beberapa waktu lalu mengatakan, lebih baik mengadu gagasan daripada berdebat. Namun ketika ditanyai apakah dirinya sudah memiliki gagasan, Jokowi berkilah, akan menyampaikan usai pemilihan legislatif.

"Ya nanti setelah pileg-lah," ujarnya di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (26/3).

Jokowi menambahkan, dirinya sudah memiliki visi dan misi, namun belum waktunya untuk menyampaikannya saat ini. Dia mengaku dirinya tidak mungkin menerima mandat dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri jika belum memiliki gagasan ke depan.

"Ya sudah siap, siap melaksanakan mandat ketua umum masak nggak siap. Tapi saya enggak mau ngomong sekarang, ngomongnya setelah pileg," katanya.

Jokowi mempersilakan kepada Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dan kader PKS Fahri Hamzah untuk menyampaikan lebih dahulu.

"Ya biar dia dan beliau-beliau dulu yang sampaikan," ungkapnya.

Tapi sayangnya, ketika Jokowi ditanyai mengenai masalah pendidikan, dia tidak memberikan jawaban. Bahkan ketika ditanyai apakah dirinya mengetahui kasus century, Jokowi menjawab tidak tahu.

"Saya nggak tahu tuh kasus century," tutupnya.

6 komentar:

  1. Ha ha ha dasar dongo. Bapanya marga oey tapi anaknya jadi wie.kalau mau jadi provokator nulisnya yang rapih.pak prabowo sendiri ada darah cina dan keluarga besarnya beragama kristen.dah biar aja siapa yang mimpin dua2nya ada darah cina,biar bisa mimpin orang2 dongo seperti yang punya blog ini.

    BalasHapus
  2. Semua di beri contoh , dulu islam berkuasa di sana dan disini, tapi kenapa gak bicara dulu hindu yang berkuasa dan sekarang islam yang berkuasa di bumi pertiwi ini.manusia macam apa kau ini.negara gak bakal bisa maju kalau banyak orang seperti kau.

    BalasHapus
  3. Ga tau malu,,,kliatan banget klo lo penjilat. Dapt brpa duit sih lo,,,,kt ga btuh provokator mcm lo,,,kami rkyat kcil udh tau mna baik dn bruk...Ancrit loo,,,,!!!!

    BalasHapus
  4. Halo,
    Perkenalkan, Nama saya Wenny
    Saya adalah development dari ForexMart, Kami melihat website anda dan kami ingin mendiskusikan kerjasama kemitraan dengan Anda. 
    Boleh saya minta kontaknya untuk menjelaskan lebih lanjut atau anda bisa langsung menghubungi saya ke wenny@forexmart.com, terimakasih

    BalasHapus
  5. Assalamualaikum wrb salam persaudaraan,perkenalkan saya Sri Wulandari asal jambi,maaf sebelumnya saya hanya mau berbagi pengalaman kepada saudara(i) yang sedang dalam masalah apapun,sebelumnya saya mau bercerita sedikit tentang masalah saya,dulu saya hanya penjual campuran yang bermodalkan hutang di Bank BRI,saya seorang janda dua anak penghasilan hanya bisa dipakai untuk makan anak saya putus sekolah dikarenakan tidk ada biaya,saya sempat stres dan putus asa menjalani hidup tapi tiap kali saya lihat anak saya,saya selalu semangat.saya tidak lupa berdoa dan minta petunjuk kepada yang maha kuasa,tampa sengaja saya buka internet dan tidak sengaja saya mendapat nomor tlpon Aki Sulaiman,awalnya saya Cuma iseng2 menghubungi Aki saya dikasi solusi tapi awalnya saya sangat ragu tapi saya coba jalani apa yang beliau katakan dengan bermodalkan bismillah saya ikut saran Aki Sulaiman saya di ritualkan dana gaib selama 3 malam ritual,setelah rituialnya selesai,subahanallah dana sebesar 2M ada di dalam rekening saya.alhamdulillah sekarang saya bersyukur hutang di Bank lunas dan saya punya toko elektronik yang bisa dibilang besar dan anak saya juga lanjut sekolah,sumpah demi Allah ini nyata tampa karangan apapun,bagi teman2 yang mau berhubungan dengan Aki Sulaiman silahkan hub 085216479327 insya Allah beliau akan berikan solusi apapun masalah anda mudah2han pengalaman saya bisa menginspirasi kalian semua,Assalamualaikum wrb.JIKA BERMINAT SILAHKAN HUB AKI SULAIMAN 085-216-479-327,TAMPA TUMBAL,TIDAK ADA RESIKO APAPUN(AMAN) .

    BalasHapus